"Kamu lapar gak?" Tanyaku pada Abi yang sudah berbaring di sampingku. Aku bertanya demikian setelah mendengar suara perut yang sepertinya dari Abi, dia mungkin kelaparan karena kami batal makan di restoran tadi dan aku malah berdiam diri di kamar seharian, tanpa mengurusnya. Makanya aku bertanya seperti itu padanya. Dia yang tertidur di sampingku hanya menyeringai, kemudian merengkuhku lebih dekat dengannya. “Gak usah, mending kita lanjut tidur aja. Besok aja kita makannya,” katanya dengan begitu santai, namun rasanya aku tidak terima dengan apa yang dia katakan. Aku tidak terima kalau dia malah memilih kelaparan sepanjang malam ini. Aku akan jadi sangat tidak berguna menjadi seorang istri. “Kamu harus makan, walau satu sendok, yang penting perutmu ada isinya.” aku bangun dari ranjang, n

