“Kerjaan kamu gimana mas?” Riris bertanya sambil membawa kudapan siang untuk suaminya. Kemudian letakan di atas meja di samping Danu. “Aman sayang, aku bisa handle dari sini. Tapi mungkin aku harus balik lagi Minggu depan untuk follow up.” Danu menjawab pertanyaan sang istri. Sore ini keduanya duduk di taman belakang. Di atas meja, dua cangkir teh tersaji menemani Danu dan Riris yang kini menikmati waktu luang setelah sementara Senna berangkat ke kampus. “Mas, Senna kelihatan lesu ya belakangan ini. Aku lihat dia kayak, lemes, enggak ada semangat.” Riris merasa sedih juga melihat perubahan putri mereka belakangan. Danu mengangguk pelan. “Aku juga perhatiin itu. Dia sering ngelamun sayang. Waktu pagi tadi, juga cuma gitu aja langsung berangkat ke kampus tanpa sarapan.” Riris cemas me

