Tiga tahun kemudian
Tak terasa hampir tiga tahun ini Vania jalani hari hari seperti saat ia belum mengenal Satya fokus pada pekerjaan dan kehidupan yang selayaknya ia sudah bisa melupakan Satya mengikhlaskan yang bukan menjadi miliknya.
Tapi untuk hati dia masih belum bisa membuka hati untuk siapapun meskipun banyak dari rekan kerja ataupun teman mainnya yang banyak menaruh hati padanya.Tapi seolah hatinya sudah membeku ia hanya berusaha menjadikan mereka teman tidak lebih.
Sesekali Dika teman Satya berkunjung ke cafe dan menanyakan kabar Vania.Sampai saat ini pun Dika tidak tahu keadaan Satya karena papa Satya menutup rapat berita tentang anaknya semenjak kecelakaan itu.
Bandung
Satya menikmati kehidupan barunya sebagai seorang ayah, ya putra Satya saat ini sudah menginjak usia hampir 3 tahun.Anak yang tampan seperti Satya,Kevin nama anak Satya tumbuh dengan berbagai kemewahan yang diberikan oleh kakek nenek nya karena ia menjadi cucu kesayangan.
Vivi sangat bahagia bisa memiliki Satya ditambah kehadiran putra mereka Kevin.
Dalam perjalanan menuju hotel tempat kerja Satya tiba tiba mobil yang ia kendarai oleng padahal tidak jauh jaraknya dari hotel.
Karena tidak bisa mengendalikan mobilnya Satya membanting setir ke kanan dan menabrak pembatas jalan kepalanya terbentur dashboard mobil dan ia tidak sadarkan diri.
"Dimana ini kepalaku sakit sekali aagh...".
"Mas akhirnya kamu sadar",Vivi menangis memeluk Satya yang sedang
terbaring.
"Vi apa yang terjadi kenapa rasanya sakit sekali kepalaku,aaghh...sakit sekali"keluh Satya.
" Sebentar mas aku akan panggil dokter".
Beberapa menit kemudian dokter datang memeriksa Satya.
"Apa yang bapak rasakan sekarang?"tanya dokter.
"Kepala saya sakit banget dok dan potongan kejadian masa lalu sepintas teringat di benak saya tapi sakit sekali dok".
"Begini pak Satya mengalami benturan yang lumayan keras tadi tapi syukurlah tidak ada yang perlu dikhawatirkan,tapi amnesia bapak sepertinya sudah pulih akibat benturan tadi tapi pak Satya tidak perlu memaksakan pelan pelan saja".
"Aa..apa dok saya amnesia?"tanya Satya tak percaya.
"Iya pak Satya mengalami kecelakaan yang cukup parah yang mengakibatkan koma dan amnesia yang lumayan lama ini sudah 3tahun berlalu pak,kalo begitu saya pamit dulu pak Satya hanya mengalami luka ringan nanti saya buatkan resep untuk penghilang rasa sakit kepala anda",sambil berlalu dari Satya.
Satya yang masih shock mendengar perkataan dokter hanya diam terpaku tak percaya dengan keadaan dirinya yang amnesia sudah 3 tahun ini.Ia ingat semuanya tentang kecelakaan itu dia teringat Vania bagaimana kabar gadis itu yang ia cintai selama ini.Ia masih tak percaya selama 3 tahun ia tidak mengingat apapun.
"Mas syukurlah kamu nggak papa gimana kepalanya mas udah nggak sakit?"tanya Vivi khawatir.
"Apa yang terjadi denganku Vi apa aku amnesia selama ini kenapa kamu nggak pernah bilang Vi".
"Mm..mas Satya sudah ingat semuanya".
Satya hanya terdiam masih tak percaya.
Setelah menyelesaikan administrasi Satya akhirnya diperbolehkan pulang.
Sesampai dirumahnya Kevin berlari menyambut kedatangan daddy nya.
" Daddy...daddy kenapa kok kepalanya di kasih itu"sambil menunjuk kepala Satya.
"Daddy gak papa jagoan cuma sakit sedikit".
Satya sangat menyayangi Kevin meskipun ia tidak mencintai Vivi tapi Kevin adalah darah dagingnya ia ingat selama ini Vivi sudah berusaha menjadi istri yang baik buat Satya ia juga merawat Satya dengan baik dengan kasih sayangnya.
Satya mencari hendphonenya yang dulu ia bawa saat kecelakaan karena ia tahu Vivi sudah menggantinya dengan hp baru dan tentunya nomor baru.
Ia cari cari di laci tempat tidurnya mungkin disana tapi nihil.Kalo ia tanyakan sama Vivi pasti Vivi akan bertanya macam macam.
Satya mencari di seluruh kamarnya tapi tak menemukan handphonenya.
Saat Satya mengambil kaos ganti tk sengaja ia menjatuhkan sesuatu.
Ternyata itu adalah benda yang ia cari,benda pipih itu hanya retak di ujung kaca pelindungnya.Segera ia ambil dan coba nyalakan tapi ternyata mati.
Ia menyimpannya di dalam tas kerja besok ia akan meminta tolong temannya yang ahli dibidangnya untuk melihat apakah masih bisa dinyalakan dan melihat datanya apa masih berfungsi.
Keesokan harinya Satya berangkat kerja lebih pagi.
"Bro tolong liat hp ini masih bisa paa nggak"Satya melempar hpnya ke arah Dion temannya yang masih tidur.
"Apaan sih Sat,jam berapa ini udah maen nyelonong ke rumah orang gangguin orang tidur aja"gerutu Dion yang malah menarik selimutnya.
"Heh...kok malah tidur lagi ayo cepetan bangun kok malah tidur lagi,ini penting bro cepetan bantuin aku".
"Kamu ya paling bisa kalo gangguin kesenangan orang,emang kenapa hpnya?"
"Tolong kamu cek itu masih bisa apa nggak dinyalain itu hp waktu aku kecelakaan ternyata selama ini Vivi yang sembunyiin sewaktu aku masih amnesia".
Dengan malas akhirnya Dion beranjak dari kamar tidurnya dan mulai membuka ponsel Satya.
Setelah mengotak atik akhirnya hp Satya bisa nyala.
"Nggak parah kok bro masih bisa dipake data datanya juga masih utuh untung aja Vivi nggk hapus,nih bawa sana aku lanjut tidur lagi gangguin aja" gerutu Dion.
"Hehe...thanks ya bro ntar ku traktir dech mau minta apa aja aku beliin"janji Satya.
"Iya udah pergi sono gampang itu aku mau tidur lagi pak direktur"jawab Dion yang langsung menarik selimutnya kembali.
Dikantor Satya mendial nomor Dika sudah lama ia tak menghubungi sahabatnya itu.
Terdengar dari seberang menyahut.
"Halo Satya apa benar ini kamu Sat"seakan tak percaya dengan semua ini Dika begitu senang mendengar kabar sahabatnya ini.
Banyak hal yang mereka bicarakan tentang pekerjaan selama ini dan tentunya Vania.
"Dik sementara ini aku belum bisa ke Surabaya tapi akan aku usahakan untuk secepatnya kesana,tolong jangan kasih tau Vania dulu ya aku belum sanggup menjelaskan semua ini"tutup Satya.