Ara dan kedua temannya berjalan menuju kantin. Sena tengah menceritakan pengalaman cintanya pada Ara dan Marcela. Gadis itu begitu antusias sampai-sampai Ara ikut antusias. "Iya, pas kemarin gue mau buka gerbang, eh, dia manggil gue. Gue kaget, dong, dia tahu rumah gue." "Habis itu dia nyatain perasaannya?" tanya Ara. "Belum." Ara memutar bola mata malas. Jika sudah begini, sudah pasti ceritanya akan panjang. Ia menghela napas. "Duduk di sana aja, yuk!" aja Marcela. Ketiganya duduk di meja yang masih kosong dan tentunya memesan makanan karena mereka lapar. Lalu buat apa ke kantin jika bukan untuk makan? Arden dan teman-temannya yang juga termasuk Gama datang. Tentu saja kedatangan mereka mengundang perhatian. Kumpulan pangeran Aeris. Semuanya berwajah sempurna. Ah, kecuali Arden, Ara

