CHAPTER 6

879 Kata
Radival masih menunggu gadis di depannya ini sadar. Sebenarnya bukan hanya Radival saja. Disini sudah banyak orang. Mau menyuruh mereka keluar juga dia tidak enak, tapi, jika Radival tidak menyuruhnya keluar, orang-orang disini menatapnya. Dan itu membuatnya tak nyaman. Sampai, tiba-tiba Keyra langsung bangun dan duduk. Dia memegangi kepalanya dan menangis. Seluruh orang langsung mendekat ke arahnya. Terlebih Radival, ia melihatnya tidak tega. Apalagi melihat airmatanya yang keluar deras seperti itu. Ada perasaan sakit melihatnya seperti ini. Radival langsung memeluknya. Ia tidak tau kenapa tiba-tiba spontan memeluknya. Ia mengusap rambutnya sayang dan menyuruhnya tenang. “Aku takut. Suruh pergi.” Kata Keyra pelan yang masih di pelukannyau “Kalian keluar dulu aja.” Suruh Radival pada mereka. “Tapi-” “Udah Keyla. Ayok keluar dulu. Biarin Radival nenangin Keyra dulu. Kita tunggu di luar dulu.” Ajak Lavion ke Keyla. Setelah mereka pergi dan menutup pintu UKS. Radival melihat emosi Keyra mulai tenang. Badannya juga sudah tidak bergetar seperti tadi. Keyla melihat kakaknya sedih. Sehabis ini Keyla pasti tidak akan mau keluar dari ruangan itu. Seperti waktu itu, Keyra tidak sengaja di tarik seorang laki-laki yang mengira keyra adalah pacarnya di pesta dari rekan bisnis neneknya. Dan di situ phobia Keyra keluar. Dia menangis sejadi-jadinya disana. Dan langsung pingsan. Butuh waktu seminggu agar Keyra mau mengulangi aktifitasnya seperti dulu. Keyla langsung pergi mencari laki-laki yang bernama Dilon. Tapi belum sempat mencari, laki-laki itu sudah berada di depan mata Keyla. Keyla menatap laki-laki itu benci. Lavion memegangi pundak Keyla menyuruhnya tenang. Lavion langsung menyembunyikan Keyla di belakangnya. “Lo siapa? “ tanya Lavion tanpa basa-basi. “Dilon Alexa. Panggil aja Dilon.” Jawabnya sambil tersenyum miring. Kalau di lihat-lihat kayaknya dia orang luar negeri. Dari cara bicaranya kelihatan seperti bule yang baru belajar bahasa indonesia. “Mau apa lo?” Dia pun memajukan wajahnya dan berbisik “I want my girl! Keyla! She's my girlfriend.” “Aku cuma mau menjenguk Keyra dan meminta maaf. Mungkin aku tadi terlalu kasar. Ku kira dia sudah sembuh.” Ucapnya tersenyum manis ke Keyla. “Keyra?? Kamu kenal ?” Tanya Keyla penasaran. Ialah penasaran yang tahu nama panggilan Keyra hanyalah orang-orang terdekat. Bahkan menurut Lavion, Karin dan Michele saja tidak tau kalau namanya aslinya Adhesa adalah Keyra. “we’re friend!.” “Maaf tapi Key tidak bisa di ganggu. Dia lagi ingin sendiri.” jawab Keyla. Lavion memegang pinggangnya posesif. Ia tidak suka dengan orang di depannya. “Aku ingin bertanya apa orang yang menggendongnya tadi sungguh pacarnya?” “Iya!! Jadi kau nggak usah mengganggunya!!” Saut Lavion ketus. “Kalau begitu aku permisi.” Orang itu pun pergi. Sebelum itu, dia menatap pintu UKS itu dengan tajam. Seolah tahu siapa yang ada di dalam pintu itu dan bersiap membunuhnya. Lavion tidak menyukainya. Orang tadi menatap Keyla hangat dan penuh kerinduan, tapi tidak dengan lain. “Gue nggak suka sama dia. Sialan! Padahal tadi jelas-jelas dia menjambak rambut Adhesa.” Kata Michele tak terima. “Btw, jadi beneran dia sudah taken dengan ice prince itu?” Tanya Karin yang sedari tadi diam. ***** Keyra membuka matanya perlahan. Matanya menyesuaikan cahaya dari ruangan ini. Dan terlihat sudah berada di kamar tidur. Padahal tadi ia masih berada di UKS. Keyra langsung duduk. Pusing dan mual itu yang dirasakannya. Dia langsung memegangi kepalanya. “Ini semua gara gara kamu!” Teriak perempuan itu dengan menangis. “Aku nggak bakal maafin kamu kalau sampe terjadi apa-apa!” Teriaknya lagi. Airmatanya masih bercucur deras. Apalagi setelah dokter itu keluar. “Kamu pembunuh!! Dasar pembunuh!! Aku benci kamu!!” Teriaknya lebih histeris. “Ini semua salah kamu!! Dasar pembawa sial!! Ini salah kamu!! Kakakku meninggal!!” Teriak laki-laki yang sedari tadi diam. Airmatanya langsung menetas deras mengingat kejadian itu. “Aku bukan pembunuh.” Racaunya dengan menangis. “Harusnya waktu itu aku aja yang mati.” Katanya lagi sembari menahan suara tangisnya. Keyra langsung menghapus air matanya. Dia berjalan ke arah balkon kamarnya. Di tempat lain.... Kini kedua teman Keyra berada di rumahnya. Di tambah dengan Radival, Lavion, dan Dave. Selesai makan malam. Mereka bersantai-santai sambil bercanda ringan. “Jadi beneran lo kembaran Adhesa ?” “Iya.” “Pantess.” Keyla hanya tertawa menanggapi Karin. Byur.... Semua orang-orang disana kaget mendengar benda jatuh dari atas. “Keyra.” Kata Keyla pelan yang masih bisa di dengar teman temannya disana. Keyla langsung berjalan menuju kolam renangnya, disusul teman temannya yang lain. Keyla menatap kolam renang di depannya. Ada kecemasan terlihat. Sedangkan temannya yang lain sudah berteriak ketakutan. “Sha, lo bunuh diri??” Teriak Michele. Di dalam hatinya Keyla menghitung, sampe dua menit Keyra tidak muncul-muncul. Byurrr Keyla kaget tiba-tiba ada orang yang langsung menjeburkan ia. Laki-laki itu menarik Keyra ke permukaan. Dia memeluknya erat. Dan Keyra memeganginya kuat dengan terbatuk-batuk. “b**o!! Lo ngapain?? Mau bunuh diri?? Bikin Drama banget!” “Uhuk... uhuk...” “b**o!! Lo ngapain?? Mau bunuh diri?? Bikin Drama banget!” Teriak Radival. “Uhuk... uhuk...” dia terbatuk-batuk dan memanggang tanganku erat. “Siapa sih yang mau bunuh diri, gue mau berenang!” Jawabnya judes. Mendengar jawabanya, Radival langsung melepaskan pelukannya padanya dan segera naik ke atas. Ia merasa dongkol jika lama-lama berurusan dengan Cabe-cabean itu. Aku mau langsung pergi dari sana. Udah nggak ada muka melihatnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN