bc

Menantu Konglomerat

book_age18+
132
IKUTI
1K
BACA
HE
heir/heiress
bxg
lighthearted
brilliant
genius
loser
campus
like
intro-logo
Uraian

Nanda terpaksa jadi menantu kontrak keluarga Setiawan, salah satu keluarga terkaya di negeri itu, demi bisa membiayai terapi ibu angkatnya, Fasya. Dia selalu dihina dan dianggap sebagai menantu tidak tahu diri. Tidak hanya itu, keluarga Setiawan tidak pernah mengakui Nanda sebagai menantu. Dia selalu direndahkan dan dianggap sebagai pembantu di sana.

Sampai suatu ketika, seorang perempuan memberitahukan bahwa dia adalah Tuan Muda Daidalos, keluarga terkaya di Asia. Dan, saat itu juga, dia menjadi miliarder terkaya di Asia!

Nanda bertekad membalas semua yang telah menghinakannya, terutama seluruh anggota keluarga Setiawan.

chap-preview
Pratinjau gratis
Cepat Angkat Semen-Semen Itu!
“Kerja itu yang becus, jangan cuma bengong terus ngeliatin temen-temenmu angkatin semen!?” “Ta-tapi, Pak, saya sudah bekerja dari jam tujuh tadi dan belum ambil jatah istirahat makan siang sama sekali. Sedangkan mereka, sudah ambil lebih dulu jam satu siang tadi. Saya belum makan, Pak, saya capek.” “Masabodo! Cepat kerja, dari pada kamu dipecat!?” Nanda, pria jangkung nan tampan, nampak mengelap peluh keringatnya setelah bekerja setengah hari penuh. Tapi, bosnya tidak peduli ketika dia ingin ambil jatah istirahat makan siang. Dia terlihat menyedihkan. Topi capil yang sudah usang, juga rompi yang mulai koyak merupakan pakaiannya ketika bekerja. Otot kekar terpampang jelas di tangannya yang sedikit terbuka menggunakan rompi, terlebih ketika dia berjalan menuju tumpukan semen dan mengangkatnya, lima sekaligus. Ini adalah tugas tim kontruksinya, memindahkan semen dari tiga truk besar ke dekat tempat kontruksi bangunan berlangsung. Setiap pekerja dijatah mengangkat 50 kantung semen, tapi Nanda sudah menyelesaikannya jam satu tadi. Dan, yang lebih parah, pekerjaan seberat itu hanya dihargai 300 ribu per harinya. Karena tidak ingin dipecat, mau tidak mau, Nanda harus mengikuti perintah bos sekaligus mandor kontruksinya. “Baik, baik, Pak, saya akan mengangkatnya 50 lagi,” kata Nanda, tanpa menghiraukan penat dan ngilu yang sudah terasa di punggung. Dari kejauhan, nampak seorang wanita sedang mengamati Nanda. Dia menggunakan rok se-lutut, rambut pirang sedikit kemerahan, dan setelan jas rapi dalaman kemeja putih. Satpam-satpam yang berjaga di pos sempat memandanginya lekat-lekat, tapi mata wanita itu jauh lebih buas dari harimau kelaparan. Mendekati Nanda yang sedang menyandar di dekat tiang beton, wanita itu menggoyangkan telunjuknya sambil menatap Nanda sedikit marah. “Tuan Nanda, jangan seperti itu, mari kita kembali ke kediaman keluarga Daidalos. Saya bersumpah, saya tidak bohong! Anda adalah satu-satunya pewaris sah dari seluruh harta kekayaan Daidalos.” “Tuan Nanda, percaya pada saya, Anda adalah Tuan Muda Daidalos yang tiga tahun belakangan hilang setelah insiden yang menimpa Anda. Tuan Besar Davin mencari Anda sejak tiga tahun lalu, dan saya dapat informasi tentang Anda yang diasuh oleh seorang asisten rumah tangga dari salah satu intel senior Daidalos. Anda adalah Legume Magician yang sudah lama hilang. Saya bisa buktikan bahwa Anda memang Tuan Muda Daidalos. Saya tidak bohong!” Wanita itu kesal karena Nanda tak sedikitpun menghiraukan ucapannya. “Daidalos membutuhkan kecerdasan dan kepiawaian Anda. Lebih-lebih, Tuan Besar Davin setelah ini memutuskan pensiun dan menuntutku segera mencari pengganti. Hanya Anda yang pantas, Tuan, selaku satu-satunya pewaris sah yang punya ikatan darah dengan Tuan Besar Davin. Hanya saja, saat pewarisan akan berlangsung, Anda tiba-tiba menghilang dan dikabarkan Anda lupa ingatan karena sebuah insiden di jalan raya.” “Sudahlah, jangan membual, memangnya kamu siapa? Aku memang pernah lupa ingatan dan diasuh oleh seorang asisten rumah tangga. Tapi, aku yakin, Tuan Besar Daidalos bukanlah diriku. Mungkin kamu salah orang.” “Aku mohon, Tuan, kembalilah ke Daidalos karena kami sudah menunggu kehadiran Anda tiga tahun belakangan.” Melihat tumpukan kantong semen yang masih berjajar di dalam bagasi truk, Nanda segera bangkit dan menyelesaikan tugasnya agar bisa mendapat jatah istirahat sekaligus nasi bungkus yang siang tadi belum dia makan. Mata Nanda melirik wanita itu dan berkata, “Masih ada delapan sak semen lagi. Jadi, jangan ganggu aku, oke?” Kesal bercampur sedih, wanita itu memilih diam dan menunggu sampai Nanda menyelesaikan seluruh pekerjaannya. Dia tidak mau kehilangan Nanda untuk kedua kalinya. Apalagi, hanya Nanda satu-satunya pahlawan yang dapat menyelamatkan Daidalos dari ambang kehancuran. Padahal dulu, Nanda merupakan Tuan Muda yang paling disegani di kalangan para miliarder, tapi sekarang, kenapa dia berubah jadi petugas kontruksi dengan gaji rendah? Apa ada yang salah dengan Nanda? “Bagaimana, Tuan, saya diperintah langsung Tuan Besar Davin membawa Anda pulang ke Daidalos? Saya dan Tuan Besar Davin berjanji akan berusaha sebaik mungkin agar ingatan Tuan Muda kembali dalam waktu singkat, tidak peduli berapapun biayanya!” “Cih, lelucon macam apa? Jangan menghalu di siang bolong! Aku cuma petugas kontruksi rendahan. Jangan samakan aku dengan Tuan Muda Daidalos yang berwibawa dan sangat disegani!” Kembali, wanita cantik itu merayu Nanda dengan mengajaknya kembali ke Daidalos. “Pikirkan baik-baik, Tuan, saya akan datang lagi menemui Anda.” Nanda fokus menyelesaikan seluruh pekerjaannya dan mengambil jatah istirahat makan siang, lantas kembali dengan pakaian penuh debu dan bercak semen yang habis tercampur dengan air. Dalam hatinya, ada sedikit rasa percaya kalau apa yang dikatakan wanita itu adalah fakta. Pasalnya, dengan perawakan atletis dan wajah tampan, harusnya dia merupakan anak orang kaya. Apalagi saat dia pertama bekerja sebagai kuli bangunan, badannya gatal-gatal karena debu dan dempulan semen yang terciprat ke wajah. “Ah, sial. Ini membingungkan,” gerutunya. Sekembalinya dari kantor kontruksi, Nanda berjalan menuju sebuah komplek mewah di sekitaran kota JC. Seperti biasa, satpam komplek menghinanya karena menganggap Nanda beruntung telah jadi suami kontrak Keluarga Setiawan. “Cih, si miskin sudah pulang. Mampus, kamu cuma dimanfaatin di sana!? Cerai aja, deh, dari pada hidupmu makin tersiksa,” ujar Joko, sopir salah satu keluarga terkaya di komplek itu. Dia sedang bincang santai dengan para satpam. Nanda tidak menghiraukannya dan memilih pulang. Tapi, belum sempat dia melangkahkan kaki ke halaman villa, sebuah mobil Mercy merah datang dan menekan klakson keras-keras. “Ma-maaf, Bu!” Perempuan di dalam mobil adalah ibu mertuanya, Madame Sherlyn Amelia! “Jangan panggil aku ‘Ibu’, dasar miskin tidak tahu diri!?” Madame Sherlyn memandang Nanda dengan tatapan kotor nan jijik. Dia lalu mengeluarkan map cokelat berisi beberapa kertas. “Ini, cepat tanda-tangani surat perceraianmu dengan Claudia, secepatnya!” Wajah Nanda berubah 180 derajat. “I-ini, kenapa tiba-tiba?” “Kenapa? Kamu tanya kenapa? Ingat ya, Nanda, kami sudah berbaik hati memberimu tempat tinggal selama tiga tahun. Kami memenuhi hakmu untuk membantu biaya perawatan penyakit langka ibumu, Fasya, harusnya kamu penuhin hak kami buat minta kamu ceraiin Claudia!?” “Ingat ya, kamu itu cuma kuli bangunan sama pelayan di klub malam, nggak ada bandingannya sama pacar baru Claudia! Kamu emang tampan, maskulin, sama punya body bagus, tapi itu semua nggak berguna karena kamu miskin, nggak bisa beliin semua keinginan kami. Sekarang, apa yang kamu punya selain tenaga? Nggak ada, kan?” Madame Sherlyn menatap Nanda dengan alis terangkat. “Tuh, lihat, pacar baru Claudia, anak miliarder paling kaya di kota ini. Tas ini, harganya 40 juta, dibeliin pacar baru Claudia. Habis ini, keluarga Setiawan mau dibeliin mobil Fortuner putih. Lah kamu, bisa apa? Bayar sewa tukang kebun sama petugas keamanan villa aja kadang nunggak. Cih, kerja cuma kotor-kotoran tiap hari, tapi hasilnya apa? Beli tas mahal aja nggak sanggup!?” Semua itu bermula ketika Nanda kehilangan ingatan akibat sebuah insiden. Dia diselamatkan seorang perempuan baik hati bernama Fasya yang waktu itu jadi asisten villa tangga keluarga Setiawan. Naas, baru beberapa bulan jadi pembantu di sana, ayah kandung Claudia meninggal dan terpaksa mereka menjadikan Nanda sebagai suami kontrak untuk memenuhi kebutuhan mereka. Madame Sherlyn dan Claudia tidak bekerja dan hanya memanfaatkan hasil kerja keras Nanda. Tapi, sebaliknya, Nanda tidak pernah dianggap. Meski setelah semua yang Nanda berikan pada keluarga Setiawan, keduanya masih tidak tahu diri dan merasa bahwa Nanda adalah laki-laki yang tidak berguna sama sekali. Tiga tahun belakangan Nanda bekerja dan memberikan semua hasilnya pada ibu mertua dan istrinya. Tapi, parahnya, dia tidak dianggap, bahkan diperlakukan layaknya seorang b***k di keluarga Setiawan. Kalau bukan karena kebaikan ayah kandung Claudia yang berkenan membiayai perawatan penyakit ibu angkatnya, Nanda pasti sudah membalas perlakuan Claudia dan Madame Sherlyn. “Kenapa malah bengong? Ini berkasnya cepat tanda-tangani!?” Madame Sherlyn kembali mencibir. “Setelah menandatangani ini, cepat kemasi barang-barangmu dan balik sama ibumu yang sudah sakit-sakitan! Aku sudah menghubungi petugas keamanan buat usir kamu.” “Aku bekerja keras selama tiga tahun, dan seluruh gajiku kalian semua yang pakai. Satu rupiah pun tidak ada yang aku ambil, tapi kenapa aku malah diusir?” ekspresi Nanda semakin bingung. “Heh, apa kamu bilang? Uangmu bekerja tiga tahun setara sama uang yang diberi pacar baru Claudia setelah mereka menjalin hubungan selama dua minggu. Mau apa? Cepat pergi dari sini dan jangan sekali-kali kamu injakin kaki di villa keluarga Setiawan!” “Villa keluarga Setiawan, apa maksudnya? Aku yang bayar cicilan villa ini sampai benar-benar lunas.” “Hahaha, apa kamu lupa, nama di sertifikat tanah dan villanya adalah nama Claudia, tidak ada hubungannya denganmu. Karena itu, cepat tandatangani surat cerai ini dan pergi! Aku bisa gudikan terus berdiam di sekitarmu!” Kondisi Nanda sudah capek fisik, ditambah lagi capek pikir karena memikirkan tawaran wanita cantik tadi. Kalau dia emosi, dia bisa pingsan karena dia belum sama sekali memakan jatah nasi bungkus istirahat siang tadi. Demi menuruti janjinya pada ayah kandung Claudia, Nanda terpaksa bekerja keras demi bisa membahagiakan Claudia dan Madame Sherlyn, tapi nyatanya, semua itu tidak cukup. Kini, penyelamat ibu angkat Nanda sudah tiada, dan Nanda merasa, dia telah menunaikan janjinya pada Micky, ayah mertuanya agar terus menafkahi keduanya selama tiga tahun. Nanda tidak langsung menandatangani surat perceraian itu karena ini sudah mendekati akhir bulan. Yang berarti, jika dia pergi dari villa keluarga Setiawan, dia juga harus hengkang dari pekerjaaannya sebagai kontraktor dan pelayan klub malam. Dia tidak ingin gaji bekerja sebulan utuh, hangus begitu saja. “Aku mohon, beri aku waktu sampai ganti bulan. Aku janji akan tanda-tangani surat cerai itu! Aku bersumpah!”

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.5K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

TERNODA

read
198.4K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
29.8K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.1K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
42.2K
bc

My Secret Little Wife

read
131.9K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook