Pagi ini Keyra berangkat sekolah bersama dengan Keyla dan Lavion. Keyra langsung lari ke kelasnya. Tapi di depan kelasnya sudah ada Dilon. Tangan Keyra gemetaran. Dia memegang tali tassnnya dengan erat. Ia terlalu takut untuk bertemu apalagi mendekati Dilon.
“Morning,” sapa Dilon. Dia berjalan mendekati Keyra.
Keyra memegang tasnya sangat erat. Dia menoleh ke kanan ke kiri tapi tidak menemukan orang yang di kenalnya. Dia melihat ke belakang dan yah, dia melihat Radival.
“Thanks God.” Batin Keyra.
Dia langsung berlari ke arah Radival. Dilon yang melihatnya langsung mengejarnya. Dia tak akan membiarkan Keyra lolos untuk kali ini.
“Dival!”
Mendengar seseorang memanggilnya, Radival langsung menoleh. Melihat seseorang yang sangat tak ingin ditemuinya, Radival berniat kabur. Sayangnya, Keyra berlari menuju ke arahnya.
Brukk...
Keyra menubruk badan Radival. Posisi mereka terduduk dan hampir terlentang. Keyra memeluk Radival yang berada dibawahnya. Dan tanpa sengaja Radival malah memeluk pinggangnya. Tentu saja, kejadian pagi itu dibuat tontonan seluruh teman-temannya. Radival dan Keyra tidak memperdulikan bisikan teman-temannya, sampai suara yang pernah memergoki mereka terdengar lagi. Aisyah si guru Agama dan juga Redina di guru BK.
Radival mendorong tubuh Keyra supaya menjauh darinya. Ia terlalu syok dengan apa yang terjadi. Di tambah jantungnya berdetak lebih cepat lagi. Aisyah memarahi mereka sementara Radival tidak focus mendengarkan. Keyra hanya meresponnya dengan senyum cengegesan. Ia meminta maaf dan menjelaskan bahwa kejadian tadi hanyalah sebuah kecelakaan. Tentu saja Gurunya tersebut tidak mempercayai ucapan Keyra dan lebih memilih menghukum Keyra dan Radival
“Ga perlu alasan lagi, saya udah denger kemarin dari murid-murid yang lain kalo kalian pacaran. Saya nikahin juga kalian lama lama.” Saut Bu Aisyah. “Ya ampunn.. saya nggak habis fikir. Kalian berdua ini. Kemarin udaah.. ck..ck.ck..” ujarnya sambil menggelengkan kepalanya dan melipat tangannya di depan d**a.
“Kalian berdua berdiri di depan bendera sampe istirahat setelah itu lari putarin lapangan 15 kali.” Perintah Bu Redina tegas.
Radival langsung berjalan ke tiang bendera dan berdiri di depan sana dengan hormat. Disusul dengan Keyra yang tak lupa mulutnya ikut mendumel memaki kedua guru tersebut. Radival ingin menegur Keyra, tapi malah gadis itu berhenti mendumel. Radival pikir karena ia meliriknya, tapi ternyata ada seorang laki-laki yang sudah berjongkok didepan Keyra.
“Awh, perih” kata Keyra.
Radival ingat laki-laki itu. Laki-laki itu yang kemarin mengejar Keyra, dan saat ini laki-laki itu sedang mengobati luka di lututnya Keyra. Radival merasa aneh, dadanya terasa panas dan sesak. Rasanya Radival ingin sekali menendang laki-laki itu. Tapi, rasa itu langsung berganti Ketika ia merasakan tangannya digenggam. Radival menatapnya. Keyra sedang menggenggam jemarinya erat.
“Be carefull next time.”
“Ya.”
Laki laki itu berdiri dan melihat Keyra yang menggenggam tangan Radival.
“aku pinjam pacarmu bentar nanti.” Katanya pada Radival. “Meet me later.” Kata laki-laki itu sebelum pergi.
Radival merasa aneh dengan kedua orang ini. Ia rasa ada sesuatu yang sedang terjadi, dan mereka menyembunyikan masalahnya.
“Val kamu harus mau jadi pacarku.”
Radival langsung menoleh ke arah Keyra. Ia melepaskan genggaman tangannya. Jantungnya berdetak semakin keras dan melebihi debarannyatadi. Perasannya tersa menghangat. Ia berusaha untuk tenang. Tapi tidak dengan Keyra ia merasa bahwa Radival sedang menahan amarahnya karena wajah laki-laki itu memerah.
“pacar pura pura maksudku.” Ralat Keyra. “Mau ya?”
“Nggak!!” Tolak Radival mentah-mentah.
“Pliss ... cuma di depan dia aja kok.” Paksa Keyra. Ia sudah menampilkan ekspresi melasnya.
“Gue nggak mau jadi pacar pura-pura lo!”
Keyra memelas. Ia memohon agar Radival mau jadi pacar pura-puranya. Tapi, Radival mengabaikannya. Keyra menghela napas kesal.
“Gue gak mau jadi pacar pura-pura lo, gue udah terlanjur suka beneran. Jadi, ya kita beneran,”
Sontak Keyra langsung menoleh kepadanya. Sepertinya ia salah denger. Tapi melihat wajah Radival yang dipalingkan dan muncul semburat pink, sepertinya ia tak salah dengar.
“Coba ulangi, kayaknya gue salah dengerr nih.” Kata Keyra lagi.
“Gue maunya beneran. Nggak pura-pura.” Cicitnya pelan.
Keyra menatap Radival lama. Tidak mungkin. Radival tidak mungkin mengajaknya pacaran. Laki-laki itu kan benci setengah mati.
“Ngomong yang jelas dong, gue ga paham!” goda Keyra.
“Lo aja yang budeg. Oon” Katanya ketus.
“Gue maunya beneran, nggak pura-pura. Lah apanya yang beneran?” Tanya Keyra. Ai benar-bear tak paham dengan maksud Radival. Yah, sebenarnya paham, Cuma ekspresi Radival saat ini membuatnya tak tahan untuk menggoda laki-laki itu. Radival sangat membenciya, alhasil Keyra masih tidak percaya laki-laki dingin itu mengajaknya pacaran.
Dia hanya diam saja.
“Jadi gimana?” Tanya Keyra lagi.
“Apanya yang gimana?” Tanyanya balik. Ekspresinya tercetak jelas bahwa ia sangat kesal.
“Lah yang tadi lah. Pacar pura-pura.” Goa Keyra.
“Kan udah di bilangin, gue nggak mau jadi pacar pura-pura lo! Gue maunya beneran!” sautnya kesal.
Keyra melihatnya kaget. Ini Seriusan? “Lo mau jadi pacar beneran gue?”
“Hmm..”
Wajah Radival semakin memerah.
“Lo nembak gue, apa gimana?”
“Hmm..”
“Apaan hmm hmm.. lo pikir ini lirik lagunya Nisa Sabyan. “
Radival mendecak sebal.
“Di jawab dong.”
“Ga usah usil.”
“Mana ada nembak kayak gitu, udah ga modal, di lapangan upacara lagi di hukum juga. Ga ada kata-kata romantisnya.” Dumel Keyra.
“Gue nggak bisa kayak gitu.” Jawabnya.
“Gue nggak mau pacaran sama lo!”
“Gue ga nanya jawaban lo!”
“Terus?” Tanya Keyra bingung.
“Kita jadi. “ jawabnya gugup.
“Jadi apa?”
“Ya jadianlah!” katanya kesal. Keyra tersenyum mendengarnya.