Flashback Vision

1189 Kata
Ketika Adhair menyadari jika Maddalene saat itu terlihat seperti orang yang panik dan kebingungan, Ia pun segera memanggilnya kembali dan bertanya padanya, “Maddalene! Ada apa denganmu?” Adhair bertanya sambil mengguncang pelan bahu perempuan di hadapannya itu. Maddalene pun berhenti menoleh ke arah kanan dan kiri, kemudian ia menatap pada Adhair yang mencengkram bahunya dengan kuat itu. “Gaelan…” Ucap Maddalene dengan pelan, membuat Adhair yang ada di hadapannya itu menatap kedua mata Maddalene yang terlihat shock, dengan tatapan yang penuh dengan kebingungan. “Ada apa dengannya? Kau sedang mencarinya?” Tanya Adhair kembali ketika ia mendengar nama yang terpanggil oleh wanita di hadapannya. Maddalene menggelengkan kepalanya dengan cepat, karena bukan itu yang ia maksud. Maddalene menurunkan kedua tangan Adhair dari bahunya, kemudian menjelaskan pada lelaki itu. “Dia terluka!” Adhair terkejut saat mendengar pernyataan tersebut, bagaimana mungkin Gaelan terluka sedangkan ia baru saja bertemu dengannya beberapa menit yang lalu. Ia pun mengerutkan keningnya dan hendak memastikan apa yang di ucapkan oleh Abriella barusan. “Apa yang terjadi?” Namun belum sempat Adhair memastikan kebenaran dari perkataan Maddalene itu, Gaelan dan Liam datang menghampiri keduanya dan menanyakan hal tersebut. Maddalene terlihat semakin kebingungan ketika ia melihat siluet keduanya datang menghampiri mereka, “Apa yang kau lakukan padanya, Adhair?” Gaelan kembali bertanya saat ia melihat keadaan Maddalene yang terlihat kebingungan, panik dan segala hal bercampur di dalam pikirannya dan tidak terlihat baik-baik saja. Adhair menggelengkan kepalanya dengan pelan, “Aku tidak melakukan apapun! Dia sudah seperti ini sejak tadi aku menemukannya, dan dia juga mengatakan jika kau terluka.” Adhair menjelaskan semua hal yang terjadi ketika ia tidak sengaja menabrak tubuh Maddalene yang berlari kencang tadi pada Gaelan dan Liam. Sementara itu, Maddalene masih terdiam di tempatnya, memikirkan apa yang sebenarnya telah terjadi yang menimpa pada dirinya juga Yasika... ‘Yasika!’ Dan saat Maddalene sedang mengulang kembali kejadian itu di dalam kepalanya, seketika ia teringat dengan temannya yang ia tinggalkan sendirian di kamar tadi bersama Gaelan dan... Liam. “Yasika…” Maddalene memekik panik, dan segera berlari kembali menuju mes mereka. Ketiga orang yang ia tinggalkan itu pun ikut berlari mengejarnya, merasa khawatir dengan hal yang telah, akan atau sedang terjadi pada perempuan itu dan Yasika. Ketika sudah sampai di Mes, Maddalene membuka pintu kamarnya dengan sangat keras, hingga gemaan suara pintu itu terdengar hingga bergetar. Maddalene terdiam mematung saat ia melihat ada sebuah tubuh yang tergeletak dengan darah yang bersimbah di atas lantai. Begitu pun ketiga lelaki yang berlari dan berdiri di belakangnya saat ini. “Yasika!” Gaelan segera menghampiri tubuh perempuan kecil itu dan memastikan bahwa Yasika masih bernapas. Sedangkan Maddalene terpaku ditempatnya dengan tubuh yang bergetar shock. Adhair dapat melihat dengan jelas bagaimana keadaan kamar tersebut yang hancur dari belakang Maddalene yang berdiri di depannya. Sementara Liam yang juga terdiam itu hanya bisa memandangi apa yang terjadi tanpa berucap apapun.   Gaelan satu-satunya orang yang dengan sigap bergerak itu, mengangkat tubuh Yasika keatas kasur, dan segera melakukan healing dengan pendaran hijau miliknya. Cahaya hijau kekuatan yang di miliki oleh Gaelan sebagai pemegang pendaran hijau yang melambangkan penyembuhan. Gaelan dan beberapa pemegang pendaran itu adalah termasuk orang-orang yang di hormati karena mereka bisa membantu bahkan menyelamatkan nyawa. Kehadiran mereka sangat di butuhkan di desa maupun di medan perang, jika terjadi perang antar suku. Pemegang pendaran hijau menjadi sangat berarti di saat-saat genting, termasuk di saat seperti sekarang ini. Maddalene yang melihat usaha dari Gaelan menyembuhkan Yasika pun mencoba untuk masuk ke dalam kamar mereka meski dengan tubuh yang sedikit bergetar dan langkah yang gontai, ia perlahan menghampiri kasud di mana Yasika terbaring dan mengulurkan tangannya untuk menyentuh surai blonde dari temannya tersebut. Ketika itu... Waktu telah berhenti bagi Maddalene, ia telah kembali ke masa di mana dirinya baru saja keluar dari kamar tersebut. Ia juga melihat bagaimana Liam yang sedang berdiri di ambang pintu, dan Yasika yang sedang berusaha untuk menyembuhkan Gaelan yang terluka. Maddalene telah memutar kembali waktu dan berada di sana sebagai seseorang yang tidak terlihat. Flashback Vision, itulah namanya... Adalah salah satu kemampuan yang hanya di miliki oleh Maddalene, di antara bangsa Szabolcs lainnya. Yaitu kekuatan yang bisa membuatnya melihat dengan jelas kilas balik dari suatu kejadian yang telah terjadi hanya dengan menyentuh sesuatu hal yang ingin ia cari tahu. Seperti sekarang ini, ia telah menyentuh rambut dari Yasika. “Bagaimana keadaan Gaelan?” Maddalene terdiam saat melihat Liam menghampiri Yasika yang sedang membelakanginya, namun Maddalene melihat dengan jelas, jika ada sebuah seringaian yang tajam di wajah Liam saat itu. Ia juga mendengar Yasika yang tidak menyadarinya mendecak pelan, “Mengapa tidak ada pemberitahuan sama sekali Liam? Bahkan aku dan Maddalene tidak mendengar adanya suara terompet!” Ucap Yasika. Dan dalam sekejap, Liam menghilang dari ruangan itu ketika Yasika berbalik. Maddalene yang menyaksikannya dari sudut lain pun ikut terkejut saat melihat kejadian yang di luar dugaannya itu. Di saat Yasika sedang mencari keberadaan Liam yang menghilang begitu saja dari ruangan itu, Maddalene dapat melihat Gaelan yang bangun dengan perlahan dari posisinya. Maddalene juga dapat melihat bagaimana tatapan Gaelan yang terlihat kosong itu, dan senyumnya berubah menjadi lebih mengerikan dari senyuman lelaki itu yang biasanya ia tunjukkan pada mereka. Maddalene pun berusaha ingin membertitahu Yasika dengan hal itu, tetapi ini hanyalah Flashback Vision. Membuat dirinya tidak dapat berbuat apa-apa karena itu semua telah terjadi. Maddalene menahan napasnya saat melihat Gaelan, lelaki itu menarik perlahan tangan Yasika yang tidak menyadari bahwa dirinya sedang berada dalam bahaya. Dan dalam sekejap Yasika tidak sadarkan diri begitu ia menatap kedua mata kosong dari lelaki tersebut. Maddalene terbelalak melihat sosok Gaelan yang berubah menjadi seorang pria tinggi yang mengenakan jubah silver menutupi hampir seluruh wajahnya dengan topi jubah tersebut. Lelaki itu berjongkok membangunkan Yasika yang terjatuh ke atas lantai dan bertanya dimana letak dari liontin Artsat. Yasika yang sadar meski dengan tubuh yang lemas itu menggelengkan kepalanya dan enggan untuk menjawab. Maddalene tahu bahwa Yasika tidak mengetahuinya. Namun lelaki itu terlihat tidak terima dengan jawaban dari perempuan itu, sehingga ia dengan mudahnya mencekik dan mengangkat tubuh Yasika hingga kedua kaki Yasika melayang dari atas tanah.  Maddalene melihat bagaimana Yasika berusaha untuk melepaskan diri dari lelaki itu dan menggerakkan kedua kakinya dengan sekuat tenaga yang Yasika miliki. Maddalene pun menutup kedua mulutnya saat lelaki itu membanting tubuh Yasika dengan sangat keras ke atas lantai kamat mereka, darah pun mengalir dari tubuh temannya itu. Maddalene segera menutup kedua matanya dengan rapat saat ia melihat kejadian tersebut. Perempuan itu hampir menangis melihat temannya terluka, dan tidak ingin melihat kembali kondisi temannya itu. Tetapi Maddalene harus tetap melihat apa yang akan di lakukan pria misterius itu, sehingga ia kembali membuka matanya. Ia memperhatikan pria yang saat ini sedang mengacak-acak seluruh isi kamar miliknya dan Yasika. Dan saat pria itu tidak mendapatkan apa yang ia mau, pria tersebut terdiam dengan tangan yang mengepal keras. Saat ini posisi Maddalene berada tepat di belakang pria tersebut, Maddalene menunggu hal apa yang akan selanjutnya pria itu lakukan. “Maddalene...” Namun ketika pria misterius itu memanggil namanya, Maddalene melangkah mundur karena terkejut. Saat itulah Maddalene sadar, jika pria yang ada di hadapannya saat ini bukanlah orang yang biasa. To be continued
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN