22

1521 Kata

Sena berlari dengan susah payah saat kaki mungilnya menapaki jalanan aspal yang tertutup oleh salju tebal. Dirinya tak tau berada di mana saat ini. Yang jelas kakinya terus membawanya untuk melewati gang-gang sempit dengan penerangan yang minim dan tentu saja jalanan yang licin. Sena tetus berlari. Napasnya terengah, keluar sebagai uap putih di udara Toronto yang menusuk. Sepatu botnya menghantam permukaan beku, hingga dirinya berulang kali terpleset. “Ah—!” Lagi-lagi tubuhnya oleng. Kaki kirinya mendarat dengan pijakan yang salah. Sepertinya kakinya terkilir. Karena saat ini dia bisa merasakan jika pergelangan kakinya berdenyut hebat. Sena terhuyung, nyaris jatuh berlutut, tapi adrenalin memaksanya bangkit. Tangannya gemetar saat menyentuh dinding bata dingin gang itu untuk menopan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN