bc

Istri Baru Suamiku

book_age4+
37
IKUTI
1K
BACA
drama
polygamy
wife
like
intro-logo
Uraian

"Selamat ulang tahun sayang" nyaring suara Mas Rudi membahana di kamar kontrakan yang sudah kami sewa 2 tahun terakhir. Aku menggeliat. Berusaha untuk bangun dari tidurku. "Hati-hati sayang, perutmu sudah besar" kata Mas Rudi lagi. Mas Rudi mencoba membantuku untuk bangkit.

"Terimakasih" jawabku pelan seraya memeluk tubuh kurusnya.

"Maaf, hanya ini yang bisa mas berikan" katanya lagi. Kue ulang tahun berukuran mini dengan 1 lilin kecil yang sudah lebih dulu di nyalakan, dia sodorkan ke arahku.

chap-preview
Pratinjau gratis
Part 1
Lestari Andriani "Mas, jam segini baru pulang?" tanyaku pada mas Rudi yang baru saja tiba dari kantor tempatnya bekerja. Rasa lelah terlihat begitu nyata dari wajahnya. "Mas lembur tadi sayang. Besok perwakilan dari kantor pusat buat meriksa laporan. Jadi yaa mas harus lembur buat selesein semuanya. Kenapa sayang? Apa kamu merasa sakit? Atau sudah merasa mau melahirkan?" Wajah Mas Rudi yang awalnya terlihat sangat lelah berubah menjadi khawatir. "Tidak mas. Mas terlalu berlebihan deh. Aku gak apa-apa mas. Aku cuma takut aja mas kecapean" jawabku lembut. "Mas gak cape koq. Kan ini semua buat kamu dan calon anak kita. Lagian setelah mas liat wajah kamu, rasa lelah mas langsung hilang" jawab mas rudi sambil menyunggingkan senyum nakal. Matanya mengerling genit ke arahku. "Ihhh, mas genit deh" jawabku dengan muka yang memerah karena malu, kemudian memukul lengannya pelan. Melihat reaksiku Mas rudi hanya terkekeh tertawa. "Sayang, papa lihat muka mamamu merah karena papa goda. Mama kayaknya malu" Mas Rudi berkata sambil mengelus perutku yang sudah membuncit. Wajah mas Rudi semakin dekat ke perutku. Membuat jantung bergerak tak beraturan. Serta nafasku memburu. Entahlah..., sudah 1 hatun lebih aku menikah dengan pria sederhana yang amat sangat aku cintai ini. Namun hatiku masih saja berdebar kala dia menggodaku dengan nakal. Bahkan saat melakukan hal yang menyenangkan hingga aku hamil pun, aku masih malu untuk mengekspresikan rasa nik mat nya surga dunia. Biasanya aku hanya diam dengan nafas terenggah. Tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Mataku selalu tertutup. Serta tanganku selalu diam tak melakukan apa yang akan menambah rasa nik mat untuk suamiku. Bahkan setelah selesai semuanya. Aku akan langsung membalikkan badan memunggungi suamiku. Menyembunyikan wajahku di balik selimut yang membungkus tubuh kami tanpa cang kang. Tersenyum bahagia karena merasa di cintai. "Sayang, hari ini papa cape banget. Abis lembur, biar yang papa banyak. Tapi meski capek banget, papa pasti nengokin kamu. Kamu kangen kan sama papa? Tunggu papa mandi sama makan dulu yaa. Abis itu papa pasti nengokin kamu di dalam" kata mas rudi lagi. Masih dengan wajah yang menghadap ke perutku. Aku hanya tersenyum malu. Mukaku merah. Semerah udang yang di rebus terlalu matang. "Ihh mas genit deh. Aku malu tau" kataku. Sengaja ku palingkan wajahku pada tembok rumah kontrakan yang sudah ku huni 2 tahun terakhir ini. Berjaga kalau-kalau mas rudi menoleh melihat wajahku yang sudah merah padam karena rasa malu. "Kenapa musti malu sayang? Kita nikah udah setahun lebih lho" Lagi-lagi mas rudi mengerling nakal ke arahku. Aku hanya bisa membuang muka dengan wajah yang bersemu merah menyembunyikan rasa maluku. Setelah selesai mandi dan makan malam, seperti janjinya mas rudi dia mengajakku ke peraduan. Menghirup dalam aroma tubuhku, serta membelai seluruh tubuhku dengan penuh kelembutan. Aku yang terlena dengan perlakuan mas rudi hanya bisa pasrah, ketika satu per satu cangkang yang menutup tubuhku ter hempas kelantai. Jujur saja, setiap perlakuan mas rudi padaku membuatku terbang tinggi. Jantungku berdebar kencang saat de si ran dahsyat memenuhi rongga dadaku. Membuat bagian in ti dari tubuhku merasakan sensasi ke nik ma tan yang luar biasa. Sengaja aku mengatur nafas. Menahan setiap helaan nafas saat tubuhku mulai ingin me le dak agar tak terdengar men de sah. Hingga mas rudi sampai pada puncaknya. Dan aku tetap seperti dulu. Membalikan tubuh dan bersembunyi di balik selimut. Berusaha mengatur nafas yang menderu karena sama-sama mencapai puncak. "Sayang..., setiap kita selesai melakukannya kamu selalu memunggungiku.." pertanyaan mas rudi sontak membuatku gelagapan. Bingung aku harus menjawab apa. Aku diam bergeming sementara dadaku semakin berdetak tak beraturan. Dengan gerakan cepat, mas rudi memeluk tubuh polosku tanpa cangkang dengan tubuh polos mas rudi tanpa cangkang pula dari belakang. Membuatku kembali berdesir. "Kenapa sayang?" Tanya mas rudi lagi. Entah kenapa yang mana yang mas rudi pertanyakan. Apakah pertanyaannya tadi, atau mas rudi menyadari jika tubuhku kembali berdesir menginginkan dirinya kembali. Aku masih diam bergeming. Perlahan namun pasti, mas rudi men ja mah setiap le kuk dari tubuhku. Memainkan apa saja yang dapat dia raih dengan tangannya. Ingin rasanya aku membalikkan tubuh dan balik memeluknya. Menerjangkan dengan serangan demi serangan tanpa ampun, agar dia kembali membawaku terbang menuju puncak kenikmatan tersembunyi. Namun rasa maluku lebih besar dari rasa egoku. 'Mas..., give me more. Please' jerit batinku. "Sayang..., kamu udah tidur?" Mas rudi kembali bertanya. Namun aku tetap diam. Diam dan menikmati setiap sentuhannya. "Sayang..." panggilnya lagi. "Iya mas..." kali ini ku jawab panggilannya. Nafasku memburu saat mengucap kalimat tadi. Mungkin itu yang membuat tangan mas rudi semakin menggerilya memainkan gunung yang sudah mulai mengeras puncaknya. Nafasku semakin memburu. Bagian intiku meminta untuk di sentuh. Aku menggerakan kaki membuka sedikit lebar pa ha ku. Mungkin mas rudi mengerti maksudku. Tangannya mulai meraih yang tersembunyi di bawah sana. Memainkannya sembari masih memelukku dari belakang. Hingga aku merasa ada sesuatu yang sudah mulai siap untuk kembali berpetualang. Dengan gerakan lembut mas rudi membalikan tubuhku. Me lu mat semua yang tampak oleh matanya. Hingga kami mengulang kembali kejadian beberapa waktu lalu. Hal menyenangkan yang selalu ingin aku lakukan setiap saat. Mas rudi memacu tu buh nya di atas tubuhku. De sa han nafas ke nik ma tan terdengar dari mulutnya. Di iringi dengan kalimat yang terkesan jo rok namun aku suka terlontar dari mulutnya. Hingga mas rudi menghentakan tubuhnya lebih cepat lagi mengantarkan kami melewati puncak bersama. Malam yang indah. . . . . . Pagi-pagi sekali mas Rudi sudah bangun. Padahal biasanya setelah kami melewati malam panjang yang menyenangkan, dia akan bangun kesiangan. Hampir pukul 5:30 pagi dia baru bangun untuk mandi besar dan menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim. Itupun harus aku yang membangunkannya. Tapi pagi ini dia sudah bangun pukul 4:30. Bukannya lantas ke kamar mandi, dia malah memelukku dari belakang saat aku sedang menyiapkan sarapan sekaligus bekalnya nanti. "Sudah bangun mas? Tumben?" tanyaku tanpa mengalihkan pandanganku dari masakan yang sedang ku pasak. "Kamu masak apa?" Dia malah balik bertanya. "Capcay mas dengan telur puyuh dan tempe goreng. Maaf mas, kita sudah tidak punya bahan makanan apa-apa lagi. Jadi aku hanya bisa membuatkan makanan ini untuk kamu" "Gak apa-apa sayang. Mas suka apapun yang kamu masak. Maaf ya, mas belum bisa membahagiakan kamu. Mas merasa gagal menjadi seorang suami. Dan mas belum bisa menepati janji mas pada ayahmu, untuk membahagiakan kamu" Nada bicaranya mulai merendah, seolah dia sedang menahan beban di dalam d**a. "Mas jangan ngomong gitu. Aku selama ini bahagia koq mas. Bahagia itu bukan tentang seberapa banyak kita memiliki harta, tapi seberapa besar rasa syukur kita pada apa yang kita punya" Jawabku seraya menolehnya ke belakang. "Mas beruntung memiliki istri sabar sepertimu" "Aku yang beruntung memiliki suami bertanggung jawab sepertimu mas" jawabku sambil kembali ku pusatkan focusku pada masakan yang masih berada di dalam wajan. "Udah sana mandi, keburu mataharinya keluar" Kataku lagi.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Beautiful Pain

read
13.6K
bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.9K
bc

Revenge

read
35.5K
bc

MY LITTLE BRIDE (Rahasia Istri Pengganti)

read
19.3K
bc

Oh, My Boss

read
387.0K
bc

Penghangat Ranjang Tuan CEO

read
33.8K
bc

Hati Yang Tersakiti

read
6.8K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook