Part 2

2014 Kata
Part 2 Cinta bisa datang karena pandangan pertama atau karena terbisa bersama. **** Gya tidak menyangka jika Sabrina bisa seberani itu pada Kakaknya apalagi di depan istri tercintanya. "Sab, kamu perempuan tergila yang aku temui." Gya dan Sabrina kini memasuki sebuah bagunan besar nan megah bertuliskan Aldebaran Group. Pakaian yang mereka gunakan berhasil membuat mata siapa saja yang melihatnya akan tergoda.   "You know me so well, Baby. Lagian kan kamu tahu aku tergila-gila pada kakak kamu."   Ya, Gya akui sahabatnya memang sangat tergila-gila dengan Kakaknya. Bahkan ketika tahu Kakaknya menikah dan punya anak saja, Sabrina tidak percaya. Sabrina malah berkata kalau mereka tengah berakting. Kegilaan Sabrina memang patut di acungi jempol.   "Ya, tapi gak jadi perusak hubungan orang juga," kata Gya sambil mendengus. Kini mereka memasuki sebuah lift yang sebenarnya bukan untuk mereka berdua naikki.   "Siapa yang merusak hubungan siapa? Gya! Dengarkan aku ya, Kakak kamu itu tidak menikahi wanita itu, pasti Kakak kamu itu hanya membantunya karena kasian. Kamu tahukan Kakak kamu itu terlalu baik hati makanya dia membantu wanita itu dan bilang sama kedua orang tua kamu kalau mereka menikah. Cih, pasangan mana yang menikah tanpa ada buku nikah dan cincin? Be smart, Baby! Mereka itu hanya tengah memainkan peran entah sampai kapan."   Gya mendengus, "Walau tidak ada semua itu mereka sudah terikat oleh anak mereka. Jadi, Sabrinaku tersayang. Sebaiknya kamu menyerah saja. Masih banyak lelaki di luaran sana. Dan aku yakin kamu akan menemukannya."   Sabrina menggelengkan kepalanya, "Aku hanya mau menikah dengan Kakak kamu! Dia lah lelaki yang seharusnya bertanggung jawab karena mengambil apa yang aku jaga selama ini. Dan selama aku masih bernyawa, aku akan mengejar Kakak kamu! Tidak peduli wanita menyebalkan di sampingnya."   Gya menganggukkan kepalanya, "Baiklah terserah kamu saja. Yang pasti kamu jangan sampai berbuat hal gila! Apalagi melukai keponakanku." ancam Gya pada sahabatnya.   "Tenang saja itu tidak akan terjadi," jawab Sabrina.   Ting!   Kedua wanita itu turun di lantai yang mereka tuju. Ya, keduanya harus menemui bagian HRD sebelum akhirnya bertugas di tempat mereka. Jika Gya melamar menjadi sekretaris, maka Sabrina melamar menjadi manajer pemasaran. Awalnya Gya mau melamar di bidang yang sama, tapi entah kenapa sekretaris membuatnya tertarik saat ini. Apalagi saat tahu siapa yang akan jadi bosnya.   "Samuel, aku mau bertanya. Di antara dua wanita tadi, mana yang akan kamu bawa ke kamarmu?"   Samuel Aldebaran adalah nama lengkap lelaki berparas rupawan yang sejak tadi di hiraukan dua wanita di depannya. Mereka malah asik dengan dunia mereka sampai lupa jika bos mereka ada di sini.   "Hansuke Kaito jika kamu bertanya seperti itu jelas saja aku akan memilih nona bernama Gya. Dia lebih elegant dan cara berpikirnya juga bagus. Realistis. Dibandingkan Nona bernama Sabrina. Dia seperti wanita pada umumnya, tidak menarik."   Hansuke Kaito adalah sepupu dari Samuel Aldebaran. Pria kelahiran Jepang itu memutuskan tinggal bersama sepupunya sejak kepergian kedua orang tuanya. Jika Samuel memiliki perusahaan yang berfokus pada makanan yang di awetkan seperti mie dan rekanannya. Maka, Hansuke memiliki sebuah Bar malam bermana Naughty Club. Bar yang sering di datangi Samuel untuk mencari kehangatan sejak ditinggal mantan kekasihnya.   "Mata seorang playboy seperti kamu memang luar biasa. Apa kamu tidak ada niatan insaf?" tanya Hansuke.   "Tidak. Tolong siapkan seperti biasa nanti malam. Melihat dua wanita tadi membuatku panas." Hansuke tertawa di tempatnya. Sejak di tinggal menikah, sepupunya ini memiliki kebiasaan baru, yaitu selalu tidur dengan perempuan yang berbeda setiap harinya dan itu pasti membuat Om Aldebaran pusing tujuh keliling, apalagi melihat pemberitaan anaknya yang hilang jalan ini.   Ting!   "Bagus kamu sudah datang, Papa mau ketemu klien di luar dan Papa akan ambil sekretaris Papa kembali. Toh Sekretaris kamu sudah ad--"   "Pa, gak bisa begitu! Haris sudah mengabdi padaku mana bisa Papa ambil begitu saja!" lelaki yang jadi perebutan dua manusia berbeda generasi ini hanya diam di tempatnya sampai kedatangan wanita cantik yang membuat mata Haris berseri-seri melihatnya. Jangan salah paham, Haris sudah punya anak dan istri. Dia berseri-seri karena firasatnya mengatakan jika anak bosnya akan jatuh hati pada wanita cantik di depannya.   "Tidak bisa! Haris itu bekerja untuk Papa. Dia bekerja sama kamu hanya sementara!"   "Pa, nanti yang handle kerjaan Haris siapa?! Aku belum ada sekretaris Pak Aldebaran yang terhormat!" Samuel rasanya ingin memukul lelaki tua di depannya. Tapi dia ingat lelaki itulah yang membesarkan dia selama ini. Apalagi setelah ibunya meninggalkan, Aldebaran selalu berusaha menjadi sosok ibu sekaligus ayah secara bersamaan. Walau bagi Samuel tidak mudah.   "Selamat datang Nona?"   "Gya, Pak Aldebaran." Samuel menoleh ke belakang di ikuti oleh Hansuke. Kedua lelaki yang berada di tahun yang sama yaitu 27 tahun spontan menoleh bersamaan. Ini Gya yang tadi mereka bicarakan bukan?   "Ah, Nona Gya. Saya titip anak saya ya! Saya ada meeting penting. Ayo Haris!"   "Nona baik-baik saja ya! Nanti saya akan temui Nona untuk menjelaskan pekerjaan Nona. Sekarang Nona nikmati saja berbincang dengan mereka. Tenang mereka tidak gigit kok. Bye semuanya!"   Semesta seakan mengutuk Samuel saat ini. Wanita yang dia katakan pada Hansuke ada di depan wajahnya. Jika, berada satu ruangan bersama wanita seperti Gya bisa-bisa Samuel khilaf. Bayangkan saja betapa sempurnanya wanita di depannya saat ini.   "Ekhem..." dehaman Gya membuat kedua lelaki di depannya tersenyum.   "Saya Hansuke Kaito, sepupu dari lelaki yang akan jadi bos kamu nantinya."   "Ah, Tuan Hansuke. Saya Gya."   Terkutuklah pembuat pakaian yang Gya kenakan saat ini. Samuel tidak tahan lagi! Dia harus pergi dari hadapan Gya sebelum dia melakukan hal gila pada wanita yang baru ia temui dan parahnya wanita itu bekerja di tempatnya. Mana bisa Samuel menyentuh wanita yang ada di kantornya sendiri. Ia harus segera pergi!   "Apa ada yang salah dengan penampilan saya?" Gya bertanya pada Hansuke ketika melihat lelaki itu berlari memasuki ruangannya tanpa sepatah kata pun.   "Biasa, lelaki kalau h***y kaya gitu."   "Eh?"   ***   Di sinilah mereka sekarang. Duduk saling berhadapan satu sama lain. Bahkan Hansuke yang duduk menjauh dari mereka malah menikmati pertemuan keduanya. Melihat sepupunya terdiam di depan wanita membuat Hansuke bahagia. Kapan lagi playboy itu diam di tempat sambil menahan dirinya. Biasanya kan Hansuke melihat Samuel langsung menyerang wanita-wanita pilihannya nah sekarang sepupunya ini malah terdiam tidak berkutik. Lucu sekali.   "Nona Gya, kenapa anda mau bekerja menjadi sekretaris? Padahal jika melihat ijazah anda anda sangat kompeten berada di jabatan yang lain. Apa anda tertarik pada saya?"   "Cih.. jangan terlalu percaya diri, Tuan Samuel. Saya memang ingin menjadi sekretaris. Saya pikir saya akan menjadi sekretaris Tuan Aldebaran ternyata malah anaknya yang playboy."   Samuel terdiam di tempatnya. Berani sekali wanita di depannya menghina dia, "Kamu mau saya pecat?!" omel Samuel membuat Gya mendengus.   "Kasian Tuan Aldebaran memiliki anak bodoh seperti anda. Saya bekerja untuk Aldebaran Group! Dan yang berhak memecat saya bukan anda tapi ayah anda. Sudah lah Tuan Samuel, apa yang harus saya kerjakan saat ini? Saya malas berdebat dengan lelaki seperti anda."   Hansuke akui, wanita di depannya sangat berani. Terlihat dari tatapan matanya. Hansuke sepertinya punya rencana hebat untuk keduanya.   "Akui saja, pasti anda tertarik pada saya bukan? Trik anda mudah terbaca oleh saya. Jadi, akui saja semuanya saat ini." Samuel tidak mau kalah dengan wanita di depannya. Dia lelaki yang sangat digilai para wanita, tapi wanita di depannya ini malah melakukan hal yang membuat emosi Samuel terpancing.   "Anda sepertinya mabuk, Tuan Samuel. Saya tidak tertarik sedikit pun pada anda! Saya di sini hanya untuk bekerja memenuhi kebutuhan hidup saya. Jadi, jangan menilai saya seenaknya! Mentang-mentang anda bisa membawa wanita mana saja ke kasur anda, jangan samakan saya seperti mereka!"   Samuel menggila. Melihat wanita itu marah-marah di depannya malah membuat Samuel ingin merasakan bibir wanita itu. Entah setan mana yang merasukinya saat ini, rasanya dia mau membungkam mulut lancang wanita di depannya supaya sadar siapa yang tengah dia hadapi saat ini.   Prokk... prok.... prok....   "Nona Gya, Right?" tanya Hansuke sambil merebut sebuah map di tangan sepupunya.   "Yes," jawab Gya.   "Lahir di Berlin pada tanggal 7 maret. Hobi anda menembak? Kalau nembak hati saya apakah anda bisa?"   Tuhan berikan kesabaran pada Gya untuk hari ini. Gya harusnya bekerja untuk Tuan Aldebaran, tapi kenapa dia malah terjebak di kandang buaya! Lihat saja kedua mata lelaki di depannya. Mereka seakan mau menelan Gya hidup-hidup. Aish.. menyebalkan!   "Tidak bisa. Kalau saya menembak hati anda, sama saja saya telah membunuh anda, Tuan Hansuke." nada Gya yang ketus semakin menghibur Hansuke.   "Itu arti menembak sesungguhnya Maksud saya menembak dalam artian lain, Nona Gya."   Samuel tidak menyangka jika Hansuke malah berani menggoda wanitanya? Eh sejak kapan wanita itu jadi wanitanya? Sadar Samuel! Dia hanyalah sekretaris bukan siapa-siapa! Biarkan saja Hansuke melakuka kerjaannya. Samuel memilih beranjak dari sana dan masuk ke dalam sebuah kamar yang memang ada di ruangannya. Kamar pribadi yang selalu Samuel gunakan jika dia tengah penat dengan pekerjaan.   "Apa pun maksud yang anda tuju, saya tidak tertarik! Saya mau bekerja kenapa lelaki itu malah pergi lagi!" Gya spontan mengomel di depan Hansuke membuat lelaki itu langsung terbahak-bahak di tempatnya.   "Hahaha.. kamu wanita unik. Aku yakin sepupuku akan jatuh hati padamu," kata Hansuke.   "Saya mau bekerja bukan cari jodoh!" omel Gya.   "Hahaha... Tidak apa Gya, akui saja kamu menyukai sepupuku."   Pertanyaan bodoh macam apa ini? Kenapa dia harus menyukai lelaki yang akan jadi bosnya? Ada hak apa mereka sebenarnya? Dibandingkan Samuel, Gya pasti lebih memilih Kakaknya. Sudah baik hati, rajin bahkan penyayang keluarga. Beda dengan kedua orang di depannya ini. Mereka langganannya club malam. Wanita di luar sana mungkin akan tertarik pada mereka. Tapi, bukan Gya orangnya.   "Saya tidak tertarik dengannya. Sudah ya Tuan Hansuke, saya lebih baik ke ruangan HRD dibandingkan di sini membicarakan hal tidak masuk akal."   Bukan Hansuke namanya jika tidak bisa menahan wanita bernama Gya. Gya yang baru saja melangkah keluar kembali tertarik oleh lelaki menyebalkan yang tidak lain adalah Hansuke. Lelaki itu nyengir tanpa merasa berdosa sedikit pun pada Gya.   "Mau apa lagi? Bos saya saja sibuk sama dunianya. Kalau perlu tadi saya minta ikut Pak Aldebaran saja!" Gya berkata ketus pada Hansuke membuat lelaki itu tersenyum.   "Gini ya, Nona Gya. Sebagai asisten sepupuku kamu harus bisa melakukan apa saja untuknya 24 jam termasuk mengurus lelaki itu," kata Hansuke dengan nada seriusnya.   Gya tersenyum, "Gini ya Tuan Hansuke, saya bekerja hanya 8 jam! Selebihnya bukan tanggung jawab. Memang saya baby sitternya! Sudah besar tidak bisa mengurus dirinya sendiri. Cih..." desis Gya membuat Hansuke kembali tertawa. Lelaki itu sangat menyukai sosok Gya. Sepertinya dia akan sering berkunjung ke sini. Kapan lagi bukan mengejek asisten sepupunya.   "Suatu saat kamu akan melakukannya, percaya lah padaku, Gya. Sam itu orangnya suka nyusahin orang lain dan aku yakin akan ada saatnya kamu mendapat gilirannya dan kamu akan tahu sisi lain sepupuku dan saat itu kamu akan jatuh cinta padanya." Hansuke berkata serealistis mungkin. Karena mustahil dua makhluk beda jenis kelamin dalam satu atap tidak ada saling ada rasa. Pasti salah satu mereka akan menunjukkan perasaannya.   "Tidak mungkin, jangan main-main sama saya Tuan Hansuke. Tuan Samuel itu lebih cocok bersama wanita malamnya dibandingkan orang seperti saya. Jadi, jangan mengatakan hal aneh seperti itu!" omel Gya dengan nada ketusnya.   "Bagaimana kalau kita taruhan? Kalau kamu jatuh cinta pada sepupuku kamu harus traktir aku makan 7 hari berturut-turut dan tempatnya aku yang menentukan. Tapi, jika aku kalah. Aku akan melakukan apa pun yang kamu inginkan."   Gya tertantang, "Deal! Kalau sepupu kamu yang tertarik lebih dulu padaku, siap-siap kamu akan kalah dari taruhan ini!"   "Kita lihat saja, sepupuku itu tidak akan pernah jatuh cinta lebih dulu. Kecuali saat masa lalu. Aku yakin kamu akan kalah, Nona," ejek Hansuke.   "Kita lihat saja," jawab Gya menantang.   "Ingat! Satu bulan waktunya," kata Hansuke membuat Gya mengacungkan jempolnya bertanda mengerti akan perkataan Hansuke.   Samuel yang tidak bisa memejamkan matanya mendengus mendengar perkataan keduanya. Apa tadi yang mereka katakan? Taruhan tentangnya? Memang mereka pikir dia barang! Bisa sekali sepupunya ini menjatuhkannya. Memang semenyedihkan itu kehidupannya? Ya, Samuel tahu sejak ditinggal menikah oleh mantannya yang sialan itu, hidupnya sangat berubah. Samuel tidak akan menceritakan tentang ini sekarang, akan ada saatnya dia menceritakan semuanya. Samuel tidak bisa tidur mendengar suara wanita yang sangat menggoda di telinganya. Entah apa yang perempuan itu lakukan padanya hingga membuatnya seperti ini. Atau jangan-jangan semua ini adalah rencana ayahnya supaya dia kembali hidup normal seperti dulu? Kalau benar, ayahnya itu perlu Samuel ceramahi. Bisa-bisanya mengirim wanita seperti Gya.   "Siapa wanita itu? Kenapa bisa membuatku seperti ini?!"   ***  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN