“Apa tuanmu ada?” tanyanya sembari menatap orang kepercayaan Jamie yang saat ini berdiri di loby penthouse menyambut kedatangannya. Orang kepercayaan Jamie tak lain adalah Peter yang kini mengikuti langkah seseorang tersebut dari belakang. Seseorang yang tak lain wanita menghela napas pelan, karena sedari tadi ia menunggu jawaban dari Peter, tapi pria itu masih diam dan belum menjawab. “Ayolah Peter. Sebenarnya Jamie ada di penthousenya atau tidak? Kamu dari kemari diam tidak kunjung memberitahuku!” decaknya. “Aku itu rindu sama Jamie. Jadi tolong katakan padaku, di mana dia berada?” Wanita itu sampai menghentikan langkahnya pandangi Peter yang malah menundukan wajahnya. “Apa kamu masih belum bisa mengatakan padaku?” “Maaf nyonya. Tapi tuan berpesan seperti itu!” Wanita itu gelen

