Ma-bo - 6

1229 Kata
Hari senin dimana hari yang menurut sebagian orang adalah hari termalas dan hari yang berat di antara hari lainnua. apalagi setelah menjalani libur panjang, kemudian harus disibukkan dengan segala urusan yang paling merepotkan, mungkin itu adalah suatu hal yang membangkitkan sifat malas bagi siapa saja. Tak terkecuali dengan apa yang di rasakan Cila hari ini. Hari dimana ia diharuskan datang untuk pembukaan cafe baru miliknya, setelah tiga hari menjalani hari dengan penuh ketenangan, kini dirinya harus di sibukkan dengan urusan yang di kerjakan dengan terburu-buru. Jelas saja, karena hari ini tubuh besarnya itu seolah enggan untuk di ajak bekerja sama melakukan segala hal pagi itu. solah masih mengingat betapa santainya tiga hari yang lalu dan seolah masih menikmatinya hingga sekarang, dan semua itu membuat ia bangun kesiangan. Puncaknya dia harus bekerja ekstra menyiapkan keperluan Caca dan dirinya sendiri dengan terburu-buru. Masak pun hanya seperlunya saja yang penting sanggup untuk mengisi tenaganya setengah hari ini, setelahnya semua siap barulah ia menyiapkan pakaian Caca, air hangat untuk mandi putri kecilnya dan segala peralatan belajar yang di perlukan hari ini. semua terasa begitu melelahkan saat dikerjakan dengan grusak-grusuk, Cila mengakui itu, dan ingatkan nanti untuk tidak melakukan hal yang sama, karena dia kapok dan enggan untuk mengulangi lagi. lebih baik menyiapkan hari lalu dari pada terbuai dengan keindahan hari libur yang begitu menjadi candu untuk dirinya. Setelah semua pekerjaan dirasa selesai, barulah Cila beranjak untik membangunkan Caca. Sama seperti dirinya, mungkin efek libur panjang itu juga masih menempel di tubuh mungil itu, jelas terlihat dari respon Caca saat di bangunkan oleh Cila. Hanya bergumang dan memutar tubuhnya hingga memunggungi sang mommy. seolah kenyamanan selimut itu lebih menggoda dari kesibukan yang akan dia rasakan begitu membuka mata nanti. Kelakuan yang sukses membuat Cila geleng kepala. sama persis seperti dirimu dulu bukan cil? batin Cila pelan saat dia merasa ini akan lama, Cila pun tidak kehabisan akal. Dengan tenaga ekstra Cila merengkuh tubuh Caca, meletakan tangan kiri di leher Caca dan tangan kiri di bagian paha hingga terangkat lah tubuh mungil dan gembul itu. Perlahan mata sayu milik Caca pun mulai berbuka, menggerakkan tangan tembemnya itu kearah kelopak mata dan mulai menguceknya pelan. dia menatap sayu kearah Cila sembari menguap kecil. "Pagi mom?" Sapaan halus khas orang mengantuk itu keluar begitu polosnya tanpa tau situasi dan kondisi saat ini. Dan tentu itu membuat Cila merasa sedikit kesal namun juga merasa gemas, dan ujungnya perasaan gemas itulah yang menguasai dirinya sekarang. Di kecupnya pipi Caca dengan gemas serta mengeluarkan suara yang mbuat Caca sedikit mengerti kenapa tubuhnya bisa terangkat seperti ini. sepertinya mer ia kesiangan, dan Caca baru sadar jika dia harus sekolah hari ini. "Bangun sayang, jangan tidur lagi. Mommy udah mau telat nih, Caca juga mau sekolah kan?" Barulah saat Cila mengatakan itu, Caca dengan sendirinya meminta untuk turun dan berlajan sendiri ke kamar mandi setelah sebelumnya ia menyuruh Cila untuk tidak mengurusinya. "Mommy mandi aja. Cica bica mandi cendili kok" Caca sadar dan tau betul jika mommynya itu sudah terlihat grusak-grusuk berarti dirinya harus di tuntut menjadi anak mandiri. Cila menatap ragu pada putri kecilnya itu. Namun setelah meliat sorot mata dari Caca yang begitu meyakinkan barulah dia menganggukan kepala dan mengerti. "Yaudah Caca mandi sendiri ya. Pintunya jangan ditutup dan jangan main air, mommy mandi di kamar sebelah aja biar kedengeran kalo Caca butuh apa-apa" Setelah mendapat anggukan semangat dari Caca barulah Cila beranjak ke kamar sebelah. Kamar yang di khususkan untuk kamar tamu yang memang sudah tersedia kar mandi di dalamnya. Setengah jam berlalu Caca sudah selesai dengan urusan berbenah. Keluar kamar dengan mengenakan rok pensil dan kemeja putih yang di tutup dengan blazer, di tambah tatanan rambut yang apik dan make up alakadarnya namun terlihat pas membuat Caca terlihat jauh lebih fress dari biasanya. Kakinya melangkah kearah meja makan yang sudah di hadiri oleh Caca yang sama dengan dirinya. Sudah memakai pakaian seragam dan sepatu drngan rambut lurus yang terurai rapih. Hanya saja ada suatu hal yang membuat tawa Cila pecah, tentu saja siapa yang tidak tertawa melihat buah hatinya itu memakai baju dengan kancing yang tidak pas pada tempatnya. Caca yang sadar dengan tawa mommynya hanya memasang cengiran tak berdosa yang membuat Cila semakin menggelengkan kepalanya. Perlahan ia mulai mendekat dan mengajak Caca turun dari kursi. Setelah Caca berdiri barulah ia merendahkan tubuhnya. Menarik keluar seragam Cila dan mulai membuka satu persatu kancing seragam itu guna membenahi taya letak nya. Setelah selesai barulah ia memulai sarapan paginya sebelum mobil jemputan Caca datang. Tepat setelah mereka selesai melakukan ritual sarapannya, sebuah klakson mobil berbunyi dua kali menandakan jemputan Caca sudah datang. Caca segera meraih tas gendong milik Caca, memasukan botol air minun dan kotak bekal yang sudah terisi dengan sendwich kesukaan putrinya kedalamnya. Setelahnya Cila menghantarkan Caca kedepan rumah dimana sang sopir jemputannya itu sudah menunggu. "Belajar yang pinter ya sayang, Jangan nakal, dan inget, jangan ganggukn Dava lagi. Mommy gak mau loh sampek mommynya Dava dateng terus ngeledrk mommy buat jodohin kalian lagi" Walau tak mengerti dengan pesan Cila, gadis cilik itu tetap saja mengangguk dan sedikit memberi imbuhan ucapan yang membuat Cila sedikit tenang. Walau hanya sebuah kata "ok" Setelah melakukan adegan drama rutin tiap paginya. Yaitu mengecup pipi kanan kiri dan kecup tangan yang Caca lakukan barulah gadis kecil bertubuh montok itu beranjak pergi. Menaiki dan berbaur dengan teman lainnya yang memang di titipkan oleh supir pengantar itu. Cila menunggu hingga mobil yang di tumpangi Caca tak terlihat lagi barulah dirinya bergegas masuk kedalam Rumah. Meraih tas dan konci mobil yang sudah ia siapkan sebelumnya dan langsung berlari ke garasi. Masuk kedalam kendaraan kesayangannya dan mulai menstater mobilnya itu. Namun sudah beberapa kali ia memutar anak kunci itu, tapi haslilnya tetap sama saja. Mobil itu tak mau menyala dan malah mengeluarkan kepulan asap putih dari bagian kap mobilnya. Merasa waktunya semakin menipis, Cila tak mau ambil pusing lagi. Segera saja ia keluar dari kendaraannya dan berlari dari garasi hingga di depan pagar, mengunci pintu pagar dan setelahnya barulah ia menoleh kekanan dan kekiri, berharap akan ada seseorang yang akan memberinya tumpangan. Dan mungkin nasib masih berpihak kepadanya, tak lama berharap cemas di depan pintu gerbang akhirnya matanya memangkap sosok yang sangay ia kenali datang kearahnya dengan menggunakan sepedah motor. Tak ingin kesempatannya hilang, segera saja Cila melambaikan tangannya guna menghentikan orang itu. Dan benar saja tak la berselang setelah pria yang tak lain satpam komplek itu mulai menghentikan kendaraanya saat sudah dekat dengan Cila. "Ada apa mbak Cila? kok kayaknya lagi buru-buru?" Dengan wajah panik dan sedikit memelas Cila pun menjawab, "iya ini pak, saya lagi buru-buru mau berangkat ke cafe, tapi mobil saya malah mogok makanya saya stop pak Tomi buat minta tolong anter kedepan. Bisa pak?" "Oh bisa mbak. Ayok saya anter" "Makasih pak" tak mau menunggu lagi, Cila langsung saja duduk di jok belakang dan motor itupun langsung melesat dengan kecepatan sedang hingga beberapa menit pun Cila sudah sampai di halte yang tak jauh dari komplek perumahannya. Setelah mengucap banyak terimakasi pada pak Tomi karna sudah mau menghantar dirinya sampai halte, Cila turun dan menunggu di halte dengan para penunggu bus lainnya. Tak lama berselang, bus yang di tunggu Cila pun datang, ia segera masuk dan duduk di salah satu kursi yang kosong, menyumpal telinga dengan hadset yang mengalunkan lagu indah milik tulus guna menikmati sisah perlajan hari ini. Perjalanan yang menurutnya akan panjang dan melelahkan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN