Dengan nafas tersengal Anindya berucap lirih, berusaha menahan langkah kaki suaminya yang hampir menjauh. “Mas, bisakah kamu tidur disini malam ini?” Tak terdengar jawaban selama beberapa menit. Tapi, Anindya mendengar suara langkah kaki itu berhenti. Sedangkan ia masih berbaring tak sanggup mengubah posisi. “Saya sudah pernah katakan, bukan? Jangan pernah berharap lebih!” Setelah itu barulah Anindya mendengar suara pintu terbanting. Sungguh ironis. Anindya tak ubahnya wanita yang mengemis cinta dari seorang pria beristri. “Cinta sendiri, ternyata semenyakitkan ini,” gumam Anindya. Detik berlalu, Anindya tertatih menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Rasa perih yang mendominasi membuat bibirnya merintih. Baru seminggu hidup bersama sebagai suami istri, Anindya harus belajar

