* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * “Lo jadi balik sama gue apa gimana?” Pertanyaan itu keluar dari bibir Jevan seiring ia sibuk mengatur senar gitarnya. Enzi yang merasa diajak bicara masih tettap diam karena sibuk membalas pesan masuk di ponselnya. “Bentar, bentar, Jev.” Cowok itu hanya berdecak. “Gimana? Lo tadi tanya apa?” “Lo jadi balik sama gue apa kagak?” ulang Jevan dengan intonasi jengah. Gemas karena harus mengulang-ulang. Raras yang mendengarkan percakapan dua orang di hadapannya itu jadi mengernyit bingung, akhirnya ia bersuara. “Loh, emang kalau gak balik sama elo, temen gue mau balik sama siapa?” “Temen lo tadi bilangnya mau dijemput gebetan. Katanya.” “Iya, Zi?”

