Ketahuan 1

1109 Kata
Vania masih enggan untuk bangun,sambil mengerjapkan matanya mencari sosok Satya ia menoleh kesamping disebelahnya tak ia temukan. Kemudian ia bangkit masih dengan memakai selimut mencari ke kamar mandi tapi kosong. "Mas...mas..Satya mas dimana"? Vania terus mencari dan memanggil Satya namun tetap tak ada jawaban ia cari di dapur ruang tamu tapi tak ada sosok Satya akhirnya ia kembali ke kamar dan menemukan secarik kertas diatas nakas. "Sayang mas balik duluan ya maaf aku nggak bangunin kamu aku lihat kamu kecapekan nanti aku hubungi ya,love you sayang..." Satya Setelah membaca pesan itu Vania bergegas ke kamar mandi karena ia juga harus segera kembali meskipun hari ini ia masuk siang tapi ia akan ke kosan dulu. **************** Hari ini setelah pulang dari cafe Vania dan Dinda pergi ke mall untuk berbelanja karena mereka baru gajian.Dengan suka cita mereka berjalan sambil sesekali bercanda. Mereka melihat lihat dan mulai memilih baju ya Dinda akan membeli baju karena sudah lama ia tidak berbelanja baju. "Van pilihin dong bagus bagus nich jadi bingung mau pilih yang mana". "Kalo bingung beli aja semua Din". "Ah kamu Van ya kalo aku tajir tinggal tunjuk ini aja kalo nggak pas abis gajian mana bisa beli baju disini Van". Saat Vania melihat lihat baju yang berjejer tak sengaja Vania melihat Satya ia mau menghampiri dengan senyum indahnya tapi belum sampai ia mendekati Satya muncul wanita dengan anak laki laki yang wajahnya mirip sekali dengan Satya. "Ayo mas aku udah selesai pilih bajunya yuk kita bayar dulu"wanita itu menggandeng lengan Satya. Bagai tersambar petir di siang hari Vania terpaku melihat apa yang ada di depannya ia shock.Kaki dan badannya terasa lemas tak bertenaga ia hanya diam tak mampu bergerak tak terasa bulir bening membasahi pipi cantiknya.Ia menangis dalam diam hatinya hancur melihat apa yang barusan terjadi. "Van...Vania"panggil Dinda. Tapi yang dipanggil seolah tak mendengar panggilan itu.Hingga berkali kali Dinda panggil tapi tetap tak bergeming. Hingga Dinda menepuk punggung Vania baru ia tersadar dari lamunannya. "Van kamu kenapa dari tadi aku panggil panggil tapi kamu nggak denger,loh Van kamu kok nangis kamu kenapa Van"Dinda mulai panik melihat Vania menangis tanpa sebab. "Din kita pulang yuk aku tiba tiba nggak enak badan"bohong Vania tak mau Dinda khawatir. "Loh kamu sakit tapi kita kan belum kelar Van belum makan juga tadi katanya sekalian kita nyobain ada resto baru di atas". "Udah lain kali aja aku pingin cepet pulang kita ntar pesen makan lewat jasa pesan antar aja ya,bujuk Vania agar Dinda mau pulang. "Ehmm...ya udah deh kita pulang sekarang"sahut Dinda dengan mulut yang dimanyunkan tanda ia ngambek. "Maafin aku ya Din aku jadi merusak acara jalan jalan kita karena aku masih shock melihat Satya bersama perempuan lain dengan mesranya"batin Vania. Sepulang dari mall Vania mengunci dirinya dikamar ia kembali menangis ingin ia hubungi Satya dan menanyakan tapi ia belum sanggup untuk bicara. Beberapa menit kemudian handphone Vania berbunyi ia ambil hp itu dan melihat siapa yang menghubunginya tertera jelas di layar bahwa Satya yang menghubungi.Vania hanya melihat dan enggan untuk mengangkatnya.Hingga berkali kali hp itu berdering namun Vania juga tak berniat mengangkatnya.Ia belum siap untuk berbicara dengan Satya ia butuh waktu untuk menenangkan hatinya. Sampai Satya mengirim notif pesan Vania pun tetap tak bergeming dan terus menangis. Karena lelah karena terus menangis Vania tertidur masih dalam keadaan perut kosong. Ditempat lain Satya mulai kebingungan karena Vania tidak mengangkat panggilan darinya. "Nggak biasanya dia kayak gini biasanya kalo aku hubungi dia pasti cepet responnya tapi ini dah beberapa jam hingga malam Vania nggak hubungi aku balik apa ada masalah ya aku takut terjadi apa apa sama dia",Satya bicara sendiri seperti orang linglung. Satya menghubungi cafe tempat kerja Vania tapi mereka bilang Vania sudah pulang sejak sore tadi bahkan menurut informasi temannya ia tidak langsung pulang katanya mau jalan jalan karena abis gajian. "Kalo ke kosan sekarang sudah malam kalo begitu besok saja aku hubungi lagi mungkin Vania sudah tidur" batin Satya. Pagi hari Vania terbangun dengan sedikit tertatih dia ke kamar mandi perutnya begitu sakit karena semalam ia belum makan sedikit lemas juga. Setelah selesai mandi Vania langsung pergi ke cafe karena hari ini ia kebagian shif pagi.Hatinya masih terluka pikirannya juga tak tahu kemana hingga kerja juga kurang fokus.Beberapa kali Vania kena komplaint pelanggan karena salah bill. "Van kamu kenapa kok kayak nggak semangat gitu kamu sakit?"tanya Rani rekan kerjanya. "Ng..ngak aku nggak kenapa kenapa kok Ran aku baik kok"jawab Vania. "Baik giman kamu nggak kayak biasanya kamu nggak fokus sudah berapa kali kamu dapat komplaint dari tamu gara gara kamu salah kasih bill sudah lebih baik kamu istirahat aja nanti kerjaan kamu aku yang handle". "Makasih ya Ran aku ke loker dulu aku titip ya". "Oh ya Ran tolong nanti kalo ada orang yang mencari aku tolong kamu bilang kau libur atau cuti ya tolong bilngin ma temen temen juga"pintanya. "Emang kenapa sih Van,kamu ada masalah?" "Nggak udah pokoknya kamu bilang gitu aja ya please Ran"sambil memohon pada Rani. "Iya iya nanti kalo ada yang nyariin kamu aku akan bilang gitu". " Makasih ya Ran" "Hemm...",sahut Rani Satya kembali menghubungi Vania tapi nomornya malah nggak aktif. "Kamu kemana sih sayang dari kemarin nggak bisa dihubungi aku khawatir ma kamu" Satya bermonolog sendiri ia kesal khawatir Vania tak bisa dihubungi hingga ia membuang hpnya ke sofa kantornya. Tanpa banyak kata Satya langsung meluncur ke cafe. Setelah sampai Satya mencari cari sosok Vania tapi tak menemukan. "Maaf mbak Vania bukannya shift pagi ya hari ini kok saya nggak liat apa sedang istirahat atau kemana ya"tanya Satya. "Maaf mas nya siapa ya ada yang bisa saya bantu?" "Saya Satya mbak"sambil mengulurkan tangannya. "Maaf pak hari ini Vania tidak masuk kerja". "Nggak masuk kerja trus kemana mbak apa nggak ngasih tau alasannya sakit atau kemana gitu". "Iya pak maaf Vania nggak masuk kerja tanpa keterangan tadi pihak cafe sudah menghubungi namun hpnya malah nggak aktif". "Kalo gitu saya permisi ya mbak nanti misalnya Vania ada kabar tolong bilang kalo saya mencarinya,makasih ya mbak"pamit Satya. Satya melajukan mobilnya keluar dari parkiran cafe menuju kosan Vania. Sampai dikosan Satya melihat rumah kos dalam keadaan sepi pintu depannya pun tertutup tak biasanya pintu depan ditutup biasanya selalu terbuka. "Kok kosan sepi banget apa semua penghuninya keluar biasanya pintu ini selalu terbuka mbak penjaga kos yang biasanya bersih bersih juga nggak kliatan"batin Satya. Dengan gusar Satya mencoba mengetuk pintu kosan tapi tak ada jawaban berkali kali ia lakukan tapi tak juga ada jawaban yang menyahut. Satya mengacak acak rambutnya frustasi. "Kamu kemana sih Van kenapa kamu tiba tiba ngilang gini kemarin kita ketemu nggak ada masalah". Satya menghubungi Dika meminta orang suruhan Dika untuk mencari Vania hingga ketemu. "Pokoknya aku nggak mau tahu Dik,temukan Vania secepatnya"Satya memutus sambungan dengan Dika.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN