CHAPTER 4

1804 Kata
“Val alasan Key nggak pernah ikut upacara dan kalo di kantin suka nyuruh orang... karena dia agoraphobia.” “Agoraphobia ?? “ Ulang Lavion kaget. Kini Radival dan Dave sudah menatapnya kaget.. Agoraphobia?? Meskipun mereka berdua tidak tau apa itu agoraphobia sepertinya itu bukannlah phobia yang baik. Kini Dave menaruh ponselnya yang sedari tadi di genggam. Dan mendengarkan Keyla. Bukan karna penasaran tapi, ia kenal orang yang memiliiki agoraphobia. “Agoraphobia bukannya Phobia terhadap tempat ramai dan terbuka?” Tanya Lavion memastikannya. “Iya.” Jawab Keyla. “ Keyra selama ini cuma bisa tahan pergi ke dua tempat sekolah dan tempat kerjanya. Satu satunya yang bisa bikin Key bertahan sampai saat ini untuk bisa pergi ke luar rumah adalah karena setiap seminggu sekali dia akan melakukan hinoterapi. “ “Tapi, gue denger Keyra sering pergi ke club dan ngedate bareng Leon.” Kali ini timpal Dave. Keyla hanya tersenyum menanggapinya. “Emang kamu pernah lihat Keyra berdua dengan Leon di parkiran atau nggak lihat dia naik motor atau mobilnya Leon?” “Ya nggak pernah sih. Lagian bisa aja kan mereka janjian.” “Emang kamu pernah lihat Keyra nyetir mobilnya sendiri ?” Tanya Keyla lagi. “ kayaknya nggak pernah deh.” Saut Lavion. “Yang nyetir biasanya Karin bukan sih ?” Tanya Lavion ke Radival. Radival hanya mengangkat bahunya tidak tahu. Buat apa peduli dengan orang seperti cabe-cabean itu. Tapi sekarang rasa penasarannya meningkat tajam. “Key punya trauma, dia nggak bisa naik kendaraan umum sendiri. Yang bisa dia naiki cuma mobil. Itu pun dia pasti akan tertidur atau mendengarkan lagu keras-keras agar bisa menghilangkan fokus di sekelilingnya.” Jelasnya lebih panjang kali ini. Mendengar hal tersebut Radival terpengarah. Pasalnya karena kejadian waktu di bussway kemarin yang Keyra lakukan membuatnya baper. Ternyata Keyra memeluknya erat karena dia takut. Radival merasa kesal. Penjelasan Keyla membuatnya ingin marah.  Ia merasa tidak terima dengan yang dilakukan Keyra terhadapnya. Kenapa?? Kenapa ia merasa kesal ? Kenapa ia marah ? Kenapa ia kecewa dengan sikapnya Keyra kemarin ? Kenapa ia nggak rela ? Hah ??? Kenapa??? Plakk... “Awh...” Radival melihat sekelilingnya, sekarang ada 3 perempuan asing tapi salah satunya ia mengenalnya, pacar Dave. “Lo sakit Val ?” “Hah ??? Engga engga. Gw cuma sedikit pusing tadi.” ****** Keyra bangun dari tidurnya dengan napas yang terengah-engah, mirip orang habis lari marathon. Keringatnya menetas deras terlihat seperti orang yang habis mandi padahal AC-nya menyala. Keyra mengambil napas sebanya-banyaknya. Mimpi buruk itu, kejadian yang selalu ingin dia lupakan muncul kembali. Keyra mengambil air di meja samping tempat tidurnya. Perasaan Keyra tak enak. Hampir sebulan ini ia tak mimpi buruk. Tapi sekarang, ia mimpi buruk lagi. Keyra menghela napas. Semoga tidak ada kejadian buruk habis ini. Ia memeluk badannya takut. Semoga mimpi buruknya itu bukan pertanda. Disisi lain.. Radival melihat langit di rofftop. Dia memejamkan matanya, Membiarkannya tidur. Mengistirahatkan otak dan hatinya yang tidak menuruti keinginannya. Sejak kejadian makan makan di rumah Keyla Radival menahan mati-matian hasratnya untuk melihat Keyra. Yang terhitung sudah seminggu. Dan baru hari ini ia benar-benar melupakan Keyra. Dua hari setelah acara dinner Keyra memang menemuinya, mengembalikan seragam olahraga Radival. Radival harus menahan tangannya agar tidak mengacak rambutnya karna gemas melihat tingkah songongnya. Dia sempat melihat Keyra. Membiarkannya memandangi hinnga puas. Mata mereka sempat saling menatap. Dan itu cukup mampu membuat Jantung seorang Radival keluar dari tempatnya. Keyra memiliki mata yang teduh, berbeda dengan Keyla yang memiliki mata tajam. Padahal seharusnya menurut Radival mereka harus mengalami pertukaran sorot mata saja. Keyla memiliki mata teduh itu sesuai kepribadiannya yang lemah lembut dan si pecicilan cabe-cabean itu yang memiliki mata setajam elang itu. Saat Radival menatapnya dia menemukan mata teduh itu menjadi sendu. Seolah ia memikul beban berton-ton yang sedang mengadu ke Radival, dan meminta Radival menolongnya. Hampir saja tangan terlaknatnya itu membelai wajah Keyra. Kalau tidak di hentikannya. Radival menghela napas dan menenangkan ritme jantungnya. Setelah berhasil dia meyakinkan kalau ia hanya kasian dengan perempuan di depannya itu. Drttt... drttt...drttt                                  Radival mengangkat telfonnya. Dia masih memejamkan matanya mengantuk. “......” “Rofftop.” “..........” “Iya.” Radival langsung mematikannya dan segera bangun dari tidurnya. Dia segera berjalan pulang. Di tempat lain.... Keyla Pov... Aku berlari menuju kamar kakak kembaranku. Hari ini tumben kembaranku itu pulang ke rumah. Bukan apartemen yang di belinya seharga 3,5M yang hampir setara dengan mobil ulangtahunku. Aku mengetuk pintu kamarnya. “Key..” panggilku. “Masuk La, nggak di kunci.” Sautnya dari dalam. Aku langsung masuk dan melihat Keyra yang siap-siap mau mandi. Karena saudariku sekarang sedang menyiapkan berbagai macam lilin aroma terapi. Kadang aku berpikiran aneh dengan Keyra. Pernah dulu bertanya kenapa ia membeli lilin kalau Sudah ada yang elektrik? Jawabnya, Aku lebih suka aroma yang manual daripada yang elektrik. “Boleh minjem baju sama alat make up nggak?”  “Buat?” Tanya Keyra. “Mau dinner nanti sama Lavion.” Jawabku malu-malu. “Nanti bantuin keluar ya?” Sambungku lagi. Karena mendapat izin dari nenek untuk keluar dari rumah ini susah sekali. Kadang aku iri dengan Keyra yang bisa punya apartemen sendiri. Punya temen dan bisa keluar masuk tanpa perlu izin. Karena hal itu juga aku jadi jauh dengan Keyra. Tapi, aku bersyukur untuk akhir-akhir ini karena kita mulai dekat seperti dulu. Aku merindukannya. Karena beberapa tahun ini kita jauh. “Ok.” Jawabnya singkat. Aku gemas sendiri dengan Keyra yang iritnya bicara keterlaluan dan akan cerewet dengan Radival. Maka dari itu aku mendukung eh lebih tepatnya ingin menjodohkan kakakku itu dengan Radival Tapi, apa kabar ya dengan si Radival.  Sudah seminggu ini aku tidak mendapat kabar dari Radival dari Lavion. “Kenapa nggak beli baju aja?” Tanya Keyra. “Ehmm ... itu gimana ya,” jawabku bingung. Aku sih pinginnya juga beli baju baru tapi kan aku nggak pernah ke butik atau mall sendiri. “Sana ke PI atau ke GI. Nenek juga kayaknya sibuk banget tuh.” “Nggak mau sendirian.” Jawabku pelan. Keyra langsung menghela napas. “Maaf ya nggak bisa nganterin. Baju aku juga kayaknya ngga ada yang cocok di buat dinner romantis tuh.” Jawabnya merasa bersalah. “Bukannya kemarin pacarnya Dave juga kesini? Minta antar dia aja.” Usulnya lagi. “Oh iya deh, yaudah Key. Aku minta antar mereka aja.” Sautku langsung pergi meninggalkan kamarnya. Aku langsung mencari handphoneku dan menghubungi Tania pacar Dave itu. Dan mengajaknya ke PI. ***** Malam ini Tania dkk di rumah Keyla. Mereka merombak Keyla habis-habissan. Keyla terlihat sangat cantik. Tania pun memujinya. Keyla hanya tersenyum malu malu. Lalu blusshing. “Anjir La, lu blushing di puji Tania.” Saut Sasa perempuan yang sudah menikah padahal masih SMA karena perjodohan yang di yakini hanyalah karna bisnis. Untung saja suami bulenya sekarang lagi menetap di Prancis. Yang lagi menyelesaikan studinya. Rencananya suaminya akan membawa tinggal bersamanya ketika lulus nanti. Udah skip cerita Sasa csnya Tania. “aku mau kenalin kalian ke Keyra kembaranku.” “Serius lo punya kembaran La?” Tanya Risa tak percaya. “Iya. Yaudah yuk ikutin aku ke kamarnya.” Mereka bertiga mengikuti ke kamarnya Keyra. Sembari menunggu Lavion menjemput Keyla. “Jadi beneran si Adhesa itu kembaran lo?” Tanya Risa lagi. “Iya Risa.”              Sesampainya di depan kamarnya, Keyla mengetuknya dan memanggil nama Keyra tapi tidak ada sahutan. Keyla langsung membuka kamarnya. Tapi kosong. Keyla melihat figura foto yang janggal di atas kasur Keyra. Dia pun mengambilnya dan melihatnya dengan ketiga temannya. Jujur Keyla penasaran dengan foto itu dia merasa tidak asing. Ketika berusaha mengingatnya dia sama sekali tidak mengingat. Yang di rasakannya malah sakit kepalanya yang mucul kembali. “Kayaknya twin lo nggak ada deh.” Kata Tania. Seketika Keyla langsung meletakan foto itu kembali dan menuju kamar mandi. Dan benar kamar mandinya terkunci.“Keyra pasti ketiduran nih.” “Key... Keyy ... Key buka pintunya.” Teriak Keyla dari luar kamar mandi itu sambil menggedor-gedor pintunya. Ketiga teman barunya juga mengikutinya berteriak dan menggedor kamar Keyra tapi, tak ada sahutan. Keyla panik. Tapi, setelah 3 menit teriakan dan gedoran muncullah perempuan yang mirip dengan Keyla. Gadis itu tidak menunjukan wajah segar sehabis mandi. Tapi wajah sembab yang acak-acakan. Keyla langsung memeluk Keyra erat. Takut saudaranya pergi meninggalkannya. “Ngga usah peluk-peluk La.” Katanya sambil tersenyum. “Entar basah. Gagal Dinnernya. Aku cuma ketiduran aja.” Katanya lagi. Sebenarnya dia ingin menanyakan keadaan kakaknya itu. Tapi Keyra tetaplah Keyra dia tidak akan membuka mulutnya.“Ini teman-teman kamu?” “Iya. Kenalin yang ini Tania, Risa, Sasa.” “Keyra.” Katanya sambil mengulurkan tangannya ke ke tiga teman saudarinya itu dengan tersenyum. “Keyra apa Adhesa ini ?” Tanya Risa yang berusaha mencairkan suasana yang mencengkam. “Terserah mau panggil apa.” Fake smilenya lagi. “Key seriusan gapapa?” Tanya Keyla lagi. Dia bisa merasakan apa yang di rasakan Keyra kalau melihatnya seperti ini. Keyra langsung tertawa. Lebih mirip tertawanya orang kesurupan kalau batin Keyla dan teman temannya itu. “C'mon sister. I'm fine. Aku ketiduran tadi karena capek. Terus mimpi buruk. Jadi tenang aja. Yaudah aku ganti baju dulu.” Keyra langsung pergi. Keyla menatapnya sedih. Bahkan air matanya sudah lolos. Ini bukan Keyranya kakak kembarnya itu. Biasanya kakanya akan sangat mudah bahkan pintar menyembunyikan ekspresi dan masalah wajahnya. Tapi akhir-akhir ini Keyra tak bisa menyembunyikan ekspresinya. Keyla mengikuti Keyra ke kamar gantinya tapi di cegah Tania. “Kayaknya aku nggak bisa dinner nih Keyra lagi nggak baik baik aja. Dia biasanya ahli nyembunyiin perasaannya tapi kali nggak.” Jelas Keyla. Air matanya sudah di pelupuk matanya siap untuk mencucur deras. Tania tersenyum. Dan menghapus air mata Keyla “Dia butuh waktu sendiri La. Tenang aja. Kita bakal jagain kok. Lo berangkat aja sana.” “Tapi-” “Udah dengerin Tania aja.” Saut Sasa. Keyla menghela napas. “Key aku berangkat dulu ya udah di tungguin di bawah.” “Iya La, hati-hati ya. Entar pulang bawain eskrim yang banyak.” “Ok.” Keyla langsung turun ke bawah tapi sebelum itu Risa memperbaiki Make Upnya ke Keyla. Lavion tercengang tidak percaya dengan yang di lihatnya. Keyra terlihat cantik dengan dress merah selutut yang memperlihatkan bahunya. Lavion memujinya, dan kini Keyla blushing kembali. Lavion membukakan pintu mobilnya dan Keyla langsung masuk ke mobilnya. Di perjalanan Lavion tidak habis-habisnya tersenyum. Dan melirik ke arah Keyla. Sampai direstoran, Lavion langsung memesan makanan. Setelah makanan datang mereka makan sambil bergurau. Selesai makan, Lavion langsung meminta billnya ke seorang pelayan. Pelayan itu datang dan memberikan billnya. Lavion melihat nominalnya, ketika ia  mau membayarnya, ia berpura-pura mencari dompetnya dengan wajah panik. “Kenapa Lav?” Tanya Keyla bingung. “Dompet aku kayaknya ketinggalan deh.” Jawab Lavion. “Hah?” Dia cengo. “Ketinggalan?” Kagetnya lagi. “Coba mana lihat billnya habis berapa ?”  tanyanya dengan panik.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN