skripsi

889 Kata
7rings cafe&resto 8.PM huftt..... hari ini cukup melelahkan, padahal bukan akhir pekan tapi pelanggan resto cukup banyak berdatangan. oh ya, karena aku mahasiswa kelas karyawan yang hanya masuk 2 hari selama seminggu yaitu hari sabtu dan minggu, dan hari senin-jum'at aku bekerja di Giant Smith Company sebagai karyawan magang devisi keuangan dari jam 8-5 sore, jadi aku hanya bisa mengambil sift malam setiap harinya di 7rings cafe&resto. salsa bilang harusnya aku berhenti saja dari sini, tapi sayang jika haru resign dari tempat yang menafkahiku bertahun tahun lamanya, mungkin aku akan resign, nanti jika sudah menjadi karyawan resmi di Giant Smith Company. "mbak, spagetti spicy bolognesnya satu, spicy chiken wing chesee satu, sama minumnya ocean blue 2 ya" seorang wanita muda yang kisaran usianya dua tahun lebih tua dariku menyebutkan pesanannya. "baik mbak, apa ada lagi?" tanyaku sambil mencatat pesanan mereka. "oh sudah mbak" "baik saya ulangi, spagetty spicy bolognes satu,spicy chiken wing chesee satu, dan ocean blue nya dua" aku bertanya memastikan. "iya" "di tunggu sebentar mbak ya" aku tersenyum tanda sopan kepada pelanggan, jelas ku lihat lelaki di sebelahnya tersenyum menggoda ke arahku, ku abaikan saja sambil berlalu. "nis, nih pesanan meja 16" ku sodorkan note tempel ke arah nisa, bagian kasir yang langsung di tempelkan di sekat terbuka di belakangnya, tempat para koki bertarung dengan spatula. "ra, istirahat dulu gih. udah jam 8 tinggal kamu aja yang belom istirahat. ntar biar di gantiin diki" "oh ya? ya udah nis, aku tinggal gak papa kan?" "iya gpp, asal ngga ketiduran lagi aja" aku hanya bisa menyengir saat nisa mengingatkan pada kelalaianku beberapa hari lalu yang tertidur di ruang mushola saat selesai mununaikan ibadah. karena hari ini sedang halangan, jadi aku tak perlu ke mushola. ku buka bekal makan malam yang ku bawa dari rumah, sebenarnya resto membebaskan karyawannya makan masakan resto tapi tetap sajasekali sekali para pekerja akan membawa bekal sendiri dari rumah, bosan. sambil menyuap nasi sayur asem ke mulutku, ku buka handphone sejenak, siapa tau ada informasi penting. pak andra: bagaimana ara skripsimu sudah kelar kan? isi pesan pak andra satu jam yang lalu, sebenarnya ingin sekali aku mengabaikan beliau seperti yang sudah sudah, tapi tidak enak karena beliau seorang dosen di kampusku. me: sudah pak, terimakasih. ku balas saja dengan singkat dan melanjutkan acara makan malamku yang sendirian. setelahya aku mau sedikit istirahatku sebelum kembali ke dalam. ~~~ "nah begini dong ara, kan kalau skripsinya bagus begini kamu bisa ikut sidang minggu depan". ucap pak bima dengan wajah sumringahnya. kalau aku, jangan di tanya lagi. senyum kemenanganku langsung mengembang begitu saja, aku bangga dengan diriku sendiri yang akhirnya bisa menyelesaikan skripsiku yang di bimbing dosen super killer di kampusku. dulu banyak yang memperingatkanku, jika di bimbing pak bima maka kesempatanku untuk lulus tepat waktu hanya 30% sisanya akan mengulang tahun depan. se perfeksionis itu beliau pemirsa. tapi bagiku itu tantangan, dari jauh hari aku menyiapkan segala hal agar jadi 30% orang tersebut. and see??? aku bangga pada diriku. dan, ah iya. sepertinya aku harus berterimakasih sekali lagi pada pak andra, beliau yang mengajariku kemarin. hehehe "ara!" sekilas aku menoleh saat ku dengar namaku di panggil. oh, rian rupanya. sekedar informasi dia satu jurusan denganku. "ku dengar skirpsimu udah di acc sama pam bima. waaaahhh hebat banget kamu ra". dia tersenyum lebar "eemmm, makasih" sudah hanya itu yang ku ucapkan dan berlalu dari hadapannya. sudah ku katakan di awal, aku memang seperti itu. "selamat ya ra" rian masih mengikutiku rupanya. aku hanya mengangguk sebagai respon atas ucapan selamatnya. toh aku sudah bilang makasih tadi. "nanti malem, kamu ada acara?" sontak aku menghentikan langkahku dan berbalik menatapnya. salsa memang pernah bilang padaku tentang kemungkinan rian yang mungkin menyukaiku, tapi baru kali ini dia bertanya tentang waktu luangku. "bagaimana dengan nonton? ada film baru nanti malam. apa kau luang" dia sedikit salah tingkah sambil menaikkan ransel di bahu kirinya. "aku kerja, rian" "ahh, begitu. bagaimana kalau besok siang?" "aku kerja" kulihat wajah rian mulai mendung "kalau..." "maaf rian, aku kerja setiap hari. sudah ya aku harus mencari salsa" sedikit ku tersenyum sebelum pergi, sebenarnya rian lelaki baik, tak sedikit mahasiswa yang mengidolakan sosok yang humble seperti rian. tapi maaf, aku bukan kalangan mereka. "ra". di tengah pelarianku dari rian, pak andra memanggilku. aku berhenti dan tubuhku menghadap sepenuhnya pada pak andra, beliau tersenyum, manis sekali. "selamat ya, saya dengar skripsi mu di terima". ucap beliau sambil mengulurkan tangan padaku, dan tersenyum hangat. "ah, terimaksih pak. kalau bukan karena bapak, mungkin saya akan kena marah lagi sama pak bima hari ini". sambil membalas jabatan tangan pak andra, formalitas. aku tersenyum ceria, kali ini tulus. sebagai ucapan terimakasihku. " sekali lagi terimakasih pak. tapi saya harus pergi. salsa menunggu" alasan ku karena beliau masih saja menggengam tanganku, ah mungkin hanya perasaanku saja. "ah, iya. hati hati, ara." segera ku langkahkan kakiku mancari salsa setelah mengangguk hormat pada pak andra. salsa, maaf ya ku jadikan alasan agar terhindar dari orang orang. hehehe, apa mungkin salsa di kantin? "halo sa, dimana?". ku telfon saja dia, dari pada nanti harus mencarinya tak tentu. "aku di kantin sayang" jawabnya di sebrang sana. "oh baiklah, lemon hangat untukku satu". tut, ku matikan sambungan sepihak, biar saja toh salsa sudah pasti mengerti. lanjut melangkah ke arah kantin, beberapa mahasiswi melirikku sinis, ada yang terang terangan menyindirku. apa mungkin karena pak andra? atau rian? bodo amat lah.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN