Part 15

1866 Kata

Disha tak mengerti bagian mana yang membuatnya begitu sedih. Entah karena pacarnya mengusirnya, mendapati pacarnya berduaan lagi dengan Tanaya di dalam kamar atau kenyataan bahwa Tristan tidak ada disampingnya saat dia membutuhkannya. Atau mungkin, yang paling membuatnya sedih adalah pemuda itu tak pernah menganggapnya. Disha tidak tau, tidak benar-benar tau. Karena kini dia berjalan di bawah guyuran hujan dengan airmata yang tak berhenti mengalir. Disha bahkan tadi sampai terisak-isak di dalam taksi. Untung saja masih ada uang cash di kantung celana jeansnya sehingga Disha bisa membayar argo. Alasan itulah yang menbawanya berjalan karena uangnya hanya sampai beberapa ratus meter dari rumah Budhe dahulu. Disha kembali mengusap air matanya. Dadanya terasa sakit sekali. Dia menghela nafas

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN