gedung sebelas lantai itu terasa lebih ramai dari biasanya saat alan melangkah masuk di iringi asistennya, bastian.
~~alan alexander smith, pria dewasa kelahiran 30 tahun lalu. kakeknya pavlo smith asal canada, puluhan tahun lalu merantau ke indonesia membangun bisnis furniture rumahan.
jatuh cinta pada ayu ningtyas, putri pemilik gedung yang ia sewa. menikah dan di karuniai seorang putra, adam smith.
adam remaja yang memilih menimba ilmu di negara asal sang ayah pulang dengan bekal ilmu yang kemudian bisa membesarkan usaha sang ayah. bahkan mampu membuka beberapa cabang di indonesia.
siska maheswari, wanita beruntung yang di bawa pulang adam sebagai nyonya smith.
sombong memang, jika mengingat siska dulunya hanya gadis desa asal surabaya itu kini bergaya bak sosialita dan membanggakan putra semata wayangnya, alan alexander smith.~~
beberapa karyawan menunduk hormat saat melihat CEO mereka masuk, beberapa tetap pada kesibukan karena tak menyadari, toh alan pun tak ambil pusing, ia tak gila hormat.
giant smith company, hari ini mengadakan pameran besar besaran di salah satu hotel bintang lima miliknya. pameran penthouse mewah dengan sasaran kaum bonjuris lokal bahkan internasional. pantas saja jika kantor induknya seramai ini kan?
ting,,
pintu lift exclusive itu berdenting di iringi alan dan tian yang masuk kedalamnya, dan tertutup seusai dua security menunduk hormat.
" mr.chan sudah menunggu di ruang rapat tuan "
" semua data yang anda butuhkan sudah siap, dan penawaran mr.chan sudah di rangkum oleh dinda tuan" imbuhnya
alan masih diam menyimak
" perusahaan itu menawarkan 15% keuntungan jika tuan mau berinvestasi padanya"
tian di belakangnya masih setia menjelaskan, alan mengangkat sebelah alis tanda tertariknya.
dinda, sekretaris yang sudah menunggu di depan pintu segera dengan sigap membuka pintu kayu jati dengan ukiran khas keluarga smith itu.
"mr. smith, " pria 40 tahuan menjabat tangan alan sopan.
"silahkan, " suara alan menginterupsi mulainya meeting.
presentasi mr.chan berlanjut dengan anggukan tertarik alan.
..........
GSC hotel 7 PM
rolls royce wraith black, berhenti manis tepat di depan red carpet GSC hotel. sepatu pantofel merk ternama House Of Testoni milik pria pemilik hotel ini nampak keluar dari pintu mobil.
mengait kancing jas mahalnya sebelum kembali masuk melangkah aula di iringi dua pengawal khususnya hari ini, alan alexander smith masuk di tengah jepretan para wartawan.
"mr. alex bagai mana persiapan hari ini? apa anda sendiri yang menyiapkannya?
"mr. alex apakan kali ini anda juga hanya sendiri saja"
"mr. apa benar, model bianca adalan kekasih anda"
"mr. tolong jawab pertanyaan kami"
satupun tak ada pertanyaan yang di jawab oleh alan, dia mengabaikan pertanyaan pertanyaan yang menurutnya tak nermutu itu, langsung memasuki auala utama pameran penthouse kali ini.
alunan musik akustik menyapa telinganya,
"emm, lumayan" gumamnya
pasalnya ia memang tak terjun langsung melihat konsep pameran hari ini, tau beres saja.
mata lapar para wanita berbalut dress beragam model designer ternama melirik ke arah alan, bahkan beberapa jelas memberinya tatapan memuja.
"mr. alex. ini model baru kita, dia di bagian furniture dapur mr"
" Feli anggraeni" tatapan matanya menyiratkan ketertarikan yang ketara.
oh ayolah, wanita normal mana yang tak tertarik pesona alan. lihatlah pria sempurna di depannya. mata elang itu terlihat begitu menggoda. rahangnya tegas, bibir pink alami nya jarang sekali tersenyum. badan tegap atletisnya tercetak jelas di balik kemeja mahal miliknya.
alan tak bergeming hanya menatap sekilas, " murahan " pikirannya berpendapat.
ia beralih, membicarakan hal hal yang lebih penting pada para rekan kerjanya. urusan wanita, ia belum terlalu berminat malam ini.
"ya ampun lihatlah, astaga dia benar benar menggoda "
" cristine, sadarlah kau bukan tipenya. jadi partner ranjangnya saja sudah pasti itu pencapaian luar biasa mu"
kali ini feli berkomentar.
" tak apa fel, kau tunggu saja kabar manis ku sayang". cristine vellary, ia model bagian penthouse grand smith.
pameran penthouse kali ini tak main main, sasarannya kaum bonjuris indonesia dan mancanegara. hunian modern itu di bandrol milyaran rupiah, tapi jangan salah puluhan dari mereka yang datang hari ini berebutan memiliki hunian mewah khusus kaum miliader ini.
penthouse lengkap beserta segala perlengkapan ruang terbaik dari grand smith furniture memang patut di acungi jempol, harganya yang hampir di luar nalar manusia normal ternyata jadi rebutan mereka yang ingin memamerkan hartanya.
"tian, kau tau siapa perancang harga penthouse ini?" tanya alan.
" tentu saja bagian devisi perancang tuan, bersama devisi keuangan".
"emm"
"ahh, aku dengar dari devisi keuangan, mereka punya ank baru. apa mungkin dari dia. perlu aku mencari tau tuan?"
"tak perlu, libatkan saja dia pada meeting langsung proyek resort kepulauan seribu. aku ingin tau pendapatnya".
"baik tuan".
"kepada mr. alex salaku CEO giant company, kami persilahkan"
suara riuh tepuk tangan para pengunjunga ramai terdegar, tanpa senyum alan maju dan menyampaikan beberapa kata pada tamu undangannya.
"terimakasih, aku harap kali ini penthouse kami memuaskan di hati anda sekalaian".
kata terimakasih mengakhiri ramah tamah alan. kemudian mempersilahkan para undangannya menikmati aneka kue dari catering ternama kota ini.
.......
penjualan penthouse kali ini luar biasa, mereka yang mendapatkan hunian harga miliaran tersenyum bangga, ajang pamer harta juga kan?
setelah semua unitnya terjual, alan langsung kembali ke penthouse pribadinya, di banding pulang ke rumah mewah orang tuanya, ia lebih suka di sini.
" tian, kosongkan jadwalku sampai besok siang, aku ingin istirahat"
tut
panggilan di akhiri sepihak, tanpa perlu mendengar jawaban lawan bicara.
mengingat kembali kejadian beberapa hari lalu, kelebatan gadis yang menabrak bahunya di universitas saat ia mendiskusikan dana suntikan untuk universitas itu.
bugghhh
"maaf nggak liat, aku buru buru"
gadis itu langsung berlalu begitu saja, rambutnya yang panjang se pinggang di kuncir kuda, turun ke bawah, bodynya emmm, lumayan, bokongnya. ehmm membuat alan seketika menelan ludah kasar.
"oh, s**t"
hanya dengan melihat gadis itu berlari dari belakang sedah membuat seorang alan on seketika. wow
"pak alex, mari. anda sudah di tunggu tamu dari singapore".
suara asistennya membuyarkan lamunan m***m alan, oh ayolah apa apaan ini alan
tanpa kata alan masuk ke mobil mewah hitamnya.
alan tersenyum miring, emmm. kalau bertemu lagi, apa yang harus aku lakukan padamu gadis kecil.
bunyi ponsel alan terdengar samar sebelum ia terpejam. siapa kiranya yang menelfon di jam seperti ini.
oh, mommy ternyata.
"hai mom".
"alan, kau tak pulang sayang?" terdengar nada kerinduan ibunya.
"emm, baiknya aku akan pulang nanti akhir pekan mom".
" alan, kau ingat marsya.."
"mom aku mengantuk, sudahnya. love you" huufftt.
putri teman arisannya lagi? menyebalkan.