Dugaan Raka dan Mama Umaya

1034 Kata
Raka membawa Umaya kembali ke rumahnya. Umay kekeuh tak ingin dibawa ke rumah sakit. Alhasil Raka yang mengalah, dia membawa Umay ke rumahnya. "Sakit ya, sayang? sabar ya. Ini dikit lagi sampai rumah kamu kok." Raka menyuruh Umay bertahan. 5 menit kemudian, Raka dan Umay sampai di rumah Umay. Raka langsung memarkirkan mobilnya, menggendong Umay dan membawa Umay masuk ke dalam rumahnya. Raka berjalan menaiki tangga, kamar Umaya ada di atas, jadi Raka harus berjuang menaiki anak tangga yang lumayan banyak. Setelah berhasil melewati tangga, Raka langsung membawa Umay masuk ke dalam kamarnya dan langsung menidurkan Umay di atas ranjang. "Mama kamu di rumah enggak? tadi aku gak ngeliat mama kamu di rumah." Raka bertanya pada Umay. "Di rumah deh, coba mas panggil aja. Mungkin mama ada du taman belakang." Umay menyuruh Raka untuk memanggil mamanya. "Yaudah kamu tunggu sini dulu ya, sabar ya. Aku panggil mama dulu." Raka pamit pada Umay, lalu dia langsung pergi keluar dari kamar Umay untuk mencari mama Umaya. Raka menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa. Pikirannya sudah kacau, khawatir melihat keadaan Umay yang benar-benar memperihatinkan. Raka berjalan menuju taman belakang yang dimaksud Umay, lalu dia langsung mencari keberadaan mama Umaya di situ. "Tanteee ... tanteee ... tanteee ...." Raka berteriak memanggil mama Umay. "Tante ini Raka, tante. Tante, Raka mau ngomong penting, tante di mana? tanteee ...." Raka kembali berteriak memanggil mama Umaya. Tak berapa lama dari Raka berteriak memanggil mama Umaya, mama Umay langsung muncul dari balik pohon yang berdaun lebat. "Loohhh, Raka, ada apa? tumben kamu ke sini di jam segini. Kenapa?" tanya mama Umaya sambil berjalan mendekati Raka. "I-itu tante," rasanya lidah Raka keluh ingin menjawab. Dia takut kalau mama Umay akan shock mendengar Umay diserang okeh orang jahat di jalan tadi. "Kenapa? ada masalah? ada yang mau kamu sampai? ada apa? gak apa-apa kok, gak usah takut, tante gak makan orang kok." Mama Umaya tersenyum ramah. "I-itu tante, U-umay-" "Umay kenapa?" tanya mama Umaya mulai khawatir. "Tadi dia uda pergi pagi-pagi sekali. Kamu nyariin Umay? kenapa kamu gak telepon aja? tante juga gak tau dia ke mana soalnya." Mama Umaya mencoba berpikir positif. "Iya, tadi Raka uda telfonan sama Umaya, Raka mau antar dia ke tempat yang dia tuju. Tapi pas Raka datang, Raka malah liat Umay uda ada di tangan orang jahat. Raka gak tau itu siapa. Untung aja Raka gak terlambat datang, kalau Raka terlambat datang, Raka gak tau kejadian buruk apa lagi yang akan terjadi. Umay luka-luka tante. Tadi Raka uda mau bawa Umay ke rumah sakit. Tapi Umay gak mau tante, Umay kekeuh mau dirawat di rumah aja. Jadi Raka mau minta tolong buat tante telepon dokter pribadi keluarga tante, tadi Umay bilang dia mau dirawat sama dokter itu." Raka menjelaskan kejadian yang sebenarnya pada mama Umaya. Mama Umaya yang mendengar cerita Raka itu langsung diam, dia benar-benar shock saat tau kalau Umaya celaka, jantungnya benar-benar berdegup kencang, dia benar-benar khawatir sampai-sampai sulit untuk bicara dan juga berjalan, kakinya terasa kaku, lidahnya terasa keluh. "Tante?" Raka menegur mama Umaya yang terlihat diam dah shock. "Tante, tolong telepon dokternya sekarang, Umay kasian uda nahan sakit, tante. Raka gak tau nomor dokternya, makanya Raka gak bisa telepon dokternya langsung. Tolong cepat telepon dokternya, tante." Raka mendesak mama Umaya agar cepat menelpon dokter itu. Mama Umaya tersadar dari shock nya, dia langsung menarik nafas dalam-dalam lalu menghembusnya dengan cepat. Tak lupa dia mengelus d**a untuk menenangkan jantungnya yang berdegup sangat kencang. "Maaf, tadi tante benar-benar shock, ayo masuk, tante akan telepon dokternya sekarang." Mama Umay langsung berjalan cepat ke ruang tamu, dia langsung menelpon dokter keluarganya dengan telepon rumah. "Hallo, dokter, selamat siang. Anak saya Umay sedang mengalami banyan luka karena diserang orang jahat di jalan. Tolong cepat ke rumah saya dokter, saya gak sanggup melihat anak saya kesakitan. Tolong cepat ke rumah saya sekarang juga, dokter, Umay benar-benar uda kesakitan banget." Mama Umay bicara dengan nada penuh khawatir. "... ... ... ... ... ... ...." "Baik, saya tunggu segera di rumah saya. Selamat siang, terimakasih." Mama Umaya langsung menutup teleponnya. "Di mana Umay sekarang?" tanya Mama Umay pada Raka. "Di kamarnya, tante," jawab Raka cepat. Mama Umaya langsung berjalan cepat menaiki tangga, dia langsung berjalan tergesa-gesa menuju kamar anaknya. Di belakang Raka langsung berlari mengikuti mama Umaya. Ceklekk ... Mama Umaya membuka pintu kamar Umay. "Umay, kamu kenapa, sayang?" Mama Umaya menangis tersedu-sedu saat melihat langsung keadaan anaknya yang benar-benar kacau. Tubuh Umaya banyak terdapat darah, wajah Umaya yang saat ini sedang menahan rasa sakit juga membuat hati mama Umaya sesak. "Kamu kenapa bisa gini sih, sayang?" tanya mama Umaya dengan khawatir, air matanya sudah mengalir deras, dia tak kuasa menahan tangis melihat anak semata wayangnya terluka. "Ceritain ke mama, sayang. Kenapa kamu bisa seperti ini? siapa mereka? siapa mereka yang uda nyerang kamu di jalan? mama gak bakalan mereka selamat, siapa mereka? berani sekali mereka nyakitin anak mama. Kamu kenal mereka, sayang?" tanya mama Umaya. Umay langsung menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. "Enggak, ma, Umay gak kenal," jawab Umaya sendu. "Mereka ada dua orang, dua-duanya berpakaian hitam, tante. Raka juga gak tau mereka siapa. Rasa merasa mereka bukan begal atau pencuri, sepertinya mereka adalah orang suruhan, tante. Soalnya mereka pakai baju yang sama, terlihat seperti sebuah seragam. Rakan yakin pasti mereka suruhan seseorang, suruhan orang untuk nyakitin Umay. Tapi Raka gak tau mereka suruhan siapa." Raka menyampaikan dugaanya pada mama Umaya. Mendengar ucapan Raka, mama Umay, Meli, dia langsung diam. Pikirannya kacau, dia benar-benar takut, sejujurnya kekhawatiran ini sudah lama Meli rasakan. Meli benar-benar takut jika suatu saat Umay terluka. Dan benar saja, apa yang ditakutkan Meli benar-benar terjadi saat ini. "Aku yakin pasti mereka suruhan dari orang yang gak suka sama papa. Aku yakin, sangat yakin. Dulu juga mereka pernah nyerang aku waktu Umay masih kecil. Dan sekarang mereka datang lagi. Aku benar-benar takut, aku jadi merasa gak aman." Meli bicara dalam hati. "Kenapa harus Umaya? mereka benar-benar jahat. Hanya karena urusan bisnis mereka sampai rela mau menghilangkan nyawa seseorang, benar-benar keji. Aku harus bicara ini ke papa nanti, ini gak bisa dibiarkan. Aku gak mau Umay terluka lagi, aku gak mau Umay ada di dalam bahaya terus," lanjut Meli dalam hati. Dia akan membicarakan hal serius ini pada sang suami nanti.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN