Hari ini...

2180 Kata
Part 15 Hari ini… Persiapan acara keluarga ternyata begitu megah ditambah banyaknya makanan yang disediakan.             “Sena”             “Ah tuan Lerian”             “Dimana Alex?” Lerian datang dengan seorang gadis cantik yang kurang lebih usinya tidak jauh dengan Sena, datang dengan wajah datar dan minuman ditangannya.             “Dia pergi mencari seseorang katanya”             “Baiklah kalau begitu, ini perkenalkan putrid cantikku satu satunya, Syanan” Sena melihat gadis yang kini melihat dirinya juga, hanya tersenyum tipis sedangkan Sena tersenyum lebar berusaha sebaik mungkin, mungkin saja gadis ini bisa menjadi teman mengobrol sampai acara selesai.             “Aku Sena”             “Aku Syanan”             “Senang bertemu denganmu nona Syanan”             “Syanan saja Sena, putriku umurnya tidak jauh dengan mu sepertinya” ucap Lerian “Baiklah aku tinggal kalian mengobrol berdua, aku pergi dulu” tambah Lerian kemudian pergi. Syanan berdiri disana sambil melihat sekelilingnya sedangkan Sena merasa canggung, gadis ini tidak bisa akrab dengan Sena sepertinya. Sena hanya berdiam disana tidak berusaha membuka obrolan yang takut malah memperburuk keadaan.             “Sudah berapa hari kau menjaga laki laki bodoh itu” ucap Syanan membuka obrolan setelah beberapa menit mereka hanya terdiam.             “Eh?”             “Iya Alex”             “Ah… saya baru beberapa hari”             “Jangan terlalu formal, mengobrol biasa saja” Sena tersenyum, ternyata Syanan tidak seburuk yang dia pikirkan. Mungkin kepribadian Syanan memang gadis cuek yang tidak terlalu banyak bicara.             “Aku sebenarnya benci acara ini, tidak penting dan membuang waktu”             “Benarkah? Bukankah menyenangkan berkumpul dengan keluarga”             “Berkumpul untuk saling pamer lebih tepatnya, mengunggulkan anaknya atau perhiasan mereka, itu bukan keluarga melainkan lebih buruk dari orang asing” Sena menaikkan alisnya, dia bahkan baru kali pertama ikut acara keluarga Alex.             “Kau akan tau nanti Sena, disini lebih buruk dari pekerjaanmu, jika disuruh memilih aku lebih memilih bekerja didiepan computer daripada ikut acara tidak penting ini”             “Seburuk itu?” Syana melihat Sena dengan wajah penasarannya, terdiam beberapa saat lalu menjawab pertanyaan Sena.             “saat acara dimulai tetaplah disamping Alex, saat seperti ini dia pasti membutuhkanmu”             “Membutuhkanku untuk apa?”             “Untuk membantunya menjawab pertanyaan orang orang jahat, kau ingat saja Alex laki laki bodoh dan dia tidak bisa melakukan apapun setidaknya jika kau membantunya itu bisa memberikannya sedikit harga diri”             “Aku tidak mengerti”             “Kau akan mengerti nanti” Syanan pergi meninggalkan Sena dengan rasa kebingungan, padahal Sena berfikir akan terus diam disana saat acara tiba dan ternyata setelah mendengar Syanan sepertinya Sena akan ikut kedalam mendampingi Alex. Syanan berhenti, berbalik dan melangkah mendekati Sena.             “Awalnya aku ragu denganmu Sena, tapi melihatmu dan mendengar kalimat penuh percaya dirimu itu membuatku berfikir kau gadis yang pintar, kita lihat saja nanti seberapa pintar kau membungkam mulut orang orang jahat itu” Setelah itu Syanan benar benar pergi meninggalkan Sena. Orang jahat? Dua kali Syanan menyebut orang jahat tanpa member tahu siapa sebenarnya orang jahat yang dia maksud.             “Sena” Masih dalam kebingungan Sena sudah dipanggil oleh Alex yang berlari kecil menuju arahnya.             “Ayo, acara akan dimulai”             “Apakah aku ikut kedalam?”             “Tentu saja kau sekretarisku dan tidak mungkin kau hanya berdiri disini seharian” Sena mengangguk kecil dan mengikuti langkah Alex, dia masuk kedalam Villa yang sangat luas ini, pelayan menata ruangan ini dengan begitu indah ditambah makanan yang telah menghiasi meja makan yang sangat panjang itu. Tanaman yang indah dan kolam renang ditengah tengah ruangan ini menambah kesan mewah, sangat mewah.             “Duduklah disini” Sena duduk yang dilanjutkan dengan semua orang duduk dikursi masing masing dengan urutan paling ujung adalah papa Alex yaitu Thomas, sebelah kirinya istrinya sebelah kanan Alex dan sebelah Alex adalah Sena, kemudian dilanjutkan dengan beberapa keluarga Alex yang Sena tidak ketahui, hanya Lerian dan Syanan yang dia tau kini duduk dikursi agak belakang. Dibelakang Thomas berdiri Bento dengan sigap dan menjaga suanana agar aman dan nyaman, tidak boleh dia jauh dari Thomas, laki laki itu seperti tameng Thomas. Acara dimulai dengan doa yang kemudian langsung dilanjutkan dengan makan, mereka semua makan dengan diam dan tenang. Sepertinya keluarga Dominic memang mempunyai aturan makan dengan diam. Acara makan selesai, Sena sangat puas dengan makanan yang disediakan begitu lezat ditambah mereka menyediakan makanan kesukaan Sena, yaitu daging sapi. Sena melihat sekeliling dan mereka tampah sudah selesai makan, mengelap mulut mereka dengan napkin yang tersedia, Sena melihat Syanan yang melihat kearahnya juga sambil tersenyum licik.             “Kita lihat kemampuan gadis ini” batin Syanan. Sena kembali melihat Alex yang selesai juga dengan makanannya.             “Alex kapan kau akan memberi adikmu posisi di perusahaan, kini umurnya sudah cukup untuk menjalankan perusahaan” ucap salah seorang yang tidak Sena tau.             “Benar, dia cukup baik untuk lebih mengembangkan perusahaan” Sena melihat David yang kini tersenyum penuh kemenangan, seakan tidak perlu lelah dan berfikir mencari kata kata tapi kini semua orang seperti berpihak padanya. Sena melihat Alex yang tidak menjawab, bahkan dia terlihat berfikir saja tidak. Sena melihat kearah Syanan yang langsung disambut dengan senyum serianginya yang Sena tidak tau apa maksudnya. Sena mendekati Alex, berbisik pada lelaki itu.             “Kau tidak berusaha untuk menjawabnya tuan, mereka terlihat menunggu jawabanmu” bisik Sena begitu pelan.             “Jawablah jika kau mau”             “Aku” hampir saja Sena berteriak.             “Jawab apa saja sesukamu” Sena kembali duduk dengan tegak, berfikir apakah ini yang dimaksud Syanan dan apakah Devi dulu juga melakukan hal yang sama.             “Ekhem…maaf sebelumnya Nyonya untuk posisi tuan David masih dalam proses agar kita mencarikan posisi yang tepat”             “Posisi yang tepat bagaimana, letakkan saja dia dibagian wakil Presdir, David cukup kompeten”             “Tapi kita tidak bisa melakukan hal ini tanpa proses, semua juga butuh waktu terlebih para pemegang saham butuh tau hal ini”             “Untuk apa mereka tau lagi pula Dominic Corporation adalah milik kita, jika tidak suka pergi saja” ucap salah seorang lainnya.             “Maaf tuan jika tanpa pemegang saham Dominic Corporation bukan apa apa lagi, pikirkan kedepan para pemegang saham juga turun ikut andil dalam pemkembangan dan kemajuan perusahaan”             “Lalu sampai kapan proses itu, kenapa begitu lama”             “Kita akan berusaha secepat mungkin, tidak mudah mengumpulkan para pemegang saham yang tidak sesuai jadwal rapat, terlebih ini bukan masalah urgent”             “Ini masalah urgent, bagaimana mungkin. Jadi maksudmu Sena ini bukan masalah yang penting?”             “Saya tidak mengatakan itu tuan” Laki laki paruh baya yang Sena agak ingat bernama Joan itu terdiam malu setelah Sena membunuh perkataannya.             “Lalu kapan kalian akan mengumpukan para pemegang saham untuk membicarakan masalah ini?”             “Kita akan menghubungi sekretaris mereka dan membuat janji temu, jika hari itu berhalangan akan kita ganti hari lain. Semua butuh waktu dan proses”             “Cepatlah, berikan posisi wakil presdir untuknya”             “Maaf Nyonya, wakil presdir saat ini masih menjabat dan catatan pekerjaannya selalu yang paling baik, jadi…”                        “Kau pikir David tidak bisa bekerja dengan baik”             “JADI ekhem…untuk saat ini tidak bisa melakukan pemecatan sepihak tanpa alasan yang jelas, hal ini sudah dijelaskan dalam peraturan dan kontrak Dominic Corporation bahkan hak istimewa semua karyawan dari jabatan tertinggi sampai paling bawah, bahwa mereka tidak bisa dipecat atau dihentikan paksa tanpa alasan yang jelas, hal ini sudah pasti menyalahi aturan perusahaan. Silahkan dipikirkan jika yang melanggar pertauran itu adalah keluarga sendiri maka hal ini bisa merusak nama perusahaan dimata para pemegang saham” ucap Sena tetap dengan senyum dan sedikit mengambil nafas dan mulai melanjutkan lagi.             “Seperti yang saya katakan diawal jika perusahaan tanpa pemegang saham bukan apa apa” sambung Sena sambil melihat orang orang yang mulai menunduk seakan tidak berani lagi untuk mengatakan apapun.             “Lalu menurutmu apa posisi yang baik untukku Sena?” Akhirnya laki laki yang menjadi topic pembicaraan dan hanya mendengarkan pendukungnya membuka mulut juga, melihat Sena dengan senyum liciknya.             “Masih kita proses tuan David, bersabar adalah hal yang bisa anda lakukan untuk saat ini” Kini semuanya terdiam dan tidak berkomentar lagi, mereka salah duga ternyata Sena lebih hebat dari pada Devi yang hanya member beberapa jawaban dan diakhiri dengan kata maaf. Alex? Laki laki itu masih makan dengan lahap, Sena cukup kesal dengan respon laki laki itu setidaknya dia juga harus kagum dengan jawaban yang diberikan Sena. Sena melihat kearah Syanan yang langsung diberi acungan jempol dan senyum kemenangan.             “Gadis ini sepertinya bisa diandalkan daripada yang kemarin” batin Syanan. Acara makan selesai dan mereka hanya duduk santai sambil mengobrol, beberapa diantaranya memilih untuk berduam bertiga ataupun hanya dengan keluarga masing masing.             “Tuan seharusnya kau takjub dengan jawabanku tadi”             “Yah cukup baik”             “Cukup? Cih dasar, bagaimana mungkin laki laki bisa selemah itu, kau tidak lihat mereka melihatmu seperti seseorang yang bisa diatur”             “Aku tau” Sena menyerah, laki laki ini sepertinya memang seperti ini dan tidak bisa berubah.             “Sena”             “Hm” Sena menoleh melihat Alex menatapnya sendu. “Ada apa?” sambungnya.             “Tidak ada” Sena menaikkan satu alisnya, Alex hanya membuat orang penasaran dengan memanggil namanya.             “Ada apa katakan saja”             “Aku…”             “Sena” Belum selesai Alex mengatakan sesuatu, seseorang sudah memanggil Sena dengan kencang.             “Ikut aku sebentar, aku punya sesuatu untukmu” Sena ditarik dan mengikuti seseorang ini sedangkan Alex yang melihat itu hanya diam tidak melakukan apa apa.             “Ada apa nyona Lisa?”             “Lihat ini, aku tau pasti akan cocok denganmu” Entah angin dari mana Lisa tiba tiba memberikan sebuah kotak beludru yang didalamnya terdapat kalung yang begitu cantik.             “Ini…”                        “Ini untukmu tentu saja, sebagai hadian selamat bergabung diperusahaan kami. Maaf baru menyambutmu, kemarin suasana sedang tidak baik dan aku belum mempersiapkan apa apa”             “Hadiah selamat bergabung” pikir Sena bingung.             “Ambil lah”             “Maaf nyonya ini terlihat mahal, saya rasa tidak bisa menerimanya”             “Kenapa? Devi juga seperti itu, aku tidak membeda bedakan Sena” Sena bukan menolak karna tidak mau atau tidak suka, hanya saja untuk sekedar sambutan selamat bergabung terasa berlebihan dan…aneh.             “Ambil lah, lihat Alex menunggumu disana” Lisa meletakkan kotak biru itu ketangan Sena dan pergi sedangkan Sena menoleh kearah Alex tapi laki laki itu malah mengangkat bahu tanda tidak tau.             “Lihatlah” Sena membuka kotak itu, memperlihatkan kalung putih bersinar dan begitu cantik.             “Ambil lah, mami pasti memberikannya untukmu”             “Apa Devi dulu juga seperti ini?”             “Hmmm mungkin”             “Mungkin?” Alex terdiam dan sibuk dengan minuman ditangannya, dan Sena melihat kalung itu lalu menutup kotaknya.             “Kembalikan saja pada Nyonya Lisa, aku tidak mau menerima seperti ini”             “Jika tidak mau buang saja”             “Apa? Hey aku tau kalian kaya raya tapi tidak dengan membuang perhiasan mahal seperti ini, jangan seperti itu tuan”             “Ambil lah Sena, aku tidak tau niat mereka memberimu apa tapi setidaknya kau harus siap jika ada sesuatu atau hal lainnya karena pemberian itu”             “Maka dari itu aku menghindari hal hal seperti itu, oh ayolah jangan mempersulitku dengan hal seperti ini, aku tidak berminat dengan drama keluarga kalian”             “Sena”             “Hm” Sena meliha Alex yang menatapnya dengan lekat, menunggu laki laki itu untuk mengatakan sesesuatu setelah memanggilnya.             “Kau satu satunya gadis yang aku kenal yang begitu berani dan tidak takut apapun, kau ingat Devi tidak pernah bersikap sepertimu”             “Kau tidak suka?”             “Terkadang berguna walau kadang menyebalkan juga”             “Baguslah, setidaknya untuk hal seperti tadi bisa membantumu” Sena masih fokus dengan kotak beludru itu sedangkan Alex tersenyum melihat Sena dengan tingkat kepercayaan diri yang begitu hebat. Gadis ini cukup membuat moodnya bagus setiap hari walau menyebalkan, tapi Alex tetap menyukai cara gadis ini mengomelinya. Ditempat lain Lisa tersenyum melihat Alex dan Sena yang saing mengobrol dan tersenyum, tidak berlebihan menurutnya member sesuatu yang cukup mahal kepada Sena setelah melihat gadis itu. Lisa tau jika Sena bukan seperti Devi, mereka sangat berbeda. Syanan juga menunggu kesempatan untuk bisa mengobrol dengan Sena tapi sepertinya terlalu sulit melihat kinia Sena dengan Alex dan baru saja Lisa memberi sesuatu yang dia yakin sesuatu yang mahal.             “Kau tidak menemuinya?”             “Aku masih menunggu waktu yang tepat, tidak baik terlalu terburu buru pa, lihat saja gadis itu kini menjadi incaran banyak orang”             “Apakah Lisa sudah mengeluarkan sesuatu?”             “Ya, dia baru saja memberikan hadiah pada Sena”             “Aku yakin itu, dia pasti takut seseorang mendahuluinya, lalu Alex?”             “Seperti biasa, tapi sepertinya yang ini lebih menarik untuk dirinya”             “Yakinkan dia Syanan” Syanan hanya tersenyum tipis, pandangannya masih pada dua orang yang saling mengobrol dan tertawa. Sena tidak tau sampai kapan acara ini akan selesai, yang dia pikirkan saat ini adalah bertemu dengan Stevan dan membicarakan sekutunya. Dalam hati Sena tersenyum licik, dia tau jika kemampuannya sudah menarik banyak orang agar Sena memihak pada mereka. Satu hal yang tidak diketahui keluarga besar Alex, jika Sena bukan gadis polos, dia hanya menyembunyikan taringnya begitu baik.    
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN