mimpi itu lagi
buugghhh
"tidak ibu, ku mohon. ayaahhh!!!!"
aku berteriak ketakutan, memanggil ayahku yang tak kunjung keluar. tas ransel penuh baju milikku di lempar keluar oleh ibu (ah ralat, ibu tiri) dengan kasar mengenai genangan air di sampingku, aku kedinginan.
ya, hujan.
"ayaahhh......"
mataku berbinar,memanggilnya penuh harapan, tapi mata itu dingin, aku takut.
"pergilah ana, ikutlah dengan nenekmu"
bagai tersambar petir mendengar apa yang ayah katakan. bagaimana mungkin? cinta pertamaku, ayah!
aku melihatnya tersenyum, wajahnya menyembul dari balik pintu. puas.
menyesal aku memanggilnya kakak selama ini,wajah yg ku kagumi itu melihatku dengan raut bahagianya.
"ayah ana mau ikut saja, ana tidak akan nakal ayah, ana janji! hiks hiks hiks"
"ayah bilang pergilah, ikut nenekmu ana! kau bilang kau menyanyanginya. jadi ikut nenekmu"
bagaimana ini, sudah ku pegangi kaki ayah tapi malah di tepis olehnya. tubuh kecilku terjungkal, aku merangkak di bawah guyuran hujan yang ku rasa semakin deras ini.
"ayaahhhh!!!!! tidak ayah, ayaaaahhh!!....."
jeritku histeris saat ayah melangkah pergi, masuk mobil putih miliknya.
"ayahhhh.....!!!! aaaa... ayaahhh!!!!."
aku terus berlari mengejar mobil ayah, tak peduli kaki telanjangku terkena kerikil. itu tak berasa.
mobil ayah semakin menjauh, ayaahh tidak..ayahhhh
.........
peluh membasahi dahiku, ku seka dengan punggung tangan ku kasar
"mimpi sialan!!"
ku pikir sudah lupa, itu bahkan 12 tahun yang lalu. sialan memang, mimpi itu menambah dosa ku karena mengumpat di tengah malam. malam? astaga,aku melihat jam di atas nakas samping ranjangku, ini bahkan baru jam 3 dini hari. aku baru tertidur 2 jam dan mimpi laknat itu menggangguku! aku menambah dosa lagi.
bisakah aku tidur lagi setelah mimpi itu kembali datang dan mengingatkanku pada.. ahh,, aku malas menyebutnya. tak terasa air mataku mengalir, lagi.
mencoba menyemangati diri, salahkan hati ku yang terlalu rapuh.
tapi sekeras apapun aku mencoba, nyatanya mimpi itu sering hadir, terlebih saat ragaku lelah dengan semuanya.
sekelebatan bayangan masalalu itu hadir, sampai detik ini aku masih mengingat jelas wajah mereka.
wira atmaja, dulu dia ku sebut ayah. tapi setelah hari itu aku manganggap diriku yatim piatu. pria yang begitu menyayangiku akhirnya berpaling pada perempuan lain setelah dua tahun kematian ibu ku.
dulu aku menumpahkan tangisku pada nenek, saudara dari ibunya ibuku. beliaulah yang menapung hidupku setelah pria yang katanya ayahku meninggalkan ku di jalan begitu saja, memilih pergi bersama istri baru beserta anaknya dan memilih meninggalkan ku, tak salahkan jika aku menganggapnya pria b******k?
kini, sudah 3 tahun semenjak kepergian satu satunya keluargaku, mimpi itu datang lagi. menyebalkan karena sudah tak ada yang bisa ku jadikan sandaran.
setelah insiden 12 tahun itu, aku menjadi lebih pendiam. tepatnya tak peduli dengan sekelilingku, aku hanya akan bicara jika menurutku penting. setelah beranjak dewasa apa lagi, lebih sering menunjukkan wajah ketus ku, berharap agar para lelaki tak sembarangan mendekatiku.
aku tak punya waktu sekedar merajut kasih, menurutku ini belum saatnya. aku harus fokus pada kuliahku, juga mencari uang sekedar untuk makan dan sedikit untuk tabungan. karena beasiswa, aku tak perlu memikirkan biaya kuliah, tapi harus ekstra belajar agar nilaiku selalu sempurna. aku tak mau jika beasiswaku di cabut begitu saja.
ah, bahkan selama tiga bulan terakhir aku menjadi karyawan magang di sebuah perusahaan properti ternama. tapi aku tetap bekerja di cafe yang selama beberapa tahun terakhir menjadi penopang hidupku dan almarhumah nenek, hanya saja kini aku mengambil sift malam, dan karena aku kuliah mengambil kelas karyawan. jadi hanya masuk 2-3 hari dalam seminggu.
ku raih handphone ku, jam 03.17
ku tutup mataku berharap kantuk segera datang setelah mimpi itu.
___
drrrttttt drrtttt drrtt drrttt
egghh
"apa sihhh!!!"
"araaaaa....."
suaranya melengkin, baru saja ku tempelkan benda yang tadi bergetar itu di telingaku. siapa lagi yang meneriakiku di telpon pagi ini? salsa?
ah, aku melihat namanya di layar. right? salsa.
"apa, ngomong apa?"
jujur aku tak jelas mendengarnya, selain masih mengantuk mataku rasanya seperti bengkak. ahh, kemarin aku menangis.
"apa? hey ara cantekk..."
"aku tau, "
aku menyela.. hehehe
"aish, jangan bilang masih tidur ara! skirpsi ara!".
mataku melebar, langsung ku buang sembarang hp canggih yang sudah tak enak di pandang itu, bergegas menyambar handuk dan masuk kamar mandi. kilat saja! 30 menit lagi aku harus revisi skripsiku! aishhh.
singkat saja mandinya, 5 menit saja everybody. celana jens, kaos oblong, rambut kuncir kuda, sneakers. riasan ku? cukup pelembab wajah, bedak tabur dan liptint andalan ku.
ohh lihatlah betapa menawannya aku, punya alis tebal yg patut ku syukuri, karena di saat seperti ini jika harus memakai pensil alis dulu akan sangat merepotkan bukan?
untung semua persiapanku untuk pagi ini sudah kelar, aku bergadang sampai jam 1 dini hari kemarin, harusnya aku tidak gagal!
huuufffttt, menyempatkan menghembuskan nafas sebentar sebelum ku sambar kunci motor matic yang ku cicil dari dua tahun lalu (dan belum lunas sampai detik ini) dia tas nakas ku itu.
berlari kecil keluar kamar kost sambil melirik jam tangan pasaran 50ribu miliku, baiklah masih ada 20 menit, harusnya cukup.
bergegas aku mengendarai moci kesayanganku, ohh baiklah aku cukup handal jika harus menjadi pembalap di tengah jalan yang yaa cukup padat padahal sudah lumayan siang hari ini.
5 menit, masih 5 menit. aku berlari tergesah setelah parkir sembarangan di area parkir mahasiswa. sepertinya tinggal aku saja mahasiswa matematika semester akhir yang masih berkeliaran di sini, sejauh 5 meter radius pandangan mataku memang hanya aku.
kupercepat lariku saat ku lihat salsa melambai dan dari isyaratnya memintaku untuk cepat,
buugghhh
"maaf nggak liat, aku buru buru"
untung saja tak terjungkal, bahunya keras sekali. apa tadi aku baru saja menabrak bahu manusia batu jaman dahulu??
ahhh, salsa tunggu aku!!
~~~
" ara, bapak kan sudah bilang, tesis ini masih keliru, kenapa hasilnya begini lagi?"
pak bima, dosen pembimbingku mengomel setelah tadi puas melihat beberapa hasil tesis ku yang sudah sesuai.
"tapi itu sudah saya ganti pake cara 2 pak", jawabku mencari kebenaran.
"memang caranya sudah kamu ganti, tapi lihat hasilnya. masih sama kan?"
" ya sudah, kamu bawa lagi ini skripsinya. saya tunggu terakhir dua hari lagi. kalau masih salah, kamu gak jadi ikut sidang pekan depan" sambung beliau.
ku langkahkan kaki keluar ruangan pak bima dengan wajah sayu, aku kan sudah mengerjakannya sampai larut malam. ahhh...
" kanapa wajahmu, ara."
" skripsimu di tolak lagi?" ucapan pak andra telak. beliau salah satu dosen matematika juga, tapi hanya mengajar mahasiswa semester 1 & 2. beliau mulai mengajar setahun lalu, dan entah sejak kapan kami terlihat "dekat". dan entah sejak kapan pula para fans pak andra itu melihatku dengan tatapan permusuhan. dan mereka kira aku peduli? ya ampun!
"yah, pak andra benar" jawabku tak bersemangat.
"mau di bantu? saya yakin saya lebih pandai dari kamu kali ini" canda pak andra di selingi senyum menawannya, ku akui beliau memang tampan, wajahnya khas cowok indonesia.
"bapak, mau?" tanyaku dengan mata berbinar, jelas saja tak ku siakan kesempatan ini jika beliau memang berniat begitu kan?
kemudian pak andra mengangguk, "tentu". lagi, tersenyum.
"coba sini saya lihat"
obrolan kamipun mengalir seputar tesis ku yang keliru.
…........