BAB 1
Yogyakarta tahun 2012....
Hiruk pikuk suasana orang yang berlalu lalang memenuhi jalannya aula salah satu mall terbesar di Yogyakarta yaitu Ambarukmo Plaza sudah menjadi pemandangan biasa apalagi saat weekend menyapa. Seorang gadis berkulit putih dengan rambut yang ia gelung asal serta sweeter biru bergambarkan kartun Tom and Jerry menatap bosan suasana mall yang semakin lama semakin ramai. Apalagi dilihatnya telah ada beberapa event yang sedang diadakan. Mulai dari bazar brand lokal hingga lomba menyanyi tingkat anak dasar.
Nayla Nadiya, gadis yang sebulan lalu dinyatakan telah lulus dari bangku sekolah menengah atas disalah satu SMA favorit yang ada di Yogyakarta dengan nilai yang mendekati kata sempurna. Sedang berpangku tangan pada pembatas sembari menatap bosan pemandangan disekitarnya dan berulang kali melihat jam pada pergelangan tangan kirinya. Tak jarang desisan umpatan keluar dari mulut manisnya.
Sudah satu jam lebih Nayla berdiri menunggu kedua sahabatnya yang tak kunjung menujukkan batang hidungnya. Mereka sudah berjanji akan bertemu pukul satu siang dan setelahnya akan menonton film Batman The Dark Knight Rises jam tiga sore ini. Tigapuluh menit lagi film akan diputar dan mereka berdua belum datang sama sekali. Padahal jarak rumah mereka pun hanya memakan waktu lima belas menit dari mall, tidak seperti dirinya yang butuh waktu sekitar tigapuluh hingga empatpuluh menit.
Beberapa kali Nayla mencoba menelpon mereka berdua, namun hasilnya nihil tak ada jawaban sama sekali. Jika dalam sepuluh menit mereka tak kunjung datang juga, Nayla memutuskan akan segera angkat kaki dari mall ini. Lima menit pun berlalu, kedua mata Nayla berhasil menangkap dua sosok berbeda yang sedang berlari-lari menuju kearahnya.
" maaf Nay!..hoss..hoss..hoss.Arga tuh lama jemputnya.", seru Lucy dengan nafas yang tak beraturan dan sedang berusaha menormalkan detak jantungnya kembali.
"sorry Nay, aku ketiduran gak ada yang bangunin lupa pasang alarm juga", sambung Arga yang sama-sama baru berusaha menormalkan detak jantungnya.
"satu jam lebih aku nungguin kalian dan gak ada satu pun yang jawab telpon aku"
"handphone aku kan masuk rumah sakit Nay, gak bakal ada yang jawab lah!",seru Lucy.
"sorry Nay, oke? entar aku traktir apapun deh. Gimana? mau? maafin ya? ya? ya?", seru Lucy seranya merangkul bahu Nayla dan tersenyum tanpa dosa, membuat Nayla hanya bisa menganggukkan kepala karena kalau tidak telinganya akan sangat sakit mendengar rengekan dari sahabat istimewanya ini.
Tak terasa waktu pun bergulir dengan cepat,langit yang tadinya cerah sekarang sudah terhiasi oleh cahaya bintang yang tak terhitung jumlahnya. Disinilah mereka bertiga berada, duduk dipinggir jalan sembari menikmati secangkir kopi dan coklat panas didekat pinggiran sungai code Yogyakarta. Selalu seperti ini, pemandangan malam kota Yogya yang akan membuat rindu siapa saja yang telah mengenal dan jatuh cinta akan pesonanya.
Mulai dari muda hingga muda, orang asli atau rantuaan pasti akan menyempatkan waktunya untuk sekedar menghirup udara malam kota dengan nuansa yang berbeda. Diiringi alunan gitar dari pengamen jalanan yang tak hentinya menambah suasana malam menjadi lebih syahdu dan nikmat untuk kita rasa.
" jadi ini?", tanya Nayla sembari mengangkat secangkir coklat panas yang ada dihadapannya tepat di depan wajah Lucy yang mengundang tawa rendah dibibir Arga.
" ya ampun Nay, kamu kan tahu dompetku isinya tidak setebal milikmu dan Arga. Udah syukur aku mau traktir kalian berdua. Kan kamu tadi juga oke-oke aja pas aku ajakin kesini. Besok kalau aku sudah kerja aku janji bakal traktir kalian berdua dicafe mahal",seru Lucy dengan semangat.
"oh iya Cik? kamu yakin gak bakal lanjut kuliah lagi?", tanya Nayla. Cik adalah panggilan kesayangan mereka untuk Lucy. Nayla dan Arga sepakat memanggilnya dengan sebutan "CIK" karena Lucy adalah blasteran china dan jawa.Tapi jawanya tidak kelihatan yang lebih dominan adalah darah chinanya. Mulai dari rambut hingga ujung kaki tak ada pesona jawa sama sekali.
" males Nay, aku pengen kerja aja. Nyari uang sendiri, belajar sambi kerja ,nyuri ilmunya , abis itu buka usaha sendiri deh. Kalian berdua kan tahu, desain bajuku banyak yang suka tapi aku belum bisa jahit sendiri. makannya aku mau kerja dibutik yang mau menerima orang yang belum berpengalaman sama sekali. mulai dari situlah aku mau belajar jahit dari nol biar kelak semua desain yang aku gambar bisa ada wujud aslinya bukan cuma diawang-awang aja."
"kan kamu bisa nyuruh orang lain buat jahitin semua desain kamu. Toh diluar sana juga banyak desainer yang gak bisa jahit sendiri", sahut Arga
"iya sih! tapi rasanya ada yang kurang aja gitu. Gak sempurna, aku sendiri gak akan puas. Aku harus belajar dari nol mulai dari pemilihan kain, benang yang dipakai, jarum ukuran berapa dan lain sebagainya. Agar kelak desain aku juga sempurna hasilnya"
Nayla dan Arga hanya terdiam mendengar jawaban Lucy sahabatnya yang terkenal urakan selama in. Tak pernah terpikir sedetikpun bahwa Lucy punya mimpi yang begitu besar yang ingin dia capai. Nayla pun sudah sering melihat hasil desain sahabatnya yang kebanyakan adalah gaun pengantin.Tepatnya gaun pengantin kebaya modern yang sering dia share difacebooknya.
"dan kalian berdua? sudah memutuskan untuk berkuliah dimana?", tanya Lucy
" Fakultas Kedokteran di UGM" , jawab Arga yang membuat mata Lucy berbinar.
" aku sudah menduganya, kau memang bercita-cita menjadi seorang dokter bukan? selain itu kau juga terlihat sangat cocok mengenakan jas putih kedokteran", jawab Nayla dengan senyum manisnya.
"kau sendiri? sudah menentukan pilihan? kau akan tetap di Yogya kan?", tanya Arga menatap penuh makna tepat dikedua bola mata Nayla. Dan pandangan itu tertangkap jelas oleh Lucy yang duduk tepat ditengah keduanya.
"aku?.."
"maafkan aku, tapi aku memilih London".
Jawaban Nayla sontak membuat kedua sahabatnya terdiam seketika.Terutama Arga yang seketika langsung menatap tanya tepat pada kedua bola mata hitam milik Nayla. Seolah waktu rasanya seketika berhenti, suara yang ada disekitar mereka ikut menghilang menyisakan mereka bertiga seorang ditengah keheningan malam kota Yogya untuk terakhir kalinya.
*************