bc

Pesona Mantan Istri Yang Tersakiti

book_age18+
1.4K
IKUTI
16.1K
BACA
family
HE
confident
boss
drama
bxg
assistant
like
intro-logo
Uraian

Arsyila Damayanti harus menelan pil pahit ketika di hari yang sama, wanita cantik itu mendapati tiga kenyataan pahit sekaligus. Ketika Arsyila mengantarkan makan siang untuk sang suami ke kantor, Pradana menjatuhkan talak sembari menyodorkan hasil tes kesuburan yang menyatakan jika dirinya mandul.Bukan hanya itu, Arsyila juga mendapati fakta baru jika ternyata selama ini sang suami main gila dengan wanita lain. Yang membuat Arsyila semakin sakit karena wanita yang menjadi selingkuhan Pradana dan saat ini tengah mengandung, ternyata adalah sahabatnya sendiri.“Aku harus pergi jauh dari kota ini. Aku enggak akan sanggup melihat mereka bahagia.”

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab 1. Wanita Pe**goda
"A-apa salahku, Mas?" Terbata, Arsyila bertanya dengan netra berkaca-kaca setelah laki-laki di hadapan yang menikahinya tiga tahun silam, tiba-tiba saja menjatuhkan talak. "Maafkan aku, Syila. Jujur, aku masih sangat mencintaimu. Tapi, kamu tahu sendiri 'kan, kalau mama selalu menuntutku agar segera memberinya cucu? Sementara kamu ... maaf, silakan baca sendiri." Pradana menyodorkan selembar kertas kepada wanita yang baru saja dia jatuhi talak tanpa berani menatap Arsyila. Arsyila kemudian menerima lembar putih hasil pemeriksaan kesuburan yang mereka berdua lakukan beberapa waktu lalu. Bibirnya pun bergetar ketika membaca deretan huruf yang terangkai dalam sebuah kalimat panjang, yang menyatakan bahwa dirinya ternyata mandul. "I-ini tidak mungkin," gumam Arsyila nyaris tak terdengar. Kedua kaki Arsyila seketika terasa lemas dan hampir saja tidak mampu menopang bobot tubuhnya jika saja dia tak segera berpegangan pada sandaran kursi. Arsyila kemudian terduduk dengan lemas di sana. "Aku tahu kamu sudah berusaha semaksimal mungkin hingga kamu rela resign dari kantor ini, demi agar bisa secepatnya hamil. Tapi jika kasusnya ternyata kamu ...." "Iya, aku tahu, Mas. Tidak perlu kamu teruskan. Aku ikhlas menerima keputusanmu," sahut Arsyila pelan sembari beranjak. Setahun ini, Arsyila sudah tak lagi bekerja di perusahaan yang sama dengan Pradana. Wanita cantik itu memilih untuk mengundurkan diri dari perusahaan, agar dia bisa fokus menjalani program kehamilan. Selain terapi medis, berbagai macam ramuan buatan sang mama mertua juga sudah Arsyila konsumsi. Namun hingga genap setahun dia resign, belum juga ada tanda-tanda hadirnya sang buah hati. Selama ini, Pradana tidak pernah mempermasalahkan ketika Asryila tak kunjung memberinya anak. Hanya saja desakan dari sang mama, memaksa Pradana untuk melakukan tes kesuburan bersama Arsyila. Beberapa waktu yang lalu, mereka berdua kemudian memutuskan untuk menjalani serangkaian pemeriksaan di rumah sakit, guna mengetahui apa masalah yang sebenarnya hingga Arsyila tak kunjung hamil di usia pernikahan mereka yang genap tiga tahun. "Kuharap, kamu akan menemukan laki-laki yang bisa menerima ...." "Kurasa, tidak ada laki-laki yang memiliki jiwa besar seperti itu di dunia ini, termasuk kamu, Mas!" sergah Arsyila. Tanpa berkata-kata lagi, wanita itu segera meninggalkan ruang kerja sang mantan suami. Gontai, Arsyila melangkah menuju ruangan yang berada tepat di samping ruangan Pradana. Arsyila bermaksud pamitan pada Lena, salah satu teman baiknya ketika dia masih bekerja di perusahaan. Langkah Arsyila terhenti ketika dari celah pintu yang tak tertutup rapat itu, dia melihat sosok yang tak asing berada di sana, dan wanita paruh baya tersebut sedang mengelus perut Lena. Arsyila lalu merapatkan tubuh ke dinding tepat di sebelah pintu, untuk mencuri dengar pembicaraan yang sepertinya serius itu. "Kamu jangan khawatir, Lena Sayang. Mama sudah membelikan semua keperluan untuk calon cucu mama ini, begitu Dana mengatakan jika kamu hamil anaknya." Air mata Arsyila yang tadi sudah berhenti, kini kembali luruh, dan terjun bebas membasahi pipi. Sakit hatinya bagai tertusuk belati, mendengar kenyataan pahit seperti ini. Dia sama sekali tak pernah menduga jika ternyata selama ini sang suami dan sahabat baiknya, telah bermain api. Arsyila juga tak menyangka jika sang mama mertua--tepatnya mantan mama mertua--memihak pada pelakor tersebut. Padahal selama ini, Arsyila sudah banyak berkorban untuk Mama Mira. Wanita paruh baya itu seringkali meminta uang pada Arsyila meski Mama Mira sudah mendapatkan jatah yang sama besar dari Pradana. Arsyila tahu kini, kenapa Pradana langsung menceraikannya ketika mengetahui bahwa dia tidak bisa memberi laki-laki itu keturunan. Padahal sebelumnya, Pradana mengatakan jika apa pun hasil tes kesuburan nanti, mereka berdua akan tetap berjalan beriringan. Pradana juga mengatakan jika dia sangat mencintai Arsyila dan tak akan pernah melepaskannya. Tetapi ternyata, ini jawabannya. Selanjutnya, Arsyila tak dapat mendengar dengan jelas percakapan antara Lena dengan Mama Mira. Dunianya seakan runtuh seketika. Arsyila terhuyung dan hampir terjatuh jika tak ada tangan kekar yang menopang tubuhnya. "Maafkan aku, Syila. Ini semua tak seperti yang kamu dengar. Lena ... Lena hamil karena malam itu dia menjebakku." Pradana tiba-tiba menjelaskan, tanpa Arsyila minta ketika wanita berhijab itu menatap tajam sang mantan suami yang menolongnya barusan. Arsyila tersenyum sinis. Bagi Arsyila, alasan yang Pradana kemukakan barusan adalah alasan klasik. Jika malam itu Pradana dijebak, bukankah dia bisa menceritakan dengan jujur pada Arsyila, kalau memang Pradana masih menganggap wanita cantik itu sebagai istrinya? Lalu, mereka berdua dapat mencari solusi bersama-sama untuk menyelesaikan masalah tersebut. Bukan malah terhanyut dalam jebakan yang Lena ciptakan hingga asistennya itu hamil. Lena adalah asisten Pradana. Gadis itu naik jabatan menjadi asisten, tepat sehari setelah Arsyila mengundurkan diri dari perusahaan karena ingin fokus dengan program kehamilan. Seringnya kebersamaan dengan Pradana, menumbuhkan benih cinta di hati Lena, dan wanita itu pun berambisi untuk dapat memiliki suami dari sahabatnya sendiri. Awalnya, Pradana memang benar-benar dijebak Lena, dan mereka tidur bersama ketika sedang ada acara kantor di sebuah hotel berbintang di luar kota. Kepuasan ranjang yang diberikan Lena kemudian, membuat Pradana ketagihan hingga laki-laki itu melanjutkan hubungan terlarangnya dengan Lena. Laki-laki itu bermain dengan begitu cantik hingga Arsyila tak pernah menaruh curiga sedikitpun, meski Pradana sering izin untuk pergi ke luar kota dengan alasan pekerjaan tentunya. Berkali-kali Lena merayu Pradana agar menceraikan Arsyila. Namun, rasa cinta Pradana yang masih begitu besar pada istrinya itu, membuat Pradana tak mengabulkan permintaan Lena. Barulah ketika Lena positif hamil, Pradana dipaksa untuk mencari cara agar dapat menceraikan Arsyila. Lena juga mengancam akan membeberkan perselingkuhan mereka berdua kepada publik jika Arsyila tidak segera diceraikan. "Dana harus ngomong apa sama Syila, Ma? Dia istri yang sempurna dan tidak ada celanya. Dana juga masih sangat mencintainya, Ma. Dana benar-benar bingung." Pradana mengeluh ketika sang mama yang lebih memihak Lena, ikut mendesak. "Tes kesuburan! Mama yakin sekali kalau dia itu wanita mandul! Nanti begitu hasilnya keluar, kamu bisa segera menceraikan Syila, dan kemandulannya itu bisa kamu jadikan alasan!" "Lepas tanganku, Mas!" Suara Arsyila kemudian, berhasil mengurai lamunan Pradana. "Tidak, Syila! Aku tidak akan melepasmu, sebelum kamu mempercayai apa yang aku katakan." "Dengan statusku yang sudah menjadi jandamu, apakah itu masih penting bagimu, Mas?" tanya Arsyila masih dengan senyuman sinis yang menghiasi wajah cantiknya. Wanita berhijab itu kemudian segera berlalu menuju lift, begitu Pradana melepaskan tangannya. Setelah memencet tombol angka satu untuk menuju lobi, Arsyila lalu memakai kaca mata hitam yang selalu tersedia di dalam tasnya. Dia harus menutupi mata yang sembab agar karyawan lain yang masih mengenal Arsyila tidak melihat kesedihannya. Arsyila berjalan dengan cepat untuk segera keluar dari lobi. Wanita cantik itu berjalan dengan menundukkan kepala karena merasa malu jika dilihat oleh orang-orang, meski dia sudah mengenakan kaca mata hitam. Baru saja Arsyila hendak mencapai pintu lobi, tubuhnya yang ramping menabrak seorang bocah. Beruntung, ada laki-laki dewasa yang sigap menangkap tubuh bocah kecil tersebut hingga tubuh mungilnya tak sampai jatuh ke lantai marmer yang dingin. Namun, akibat tertabrak Arsyila, es krim yang dibawa gadis kecil itu tumpah, dan mengotori bajunya. "Maaf-maaf. Maafkan tante, Sayang," kata Arsyila yang refleks berjongkok, mensejajarkan tingginya dengan tinggi bocah kecil tersebut. "Tidak apa-apa, Tante. Sasya 'kan enggak jatuh karena ada Ayah yang selalu jagain Sasya. Lagian, Sasya juga yang salah karena jalan sambil makan es krim." Gadis kecil itu lalu mendongak dan menatap laki-laki dewasa yang tadi reflek menangkap tubuhnya, seraya menampilkan senyum innocent. Laki-laki bertampang dingin itu ikut tersenyum seraya mengacak lembut puncak kepala sang bocah. Jelas terlihat jika dia sangat menyayangi bocah kecil itu. Sejurus kemudian, laki-laki yang dipanggil ayah oleh Sasya melihat ke arah jam mahal di pergelangan tangan kanannya, lalu menatap Arsyila dengan tatapan dingin. Sepertinya, laki-laki itu sedang terburu-buru, tetapi malah ada insiden kecil yang menimpa sang putri. "Kalau jalan bisa fokus, tidak? Jangan sambil melamun!" "Maaf, Pak. Saya memang sedang tidak fokus tadi." Arsyila yang kini sudah berdiri kembali, menangkup kedua tangan di depan d**a sebagai bentuk permohonan maafnya. "Biar saya bantu putri Bapak untuk membersihkan bajunya." "Ayo, Sayang!" Arsyila lalu menggandeng tangan gadis kecil tersebut. "Tidak perlu!" "Ayo, Tante!" Arsyila dibuat bingung dengan dua jawaban yang bertentangan itu. "Ayah, baju Sasya 'kan harus dibersihkan." Laki-laki itu berjongkok lalu menatap sang putri sembari tersenyum hangat. Senyum yang tak pernah dia tunjukkan pada wanita mana pun. "Ayah yang akan bantu untuk membersihkan baju Sasya." "Pak Alvino, rapatnya sebentar lagi dimulai. Tuan Tama sudah menunggu Anda." Suara seksi dari seorang wanita yang mengenakan blouse dan rok span super ketat, mengalihkan perhatian laki-laki itu. "Oh, oke. Saya akan segera ke sana." Wanita bergincu merah merona itu kemudian segera berlalu, setelah melirik tajam pada Arsyila yang menggandeng tangan Sasya. Seolah, wanita itu memperingatkan pada Arsyila agar jangan mengganggu Alvino. "Ayah harus segera rapat, 'kan? Sasya biar dibantu sama Tante ini saja, Ayah." Sasya kemudian mendongak, menatap Asryila, dan wanita berhijab itu mengangguk. "Baiklah, Sayang." Alvino kemudian berdiri, sembari menatap tajam Arsyila. "Saya hanya sebentar. Jadi, jangan lama-lama, dan segera bawa putri saya kembali ke sini karena saya tidak punya banyak waktu untuk meladeni w*************a, dan tukang modus seperti Anda!" Arsyila mengerutkan kening, tak mengerti maksud laki-laki itu. "w*************a dan tukang modus? Apa dia kira, aku sengaja menabrak anak ini agar aku bisa mendekatinya? Cih, percaya diri sekali laki-laki itu!" gerutu Arsyila seraya menatap punggung tegap Alvino yang kian menjauh. bersambung ...

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.6K
bc

TERNODA

read
198.5K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.0K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.3K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
51.8K
bc

My Secret Little Wife

read
132.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook