BAB 17

1117 Kata
Aku menyelinap pergi dari kamarku dengan turun lewat jendela menggunakan Seprai dan selimut yang telah aku ikat. Rasanya aku ingin sekali memiliki sihir teleportasi. Tapi sayangnya. Didunia ini sihir teleportasi hampir tidak mungkin. Jika pun mungkin hanya 1 : 100 juta orang. Sihir teleportasi sangat langka. Yes, aku berhasil turun. Aku menoleh ke kanan kiri. Dari yang aku ingat dari Novel. Ada satu pintu yang menuju keluar. Pintu itu biasanya digunakan para Kesatria untuk membolos latihan. Aku harap, aku bisa lolos lewat pintu tersebut. Aku mencari dimana pintu itu berada. Alhasil aku harus menuju ke tempat latihan para Ksatria. Aku harap aku bisa punya jubah tidak terlihat milik Hary Potter agar tidak ketahuan. Aku melihat ada seorang Ksatria yang masih berlatih. Aku mengintipnya. Wow... Jika aku majikannya, aku akan memberinya hadiah karena telah berlatih sekeras itu. Tapi sayangnya, aku hanya Alegria palsu. Aku memastikan jalanku aman lalu berjalan pelan-pelan agar Ksatria itu tidak merasakan kehadiranku. Setelah berjalan cukup aman. Aku melihat sebuah pintu. Aku tersenyum lalu berniat membukanya. Tapi belum sempat pintu terbuka, “Itu bukan pintu keluar nona. Itu pintu kandang para Serigala.” Aku terkejut dan segera melepas pegangan tanganku. Aku berbalik dan menatap orang itu. Orang itu hanya mengenakan kemeja putih dan celana hitam. Tak lupa Pedang yang masih tersarung rapi di pinggangnya. Kancing kemejanya terbuka memperlihatkan d**a bidangnya. Wajahku pias memerah. Badannya bagus. Meskipun kulitnya sangat pucat. Tapi dia terlihat tampan. “Jadi, dimana pintu keluar?” tanyaku. “Mari ikuti saya.” katanya yang kemudian menunjukan sebuah pintu yang terlihat sangat bagus. Aku tertipu melihatnya. Viorel membuka pintu tersebut. Aku tersenyum, lalu mengucapkan terimakasih. Setelah itu, aku langsung pergi. “Nona hendak pergi kemana?” “Uhm, Pasar.” jawabku. Dia menatapku tak percaya. “Bukannya saya tak percaya, tapi untuk apa anda pergi ke Pasar malam-malam begini, dengan penampilan seperti ini.” ujarnya sembari menatapku tak percaya. “Apa nona berniat untuk dirampok?” tanyanya lagi. “Didunia ini yang punya rambut hitam hanya 3 orang. Tuan Erick, Nona Alegria dan tuan muda Dary. Meksipun anda memakai baju jelek pun, mereka masih bisa mengenalli anda.” terangnya. “Aku sudah tau. Karena itu, percuma saja menyembunyikan penampilanku dengan memakai baju yang jelek. Jadi, aku pake saja baju yang sudah aku pakai.” jawabku. Dia menghela nafas. “Hari ini tidak ada perayaan apapun diluar nona.” “Aku tau. Aku hanya ingin jalan-jalan. Jadi, uruslah urusanmu sendiri!” “Mana mungkin saya mengurus urusan saya sendiri. Ketika melihat nona muda Dominique pergi menyelinap.” katanya yang kemudian mempersilahkan aku keluar lebih dulu. Aku keluar. Diikuti oleh Viorel dibelakangku. Aku berjalan tanpa arah. Dan Viorel diam hanya mengikutiku. Sampai disebuah toko, dia menyuruhku untuk menunggu dan dia masuk kedalam. Tak lama, dia kembali lalu membawakanku sebuah jubah. Dia menyuruhku memakainya. Aku menurut. Dari yang aku ingat dari buku yang aku baca di perpustakaan Noir Palace. Jika Viorel putra kandung dari Val Radilus Edinburgh tangan kanan Erick berarti Viorel adalah seorang bangsawan tingkat atas. Dia salah satu keluarga pengikut Dominique. Dari yang aku baca, Edinbrugh satu-satunya keluarga bangsawan pengikut Dominique yang bisa memilih tuan untuk dilayani. Jika Val adalah tangan kanan Erick Dominique, maka Viorel akan melayani Alegria atau Dary. Dan jawabannya sudah dapat ditebak. Pasti Dary adalah orang yang akan mendapatkan sumpah Viorel. Karena ia yakin, Dary pasti akan menjadi pemimpin menggantikan Erick, jika masa depan sesuai dengan ekspetasinya. Sampai dipasar, aku membeli berbagai jajanan dan melihat berbagai perhiasan yang dijual. Viorel mengikuti dengan tenang. Sangat tidak seru. Aku berharap Viorel punya sifat ramah Deon. Aku menatapnya jengkel. Baiklah, aku harus melepaskan diri dari Viorel dan mencari Blaze. Aku sengaja, pergi ke keramaian. Dia tetap mengikuti tenang. Sampai akhirnya aku merasakan seseorang seperti menabrakku sehingga hampir saja, aku terjatuh. Beruntungnya, Viorel dengan cepat menangkapku di pelukannya. Aku menatapnya. Begitupula Viorel. “Apa nona baik-baik saja?” tanyanya. “Ah iya.” “Nona harus lebih berhati-hati.” katanya sembari membantuku berdiri. Dia lalu menawariku tangannya. Aku tidak tau, tapi aku merasa seolah disini tiba-tiba sangat sepi dan hanya aku dengannya. Viorel tidak banyak dijelaskan di Novel. Bahkan menurutku Viorel merupakan tokoh yang tidak penting. Tapi ini, aku juga tidak banyak mendengar rumor tentang Viorel. “Bukankah ini terlalu telat untuk menawariku tanganmu?” sarkasku. “Saya tidak berfikir nona akan mau menyambut tangan saya yang rendah ini.” jawabnya. “Kau, bukannya ini sama jika kau tetap memanggilku nona??” tanyaku dengan jubah yang aku kenakan. “Bahkan Deon tidak pernah menyuruhku untuk memakai jubah seperti ini. Reputasi burukku selalu menyelamatkanku!” kataku tegas. “Itu karena nona tidak mengenal siapa itu Deon yang sebenarnya.” jawabnya. “Dan menurut saya reputasi buruk ada bukan untuk dibanggakan.” Aku menatapnya sebal. “Ria. Panggil aku Ria.” “Tentu saja itu tidak mungkin nona. Bagaimana seorang Ksatria memanggil seorang Lady dengan pangkat tinggi seperti itu.” “Ini perintah. Panggil aku Ria atau Alegria.” “Baik Ria.” katanya yang kemudian mengulurkan tangannya. Aku menerimanya kali ini. Kita akhirnya berjalan berdua melihat-lihat sekitar. Seorang nenek-nenek menawariku sebuah kalung. Katanya, itu kalung sihir yang bisa mengabulkan apapun keinginan kita. Tentu saja, aku berfikir bahwa itu kalung palsu. Mana mungkin kalung sihir dijual disini. Meskipun begitu, aku merasa kasihan dan tetap membeli kalung tersebut. Setelah membayarnya, aku menyimpannya. Aku lalu berjalan pergi menuju teater atau perpustakaann tapi sama sekali tidak bertemu dengan Blaze. “Sebenarnya nona sedang mencari siapa?” “Temanku.” “Teman? Kenapa kita tidak langsung menuju ke rumahnya.” “Tidak bisa. Aku tidak tau rumahnya. Katanya rumahnya jauh dari sini.” jawabku kesal. Perasaan orang-orang kalau mencari sesuatu di novel, pasti akan langsung mendapatkannya. Tapi kenapa hal tersebut tidak berlaku untukku? “Kenapa anda mencarinya?” Aku menghela nafas. “Aku berniat memintanya menjadi partner menariku besok!!” “Dari yang saya dengar anda hanya menari dengan tuan muda Heiden.” “Tentu saja tidak!” jawabku tegas. “Bukankah anda dijuluki si Bodoh Alegria bukan tanpa sebab?” tanyanya polos. Tentu saja aku tersenyum mendengarnya. Angin berhembus dan membuka tudung yang aku pakai. Untung aku mengikat rambutku. “Tuan muda Edinbrugh... Anda benar-benar melukai perasaan saya.” kataku dengan tersenyum. Dia menatapku seolah terpesona. Jika pun iya. Hal tersebut wajar. Alegria adalah perempuan yang sangat cantik yang bahkan mampu membuat bulan cemburu. “Maaf nona.” katanya. “Tapi, saya yakin. Besok pasti akan ada banyak yang mengajak anda berdansa.” katanya lagi. Aku menatap langit diatasku tidak tertarik. “Aku sebenarnya tidak ingin berdansa. Tapi, jika aku tidak menari semua orang akan mengejekku.” “Kalau begitu, apa nona mau berdansa dengan saya besok?” tawarnya. Aku menatapnya syok. Mataku mengerjap beberapa kali tak percaya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN