Rasa Baru

1247 Kata

Fian menolak diantar. Hanya minta dituntut ke mobil. Karena mengkhawatirkan temannya, Ivan mengikuti mobil Fian dari belakang. Namun, Fian melaju ke arah yang berbeda. Bukan menuju jalan pulang ke rumahnya. Ivan semakin penasaran. Dia yakin, Fian pergi ke tempat Andin dan Jania tinggal. Sementara di depan, Fian menyadari mobil Ivan yang terus mengikutinya. Dia berbelok, masuk di bawah jembatan layang, bersembunyi. Dia perhatikan mobil Ivan melaju lurus. Berhenti sejenak, melihat kiri kanan, lalu melaju lagi. Fian tersenyum sinis, lalu meringis karena bekas pukulan di pipi terasa ngilu. "Astaga, Mas Fian! Kenapa bisa babar belur kayak gini?" Kedatangannya disambut Gadis dengan wajah terperangah. Tentu saja siapa pun bakal terkejut melihat wajahnya yang babak belur. Bukan hanya itu, tulang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN