Kembali 2

1007 Kata
Sejak tersadar dari amnesianya Satya terus teringat dengan Vania ingin ia menghubunginya tapi Satya belum siap jika Vania akan menolak jika tahu kalau sekarang Satya sudah mempunyai seorang putra.Ia tak menyangka jika kejadiannya akan seperti ini 3 tahun lamanya ia amnesia dan mencampakkan begitu saja Vania wanita yang sangat dicintainya. Tapi ia juga punya Vivi yang selama ini sudah begitu tulus merawat saat dia sakit meskipun awalnya pernikahan mereka bukan didasari dengan cinta antar kedua belah pihak. Tapi jauh dilubuk hatinya ia tak rela jika melepaskan Vania. Satya pov Akhirny aku sudah bisa mengingat semuanya aku tak menyangka jika kecelakaan yang aku alami menyebabkan aku amnesia selama 3 tahun ini.Aku ingin menghubungi Vania tapi apakah gadis itu masih sendiri atau sudah bersama laki laki lain. Keluargaku menutup rapat rapat tentang keadaan ku selama ini bahkan Dika pun tak tahu jika aku sudah mempunyai seorang putra anak aku dan Vivi. Papa sengaja merahasiakan kabarku dari teman sahabat kerabat yang ada di Surabaya bahkan perusahaan yang aku rintis pun papa serahkan sepenuhnya pada Dika untuk mengelolanya tanpa bisa menghubungiku karena papa bekerja sama dengan Vivi untuk mengubur segala kenangan di Surabaya. Tapi setelah aku mengingat kembali semuanya aku akan mulai dari awal lagi aku harus bisa kembali ke Surabaya aku tak mau berpisah lagi dengan Vania apapun yang terjadi. Satya pov end "Pa urusan hotel disini sudah stabil aku ingin kembali ke Surabaya untuk urusan disini papa bisa serahkan pada orang kepercayaan papa,Satya ingin fokus pada perusahaan Satya sendiri tolong papa jangan halangi Satya untuk memilih jalan Satya selama ini semua yang papa inginkan sudah aku lakukan papa ingin cucu juga sudah aku penuhi jadi untuk kali ini Satya mohon papa untuk tidak menghalangi keinginan Satya". "Baiklah kalo itu keputusan kamu Satya papa tidak akan menghalangi kamu",balas papa Satya. "Makasih pa ". Dua minggu kemudian Satya beserta Vivi dan Kevin pulang ke Surabaya. Mereka menempati rumah Satya sebelumnya. "Daddy ini rumah siapa"?tanya Kevin. "Ini rumah kita sayang mulai sekarang kita pindah disini Kevin juga akan sekolah disini". "Mas aku masuk dulu ya"pamit Vivi sambil menggandeng Kevin. "Hmm..Vi aku akan ke kantor sebentar". "Iya mas kembalilah sebelum makan malam". "Iya". Satya melajukan mobilnya menuju cafe tempat Vania bekerja,menurut info Dika kemarin Vania masih bekerja di cafe itu tapi sudah pindah kosan. Tiba disana ia memakirkan mobilnya agak jauh dari cafe tapi masih bisa melihat segala aktifitas di dalam cafe. Ia mencari cari sosok Vania,dari kejauhan tampak gadis cantik pujaan hatinya sedang melayani pelanggan dengan senyum tersungging. "Syukurlah dia baik baik saja"batin Satya. Nyatanya ia tak mampu untuk menemui Vania hanya melihatnya dari jauh untuk sekedar mengobati kerinduannya. Satya pun meninggalkan cafe ia menuju apartemen yang dibelinya tanpa sepengetahuan Vivi dan orang tuanya. Setelah memasukkan kode pintu apartemen pun terbuka,tetap sama tak ada yang berubah Vania tidak tinggal disini tapi ia sepertinya merawat apartemen ini sepeninggal Satya.Ia merawatnya dengan baik,masuk ke kamar ia buka lemari masih tetap sama baju baju yang tersusun rapi baju yang ia beli untuk Vania tak satupun dibawa Vania semuanya masih seperti semula. "Sayang maafin mas ya udah buat kamu menderita tanpa kepastian aku kangen banget sama kamu sayang"tak terasa air mata Satya mengalir sambil meringkuk di tempat tidur. Sebelum malam tiba Satya kembali ke rumah. "Gimana mas kerjaan kamu apa sudah beres"tanya Vivi yang sedang menghidangkan aneka makanan di meja. "Iya Dika udah handle semua urusan selama aku di Bandung aku tadi hanya mengecek aja"sahut Satya. "Daddy kapan kita jalan jalan?" "Iya boy weekend besok kita jalan jalan ya"jawab Satya sambil mengacak acak rambut anaknya. Vania pov Sudah hampir tiga tahun ini aku belum juga bisa menghapus ingatan tentang mas Satya.Aku juga masih suka datang ke apartemen mas Satya hanya sekedar membersihkannya. Aku hanya berharap semoga bisa ketemu lagi dengan mas Satya meskipun harapan itu kecil. "Mas apa kamu baik baik saja apa kamu tidak mengingatku sama sekali aku sangat merindukan kamu mas,tiga tahun ini aku berusaha menghapus kenangan kita tapi bayanganmu selalu hadir",tak terasa butiran bening membasahi pipi Vania. Aku sangat tersiksa dengan perasaan ini kenapa cintaku begitu besar untuknya. Aku masih sangat mengharapkannya,aku merindukan senyum manisnya perhatiannya sentuhannya. Besok aku akan pergi ke apartemen mas Satya sudah dua minggu aku nggak kesana biasanya seminggu sekali aku kesana. Vania pov end Sepulang dari cafe Vania bergegas menuju apartemen Satya.Sampai disana ia membersihkan diri memanjakan dirinya dengan mandi spa di kamar mandi Satya seperti yang selalu ia lakukan saat berkunjung ke apartemen Satya,setelah segar dan wangi Vania memakai lingeri indah yang berjajar rpai dilemari memakainya seolah olah Satya akan pulang kesini.Itulah yang selalu dilakukan Vania saat ia merasa rindu dengan Satya.Ia akan bercermin berjam jam mencoba berbagai macam baju yang tergantung dilemari. Seperti saat ini ia sudah memakai baju tidur yang sangat tipis diatas lutut yang menampilkan body goal Vania yang memang sexy. Tanpa disadari Satya datang ke apartemen.Entah angin apa yang membuat Satya ingin sekali pergi kesini.Setelah membuka pintu akses masuk ia terkejut kenapa lampu ruangan menyala apa Vania ada di... Ia terus masuk menuju kamarnya.Dengan jantung yang berdetak cepat Satya seakan lemas terpana melihat Vania dalam balutan baju tidur yang sangat sexy dan menggoda sedang bercermin melihat bentuk indah tubuhnya.Tanpa banyak kata Satya menghampiri Vania memeluknya dari belakang menghirup aroma segar tubuh Vania. "Sayang...aku sangat merindukanmu". Vania shock dengan menutup mulutnya dengan kedua tangan. "Mm...mas Satya apa benar ini kamu mas". Tanpa banyak kata mereka larut dalam ciuman panjang menyalurkan kerinduan yang selama ini mereka rasakan.Sentuhan yang mereka dambakan seolah membius mereka dalam kerinduan yang terpendam.Tanpa banyak kata hanya hati mereka yang bicara dan larut akan kesepian jiwa yang mendamba.Vania yang sangat merindukan sentuhan Satya tak kuasa menahan hasrat untuk meminta lebih dalam panasnya pergumulan mereka hingga malam larut mereka seakan tidak pernah puas melakukan lagi dan lagi. Vania terlelap disamping tubuh kekar Satya,waktu menunjukkan pukul 1 dini hari Satya beranjak bangun dari tidurnya ia harus pulang ia tak mau Vivi curiga.Sebelum ia meninggalkan Vania yang masih terlelap karena kelelahan Satya menulis pesan pada secarik kertas yang ia taruh diatas nakas. "Love you sayang"dengan mencium kening dan bibir indah Vania lalu pergi meninggalkan apartemen.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN