Part 3

699 Kata
Lastri menstarter motornya dan segera meninggalkan tempat les Zaina. Bukan pulang kerumah melainkan bertemu temannya Fira, mereka berencana pergi dan bertemu dengan selingkuhan Fira. "lama amat sih nungguin sampe berjamur nih .... " kata Fira sambil berdecak kesal karena terlalu lama menunggu Lastri. "ya maaf laaaah kan lu tau sendiri harus urus misua dan anak, tadi anter Zaina dulu soalnya." "yowes kita berangkat sekarang dah ditungguin nih gak enak kalo kelamaan" Fira mengajak Lastri untuk segera pergi menemui sephia alias selingkuhannya di sebuah warung makan di pinggir kota. "hai bang ... maaf ya dah lama menunggu soalnya aku sama temenku nih kenalin namanya lastri" Lelaki itu mengulurkan tangannya pada Lastri dan memperkenalkan dirinya sebagai Agus. "hai salam kenal, aku Agus" "hai .. . aku lLastri temen Fira" Mereka terlihat bercengkerama dan kadang Fira bergelayut manja pada Agus sedangkan Lastri seperti obat nyamuk dan sesekali tak dianggap ada oleh mereka. "hmmm .. . sorry ya aku ijin pulang duluan mo jemput anakku dah selesai les nih bentar lagi" kata Lastri meminta ijin undur diri jadi obat nyamuk bagi temen karibnya itu. "Owh ya udah sana buruan takutnya kelamaan nunggu anak loe tar nangis gurunya yang bingung .. . " sahut Fira mengusir secara halus agar Lastri segera pergi. ************* "Zaina ... ganti bajumu dulu sebelum pergi main sama temen-temen ya" Lastri menyuruh anaknya ganti baju sebelum bermain. Ia menyerahkan satu stel pakain pada Zaina agar segera menggantinya dan segera pergi bermain. Zaina keluar rumah dan menghambur bersama teman-temannya yang sedang main di pos rondaa dekat rumahnya. Lastri sendiri asik memainkan gawainya dan tersenyum sendiri tersipu malu. "halo sayang .. . lagi apa? kangen nih" wa masuk dari Wira, PILnya. "aku baru pulang jemput Zaina dari tempat les, aku juga kangen banget sama kamu" balas Lastri "Kita ketemu yaaa sore nanti jam 3 ditempat biasa, dah kangen banget nih sehari gak liat kamu serasa sewindu" "halah gombal mugiyo .. . baru ketemu kemarin sore" "hehehe habisnya kamu nggemesin sih jadi kangen terus, pengen peluk dan cipok kamu lagi dan lagi .. . bibirmu bikin candu bagiku, memangnya kamu gak kangen apa?" "ya kangenlah sama kayak kamu .. . cuma aku gak se vulgar kamu, jadi malu iiiih" Wajah Lastri merah merona malu malu kucing membaca wa dari Wira. Tak terasa hari berlalu begitu cepat, jamsudah menunjukan pukul dua siang. Lastri sedang mempersiapkan dirinya berdandan untuk pergi bertemu kekasih gelapnya. Diamelenggak lenggok mematutkan diri agar terlihat sexy dan cantik dihadapan Wira. "sayang ... ibu ada urusan sebentar diluar, kamu dirumah saja ya sebentar lagi juga bapakmu pulang dari pasar" Lastri terlihat sedang bernego dengan gadis kecilnya agar mau ditinggal sendiri dirumah, agardia leluasa berpacaran diluar sana. "tidak mau ... aku mo ikut aja" "hmmm jangan ... cuma sebentar aja soalnya ibu mau ngebut biar cepet pulang juga, nantiibu kasih sepuluh ribu deh buat jajan yaaaa, gimana? " "beneran loh ya cepet pulang, mana uang sepuluh ribunya ... " gadis kecil itu akhirny mau ditinggal dengan syarat dikasih uang saku sepuluh ribu sebagai kompensasi. Lastri segera menstarter motornyà dan bergegas pergi ketempat biasa dia janjian dengan Wira. Selang beberapa menit sampailah dia ditempat tujuan, dari jauh terlihat Wira melambaikan tangannya dan tersenyum kearah Lastri yang baru datang saat itu. "Dah lama nunggu ya mas ... maaf ya agak telat soalnya tadi ngebujuk Zaina lama banget biar mau ditinggal, jadikita bisa bebas" Lastri menjelaskan kenapa ia sedikit terlambat dan dia tersenyum menggoda. Wira tersenyum menyeringai ... tangannya meremas tangan Lastri. Ada gelanyar aneh yang dirasakan kedua insan yang sedang dimabok cinta, cinta terlarang lebih trpatnya. Darahnya berdesir kuat jantung Lastri serasa mau copot ... tapi dia menyukai rasa ini, rasayang sudah tidak didapatkannya lagi dari Arif. Entah siapa yang memulai ... tiba-tiba saja bibir mereka telah berpagut, tangan Wira memeluk mesra pinggang lastri dan sebaliknya Lastri memeluk Wira. Hasrat merekaa menggelora .. . tangan Wira pun mulai bergerilya menyusup masuk menggapai gunung kembar Lastri. Untuk sesaat Lastri terlonjak kaget, otaknya ingin menolak tapi tidak dengan tubuhnya. Mereka sangat menikmati keintiman dan kehangatn ini hingga mereka disadarkan oleh suara hape Lastri yang sangat nyaring karena lupa di silent. Mereka merapikan kembali pakain dan rambut yang terlihat acak - acakan kemudian tertawa berdua menertawakan kelucuan mereka.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN