Bab 1. Kita Bercerai
“Ambil daftar infertilitasmu dan keluar dari sini! Keluarga Pratama tidak butuh ayam betina yang tidak bisa bertelur.
Agatha sudah kembali dan beberapa hari ini ini dia selalu bersama Arga, jika otakmu masih waras seharusnya kamu sadar!" ucap ibu mertua Natalie Kuncoro yaitu Nyonya Rina diikuti dengan selembar surat hasil pemeriksaan lab yang berisi keterangan mandul.
Natalie benar-benar terkejut saat membaca hasil pemeriksaan tersebut sampai tidak bisa mengeluarkan satu patah kata pun dan membiarkan ibu mertuanya memarahinya sampai dia pergi.
Satu-satunya pikiran yang tersisa dalam pikirannya adalah: Agatha kembali!
"Akhirnya... aku kalah?"
Dia duduk sendirian di dalam kamarnya sampai gelap. Pada malam hari, sekitar pukul delapan, terdengar suara mesin mobil di halaman.
Natalie yang hapal dengan suara mobil itu tahu, Arga Pratama-suaminya sudah pulang. Tidak lama kemudian, terdengar handle pintu dibuka diiringi suara "klak" saat lampu dinyalakan.
Pria itu melepaskan jas mantel yang dia pakai sembari kaki panjangnya berjalah ke arah Natalie, kemudian melempar asal mantel di atas ranjang.
Selanjutnya dia mulai melepas dua kancing bagian atas kemeja putih yang dia kenakan dengan santai, posturnya yang superior membuat pria itu terlihat sangat elegan.
Namun, fitur wajah tampan yang seperti dewa itu terlihat sangat datar dan tanpa ekspresi apa pun, hingga menimbulkan kesan dingin bagi siapa saja yang melihatnya.
"Jika kamu punya waktu, tandatangani dokumen ini sekarang. Mari kita bercerai!"
Arga berdiri tepat di hadapan Natalie dan meletakkan berkas perceraian di meja. Suara yang terdengar pelan dan sangat lembut, tapi tanpa kehangatan di dalamnya.
Natalie sudah menduga hal ini akan terjadi.
Namun, hatinya masih saja tak terkendali. Ada getir dan denyut kesakitan di dalam sana.
Meski demikian Natalie juga tidak bisa menahan diri untuk bertanya kepada suaminya, "Apakah kamu juga menganggap diriku mandul? Dan karena hal itu juga kamu ingin bercerai denganku?"
Arga Pratama menegangkan otot rahangnya sat mendengar pertanyaan sang istri. Ia menatap tajam Natalie dengan wajah yang dingin. Bahkan sangat dingin dan acuh dia berkata, "Natalie, jangan memperburuk keadaan. Dari awal kau tahu bagaimana kita bisa menikah, kamu seharusnya lebih jelas daripada siapa pun."
Natalie membalas tatapan Arga dengan pandangan yang penuh keraguan.
Dia memang tahu.
Pada awalnya ayah Arga Pratama sakit parah dan keluarga Pratama sangat ingin membawa menantu memiliki menantu wanita baru di rumahnya. Calon menantu yang seharusnya adalah Agatha Kuncoro. Sebab Agatha adalah putri dari keluarga Kuncoro saat itu.
Namun, semua menjadi berubah setelah Agatha melakukan pemeriksaan kesehatan pra-nikah dan ternyata dia tidak memiliki hubungan darah dengan keluarga Kuncoro.
Setelah Tetua keluarga Kuncoro mengetahui hal ini, dia mulai menugaskan dan menyebar banyak orang untuk mencari dan menemukan anak gadis merka yang hilang itu.
Selanjutnya pertunangan itu pun jatuh kepada Natalie.
Pada hari pernikahan antara Natalie dan Arga Pratama, Agatha yang tidak terima dengan keputusan itu pun datang dan menyelinap untuk bertemu dengannya. Gadis itu sengaja ingin mencampuri dan membuat keretakan hubungan antara Natalie dan semua orang. Bahkan dia tidak segan untuk menyakiti diriya sendiri dengan melakukan aksi jatuh dari tangga, yang mengakibatkan kaki perempuan itu patah dan akhirnya dia dikirim ke luar negeri untuk berobat hanya untuk menghancurkan dan menghentikan acara pernikahannya.
Berita ini sangat besar dan semua orang mulai bersimpati pada Agatha.
Sedangkan Natalie, dia menjadi dihujat oleh ribuan orang yang menganggap Agatha sebagai korban atas kejahatannya!
Bahkan orang tua kandungnya pun mulai membencinya dan menyebut dirinya sebagai anak yang kejam dan jahat.
Memang, Agatha adalah anak perempuan yang mereka rawat selama sembilan belas tahun, berpendidikan, dan diakui sebagai gadis yang sangat baik.
Sedangkan dia, pada akhirnya hanya mendapat predikat sebagai anak perempuan kandung kejam dan licik ... Sangat mengenaskan.
Natalie merasa agak lucu saat dia mengingat penghinaan dari Rina-ibu mertuanya hari ini.
Mereka tidak tahu bahwa sebenarnya bukan dia yang mandul. Melainkan Arga Pratama-putra mereka sendiri. Bahkan sejak hari pernikahan mereka sampai hari ini, pria itu sama sekali tidak pernah menyentuhnya!
Hati Natalie semakin sedih dan terasa kedinginan ketika dia memikirkan tentang semua itu!
Mungkin seharusnya dia tidak boleh mempertahankan seorang pria kejam dan dingin seperti Arga, karena hatinya tidak bisa disentuh dan dihangatkan dengan cara apapun.
‘Meskipun selama dua tahun terakhir saya berusaha memberi dan melakukan yang terbaik, mencintainya dengan tulus tapi ternyata semua itu sia-sia.’
‘Namun aku tidak rela untuk bercerai begitu saja. Kali ini aku tidak akan mengalah dengan mudah!’
‘Kenapa aku harus membiarkan pria ini mengendalikanku?’
Natalie melihat surat perjanjian perceraian yang menyilaukan mata itu, kemudia dengan dingin berkata:"jika kamu ingin aku menandatangani ini jadi kau harus memenuhi satu permintaanku terlebih dahulu."
"Apa?" sahut Arga sedikit terperangah dan memastikan jika dia tidak salah dengar.
Tetapi sebelum dia bisa bereaksi lebih, Natalie-istrinya sudah menarik kerah bajunya, dan mencium bibirnya dengan penuh semangat.
Dengan suara menggoda, dia berkata, "Bagaimana? Tidak mau? Selama dua tahun pernikahan kita, saya sudah melakukan tanggung jawab saya sebagai istri dengan baik, merawatmu dan menjagamu. Bahkan jika kamu hanya menganggapku sebagai seorang pembantu, bukankah seharusnya aku juga mendapat bayaran?”
“Dan sekarang aku hanya meminta sedikit imbalan, bukankah itu wajar?"
Arga Pratama, pria arogan itu merasa tidak terima dengan saat mendengarkan ucapan Natalie, kilau dingin langsung muncul di matanya: "Natalie, apakah kamu tidak tahu malu? Jangan berpikir jika kamu memprovokasi saya dengan cara ini dan berharap saya akan melakukan apa yang kamu inginkan!"
"Tidak mau atau tidak bisa?" Natalie berkata dengan suara menggoda tapi menggunakan kalimat penuh ejekan.
"Mungkinkah Tuan Arga memang lemah seperti rumor yang beredar di luar? Sangat disayangkan, meski berwajah tampan tapi Tuan Arga adalah pria impoten yang tidak bisa b******a dengan wanita?” lanjutnya.
Mendengar kalimat ejekan itu, Arga langsung merasa marah dengan urat di dahinya terpampang jelas. "Natalie, kamu benar-benar cari mati! Saya akan menunjukkan padamu, bagaimana kehebatanku sebagai seorang pria!" ucapnya emosional.
Setelah itu Arga langsung memegang dagu Natali dan menciumnya dengan sangat ganas.
Akhirnya pertempuran sengit antara keduanya pun berlangsung sepanjang malam.
Mereka terus melakukan hubungan suami istri hingga Natalie tak kuasa lagi melayani amarah Arga dan tertidur bersama.
Keesokan paginya, membuka mata terlebih dahulu dan melihat pria itu masih tertidur di sampingnya.
Natalie segera beranjak dalam diam dan mengemas barang-barangnya dengan cepat. Dia meninggalkan surat perjanjian perceraian, serta sebuah catatan dan uang sepuluh dolar di ujung tempat tidur.
"Kemampuanmu di atas ranjang terlalu buruk jadi saya sangat tidak puas. Lain kali, sebaiknya Tuan muda Arga jangan pernah lagi melayani orang karena bisa menakut-nakuti pelanggan! Sepuluh dolar ini dianggap saja sebagai upah kerjamu semalam, tidak usah berterima kasih pada saya!"
....
Sedangkan Arga, pria itu baru terbangun saat hampir tengah hari. Dia bangkit lau mengambil posisi duduk dan mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, tapi tidak lagi mendapati sosok Natalie di kamar itu.
Hanya pakaian yang berserakan di lantai yang menunjukkan situasi pertarungan tadi malam. Arga kembali mengeratkan rahang dan matanya menjadi gelap, merasa kesal karena berhasil diprovokasi tadi malam.
Dia tidak menyangka akan benar-benar terprovokasi oleh wanita itu! Lalu apa berikutnya?
Apakah dia ingin memeras diri sendiri untuk melanjutkan pernikahan ini?
Ekspresi Arga kembali terlihat sangat dingin, saat otaknya memprediksi semua hal itu, seolah-olah dia sangat yakin telah memahami pikiran Natalie.
Namun, saat dia hendak bangun dari tempat tidur, matanya tertuju pada sesuatu di meja samping tempat tidur.
Dia terkejut dengan mengambil dan membacanya.
Dua detik kemudian ...
"Kemampuanmu terlalu buruk!"
"Sangat tidak puas!"
"Jangan melayani orang lagi!"
"Upah sepuluh dolar untuk kerja keras!"
Arga mengepalkan kedua telapak tangannya. Wajah pria itu merah padam. Pun dengan matanya yang penuh dengan kilatan tajam. Semua kalimat penuh ejekan yang ditulis oleh Natalie terus memenuhi pikiran Arga dan mencul tepat Dengan kata-kata yang penuh tantangan itu muncul di depan matanya. Natalie benar-benar membuat amarah pria itu meledak.
Natalie, wanita gila itu ... berani sekali dia mengatakan hal seperti itu padanya!
Sungguh berani!!!
Wajah Arga dipenuhi dengan kemarahan, dia membuang perjanjian perceraian itu ke samping dan tidak peduli untuk menandatanganinya lagi.
Sekarang yang dia inginkan hanyalah membuat Natalie membayar mahal atas semua ucapannya! Dalam sekejap, dia mengenakan jubah tidurnya dan bergegas menuruni tangga.
Pembantu di rumah keluarga Pratama yang melihat wajahnya penuh amarah tuan mudanya di pagi hari pun bertanya, "bagaimana dan apa terjadi Tuan muda?"
"Di mana Natalie?" tanya Arga masih dengan wajah penuh amarah.
Pembantu itu merasa terkejut untuk sejenak saat mendengar pertanyaan dari Arga, karena ini adalah pertama kalinya Arga mencari keberadaan Natalie di rumah itu semenjak keduanya menikah. Namun, dia tidak berani bertanya lebih.
"Nyonya muda sudah pergi meninggalkan rumah pagi-pagi. Dia mengatakan... jika tidak akan kembali lagi." Ucapnya.
Arga yang mendengar itu pun tersenyum dingin.
‘Ternyata perempuan itu bertindak cukup cepat!’
‘Hanya saja... bisakah dia benar-benar melarikan diri setelah apa yang dia lakukan kepadaku?’
“Leo ...” Selanjutnya Arga berteriak keras memanggil asisten kepercayaannya.
"Pergi cari dan temukan Natalie tidak peduli di mana dia berada, dan kembali ke hadapanku!"