Awkward

1500 Kata
    Jose mengernyit saat sinar matahari tak sengaja mengenai wajahnya. Ia mengucek matanya yang kesulitan terbuka. Setelah matanya mulai terbiasa dengan cahaya, ia menoleh kesebelah kiri mendapati seorang gadis tengah tidur dan tangannya yang menjadi bantal gadis itu.  Pelan-pelan ia menarik tangannya, lalu beralih menarik diri untuk bersandar di headboard. Kepalanya mendadak pening saat sekelebat ingatan tadi malam menghampirinya. Ia kembali menutup matanya, memijit pelan pelipisnya seraya mencari kata yang pantas entah itu permintaan maaf atau menyalahkan situasi. Jose membuka matanya saat merasakan pergerakan dari sampingnya. Saat akan melihat kearah Anne, pandangannya jatuh kepada salah satu kakinya yang keluar dari selimut. Mata pria itu membulat sempurna saat melihat bercak darah yang telah mengering dipangkal pahanya, dengan rasa gugup yang teramat besar Jose menyibak selimut, saat selimut itu tak lagi menyelimuti tubuh polosnya, mulut pria itu menganga, ia hampir menjatuhkan rahangnya melihat pangkal manhood-nya diselimuti darah yang juga telah mengering.                                   She still virgin? Damn!! Umpat Jose membatin. Susah payah ia menelan salivanya, saat mengetahui fakta bahwa ia telah merebut keperawanan sepupunya, Anne . Ia ingat dengan jelas bahwa ia melakukannya dengan sedikit kasar tadi malam. Sial. “A-ann ...”cicit Jose saat gadis yang jelas sudah bangun itu akan bangkit. Anne yang sudah bangun dari tidurnya, dan mendengar suara Jose membuat dadanya sesak. Ia tak peduli lagi dengan tubunnya yang terekspos. Toh, pria itu sudah melihat bahkan menyentuh setiap inci tubuhnya tadi malam. Tapi, tunggu dulu. Bisa saja itu darah menstruasi, mungkin Anne  tengah datang bulan. Tapi, sekalipun itu darah menstruasi, Jose tetap bersalah karena melakukannya saat gadis itu tengah kedatangan tamu bulanan. Anne bangun dari posisinya, dan berbalik menghadap Jose dengan mata yang berkaca-kaca. “Kau merebutnya!”lirih Anne . Dua kata itu sukses menampar Jose menyadarkan bahwa yang ia takutkan benar terjadi. ‘merenggut’ gadis itu sudah pasti mengatakan bahwa ia perawan. Sumpah, Jose tak tahu Anne  masih perawan, dan untuk apa juga ia tahu sepupunya perawan atau tidak?!  “Anne a-aku.”seolah semua ucapan-nya terhenti ditenggorokan. Seolah semua kata itu tertahan pada kerongkongan pria Morél itu. Anne menunggu ucapan pria itu, namun pria itu tak lagi berbicara membuat amarah dan kekecewaannya meningkat. Ia menatapnya marah.“Keluar!” suruhnya dengan lantang, dan tegas. Sedangkan Jose membeku ditempatnya, untuk pertama kalinya ia mendengar Anne  berbicara seperti itu. Anne membuang wajahnya saat merasakan pergerakan dari Jose.  Ia mendengar pintu kamar terbuka lalu tertutup kembali. Anne dengan lemah melangkah keluar dari ranjangnya dan berjalan ke kamar mandi dengan langkah yang pelan karena rasa sakit pada selangkangannya. Ia berdiri didepan cermin yang ada di dalam kamar mandinya, menyentuh setiap sudut tubuhnya yang terlihat memiliki bercap merah dan sedikit kebiruan. Tentu saja hasil karya pria Morèl itu. Anne meringis pelan, kenapa mereka berdua menjadi melakukan hal gila itu, sih? Ingin rasanya Anne  menghajar Jose, tapi ia juga bersalah. Ia dengan jalas mengingat bahwa ia sendiri yang melepaskan handuk Jose. Ada banyak bagian dalam hati Anne. Tapi, semua itu merujuk ke manyalahkan dirinya sendiri, menyalahkan dirinya yang gagal menjaga dirinya, menyalahkan dirinya yang tak bisa menghentikan Jose, dan membiarkan bahkan menikmati sentuhan pria itu. Lain halnya dengan Jose yang sudah membawa dirinya kebawah shower yang tengah menyala, membuat tubuhnya mulai basah. “Bodoh!” Jose mengerang tak kalah frustasi. “Kenapa jadi seperti ini?”Gerutu Jose masih tak terima dengan kenyataan ia telah meniduri Anne , sepupunya. Lebih-lebihnya ia merenggut keperawanan gadis itu, padahal tadi terbesit pikiran jahat di benak Jose, yaitu berniat akan bersikap biasa saja, jika  Anne  dalam keadaan sudah tidak perawan. Namun, kenyataan memang pahit, Gadis itu masih perawan. Jose kembali menampar tembok tebal itu.  "Arrgh!" ia kembali mangerang.   *** Anne menghela nafasnya saat melihat gedung bertingkat dihadapannya tak terlalu tinggi, tapi dipenuhi oleh banyak orang. Ia menggurutu pelan, jika bukan karena mahasiswa asal Filipina itu mana mungkin ia mau memasuki Fakultas Creative Arts and Industries. Ia harus menghampiri gadis asal Filipina yang bernama Lily itu karena ia ingin wanita itu untuk menemaninya pergi ke gedung direktorat. Anne mengenal gadis yang mengambil jurusan Arsitektur itu saat awal masuk perkuliahan karena mereka sama-sama mahasiswa internasional, dan juga gadis itu mudah bergaul dan menyenangkan, jadi Anne berteman dengannya. Temannya yang dinobatkan 'Ratu' dari fakultasnya itu. Satu alasan yang membuat Anne sangat enggan mampir ke fakultas Creative Arts and Industries adalah Jose. Ya, pria itu 'kan memiliki jurusan yang sama dengan Lily. Jika Lily adalah Queen maka Jose adalah Prince, kenapa bukan King ? King & Queen hanya untuk mahasiswa yang aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi seperti Lily. Jose adalah kebalikan dari aktif. Dia menjadi Prince tentu saja karena wajahnya, dan menguasai bidang olahraga yang membuatnya kerap menjadi kebanggaan fakultasnya. Sebenarnya Jose berkuliah tidak untuk mengejar gelar seperti itu, lagipula pria itu tak tahu bahwa ia punya julukan. Ok, kembali ke topik. Berbicara tentang Anne  dan Jose, Ini sudah sekitar 1 minggu setelah kejadian ‘itu’ dan mereka belum juga berbicara. Anne selalu menghindari Jose seperti pergi lebih awal dan memilih naik angkutan umum dibanding berangkat bersama Jose. Ia tahu tak selamanya ia bisa terus menghindar, tapi serius, Anne  belum merasa siap untuk berbicara dengan pria itu. Anne mengedarkan pandangannya sesaat sampai di depan kelas yang Lily maksud, tapi ia tak melihat tanda-tanda kehidupan dikelas itu. Lily pasti sudah berpindah tempat. Ah, kebiasaan sekali. Freakly Annew temui aku dikantin, maaf. Hehe. Lihat, benar tebakan Anne. Anne mendengus lalu kembali melangkah-kan kakinya kearah kantin fakultas teknik. Anne  pernah ke kantin fakultas inisebelumnya, untuk bertemu Jose tentunya, jadi ia tak mungkin tersesat. Saat Anne  sudah memasuki area kantin, Anne kembali mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Lily. Anne meneguk salivanya gugup saat matanya tak sengaja bertemu dengan mata onyx seorang pria yang juga melihat kearahnya. Anne  secepat mungkin mengakhiri kontak mata itu, begitu pula dengan pria yang tengah berbicara dengan temannya itu. Benarkan tebakan Anne, ia pasti bertemu dengan orang yang paling ia hindari. “Anne !” panggil seorang seraya menyenggol bahu Anne , sontak membuat Anne  melihat kearahnya. Anne tersenyum. “Senior, Matthew.” balas Anne sopan. Pria bertubuh tinggi itu tengah membawa makanan ditangannya. “Mencari siapa?” Tanya pria bernama Matthew itu. “Ah, itu, Lily!”Jawab Anne . “Sang Ratu? Aku melihatnya tadi. Mau ku antar?” Tawar Matthew. Anne pun mengangguk menyetujui tawaran itu, dan mulai mengikuti langkah seniornya itu. Diam-diam Anne  panik saat akan tahu ia akan melewati pria tadi—Jose—dan teman-temannya.  Matthew membawa Anne  untuk mengobrol kecil seraya berjalan menuju ke tempat keberadaan wanita bernama Lily itu. Anne cukup mengenal Matthew, pria itu berasal dari Los Angeles, ia adalah kakak tingkat Jose yang lulus tahun lalu, entah ada urusan apa pria itu di kampus. Matthew juga cukup sering membantu Jose dalam mengerjakan tugasnya dulu, ditambah Matthew pergi ke gareja yang sama dengan Anne. —Jose mengernyitkan keningnya saat menyadari keberadaan orang yang tak asing di kantin fakultasnya. Ia melepaskan kontak matanya dengan gadis itu saat temannya menyenggol lengannya. Sedang apa Anne  disini? Tanya Jose di dalam hatinya heran. Katakanlah, Jose terlalu percaya diri karena tanpa alasan ia mengatakan bahwa alasan Anne kesini adalah dirinya. Apa ia membutuhkan sesuatu? Apapun itu, Jose harap ia benar, karena ia butuh berbicara dengan Anne  dan memperbaiki hubungan mereka. Jose merubah raut wajahnya saat melihat Anne  tengah berbicara dengan seorang pria, pria yang juga ia kenal. Apa pria itu alasannya kesini? Jose menatap Anne  dengan tatapan yang sulit ditebak saat ia melihat gadis itu berjalan mengikuti sang senior dan berbincang santai. Mereka akan berpapasan, tapi Anne  mengabaikan tatapan Jose. Anne berjalan begitu saja melewati Jose, walaupun ia gugup tapi mencoba sekeras mungkin untuk tidak membalas tatapan Jose. Sedangkan Jose hanya bisa diam saat Anne  melewatinya begitu saja, ingin rasanya ia protes. “Tadi itu Anne, kan?” Tanya salah satu teman Jose menyenggol lengan Jose.  Jose menoleh lalu mengangguk tanpa suara. Menyadari tatapan pria Morèl itu yang menajam dan rahangnya mengeras membuat sang teman tak lagi bertanya.  Suasana hati Jose sungguh berubah drastis. Jose tak suka perasaan ini, rasanya seperti ia tengah cemburu berat. Jose lantas menghentikan langkahnya, membuat teman-temannya sontak menoleh. Ia membalik tubuhnya, ia ingin menghampiri Anne  dan membawa pergi gadis itu, ia tak suka melihat kedekatannya dengan pria lain, sungguh! Tapi, nyatanya pria itu hanya membalik tubuhnya lalu kembali melangkah mengejar teman-temannya dengan senyuman dibibirnya. Gadis itu, ia melihat gadis itu! Ia kesini bukan untuk bertemu Matthew, karena yang Jose lihat adalah Anne  tengah berdebat dengan gadis berponi yang Jose tahu bernama Lily itu. Mereka pun pergi meninggalkan kantin itu menuju ke sebuah ruangan yang mana salah satu teman Jose memiliki akses atas ruangan itu. Disaat teman-temannya berbincang dan bercanda, Jose memilih mengasingkan dirinya dengan berbaring diatas sofa yang ada disana. Jose memejamkan matanya, mencoba untuk menjemput mimpi. “ahh Joh..” Jose membuka matanya. “sialan!” umpatnya. Saat mata pria itu terpejam maka hal yang terlintas adalah bayangan Anne yang telanjang dibawahnya.Terutama, saat gadis itu mencapai puncaknya untuk pertama kali, dan bibir manis itu mendesahkan namanya dengan keras.  Sial, semua itu masih terasa nyata bagi Jose!!  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN