Pulang kantor Ivan bergegas ke rumah sakit. Ingin menjenguk dua gadis kecil yang sudah lumayan pulih. Dia terperangah kala ruangan peratawan anak itu telah diisi pasein lain. Bergegas dia menemui perawat yang masih sibuk dengan pasiennya.
"Dua anak yang alami luka bakar kemarin sudah dipindah ke mana?"
"Jania dan Andin ya, Mas? Sudah dibolehkan pulang siang tadi, Pak. Bersama bapaknya, Pak Fian."
Ivan menggeram. Pantas saja temannya itu buru-buru pergi tanpa pamit. Ternyata dia tidak main-main jika ingin memisahkan Ivan dengan dua anak kesayangan. Ivan tidak akan membiarkan itu terjadi. Jania dan Andin sudah menjadi bagian dari hidupnya. Tidak terima kalau Fian berani membawa mereka menjauh dan tidak diizinkan bertemu dengannya.
Tanpa mengulur waktu, dia melaju ke rumah Fian. Namun,
