Aku memikirkan cara agar aku bisa segera meninggalkan Noir Palace. Oleh karena itu, sekarang aku sedang berkeliling sendirian tanpa ditemani Deon. Tadi, Deon dipanggil oleh Ayah Alegria.
Dibanding itu, aku lebih penasaran. Bagaimana caranya aku bisa pergi dari dunia ini. Aku masih belum menemukan caranya. Bagaimana dengan kondisi tubuhku disana?? Apa aku sudah mati?? Aku merindukan kehidupanku disana. Meskipun keluargaku mengabaikanku, setidaknya dunia disana lebih baik daripada disini. Aku menatap handphonenku.
Handphone disini sama seperti Handphone disana. Bedanya, orang-orang didunia ini tidak kecanduan ponsel. Dan Jika didunia sana menggunakan Charger maka didunia ini bateri ponsel ini menggunakan batu sihir. Termasuk mobil, Mobil disini juga menggunakan Batu sihir. Bukan Bensin maupun solar.
“Nona Alegria,” sapa seseorang.
Aku menoleh dan melihat orang yang memanggilku. Aku tak asing, dia memiliki rambut ungu dan mata ungu jernih. Dia memakai seragam ksatria. Selain itu, dia juga sangat tampan. Aku menutup mulutku. Ternyata orang-orang didunia ini tidak bisa diremehkan. Bagaimana mungkin orang-orang disini sangat tampan. Bahkan termasuk Deon yang seorang pelayan.
Aku menatapnya menyelidik. Dia menaruh satu tanganya didepan d**a dan satu tangannya lagi dibelakang. Dia menunduk hormat. Dia memakai baju ksatria khas dari keluarga Dominique. Didadanya ada lambang keluarga Dominique. Yaitu, Serigala hitam yang dirantai di Black Noir.
“Mohon maaf jika saya lancang, apa yang nona lakukan disini?” tanyanya sopan dan hormat.
“Ah, aku-”
“Alegria!! Kau kesini?? Mencariku?”
Aku terkejut dan langsung melihat siapa orang itu. Dia Axel. Axel menyeka rambut pirangnya. Mata Birunya bersemangat menatapku.
“Apa yang kau lakukan disana Rel?” tegur Axel dengan menatap laki-laki didepannya sini.
Rel, aku tidak asing dengan nama itu.
“Rel?” ulangku.
“Nona sepertinya tersesat tuan muda.” jawab laki-laki itu tegas.
Aku menatap laki-laki itu lekat. “Kalau begitu, saya undur diri dahulu nona Alegria dan tuan muda Axel.” izinnya
Aku menganguk. Axel langsung menghampiriku dan tersenyum sumrigah. Dia bertanya lagi apa yang sedang aku lakukan disini. Aku menjawab bahwa sedang berjalan-jalan. Axel mengulurkan tangannya. Aku meraihnya. Kini kita berjalan-jalan berdua.
“Axel, siapa orang tadi?” tanyaku.
“Kau melupakannya? Dia Komandan kedua Viorel. Putra paman Val tangan kanan Ayah.” jawabnya dengan menatapku curiga.
“Aneh, bukankah dia sangat mirip dengan paman Val? Semua orang yang melihatnya pasti akan langsung mengenalinya. Kemampuannya bahkan sebanding dengan Ziel.” ujarnya lagi. “Ah, aku lupa. Tentu saja kau tidak akan kenal. Selama ini kan kau hanya melihat ke Ziel.” ujarnya lagi. “Pantas saja, mereka memanggilmu si bodoh Alegria.”
Aku tertawa kecil sembari menutup mulutku. Axel benar-benar menyebalkan.
Jalan-jalan sore ini berlalu dengan sangat lama. Akhirnya setelah bisa melepaskan diri dari Axel, Deon datang menghampiriku. Mata hijau itu menatapku hangat dan khawatir seperti biasanya. Dia bertanya apa Axel mengangguku. Karena tadi, kabar aku yang berjalan-jalan dengan Axel sangat gempar.
Deon membawakan baju untukku. Itu sebuah gaun bewarna biru seperti warna mataku. Gaun itu sangat cantik dengan hiasan mutiara dibawahnya. Deon keluar. Aku dibantu dengan beberapa pelayan berganti baju. Setelah itu para pelayan membantu meriasku. Seperti biasa, mereka memilih perhiasan untukku. Alegria yang asli sangat gemar memakai perhiasan. Bahkan Alegria terkenal tidak pernah memakai perhiasan yang sama untuk kedua kalinya. Aku menolak memakai perhiasan. Aku lalu meminta para pelayan itu untuk mengikat rambutku. Setelah itu, Aku keluar. Diluar Deon memuji kecantikanku.
“Meskipun tanpa perhiasan, Ria terlihat sangat anggun dan cantik. Bagaimana bisa ada manusia seperti Ria?” tanyanya. “Saya rasa Ria adalah peri.” pujinya.
Aku tersenyum mendengarnya. Kurasa, hanya Deon seorang yang memanggil Alegria peri. Jika menginga novel yang aku baca. Mereka selalu menjuluki Alegria penyihir.
“Apa Ria bosan dengan perhiasan yang Ria punya? Kita bisa memanggil tukang perhiasan.”
“Tidak. Aku hanya tidak ingin memakai perhiasan saja.” jawabku.
Sampai dimeja makan, mereka semua menatapku takjub. Tentu saja, perhiasan yang selama ini selalu menempeliku kemana pun sekarang tidak ada. Meskipun begitu, kecantikan Alegria sama sekali tidak berkurang. Bahkan Reiner menatapku tanpa kedip.
“Kakak, apa besok kakak mau berdansa denganku?” tanya Dary antusias. “Besok adalah pesta untuk merayakan kesembuhan kakak. Aku berharap, aku orang yang akan menjadi pasangan pertama dansa kakak.” katanya lagi.
“Itu tidak mungkin Dary, Alegria hanya akan berdansa dengan Ziel seorang. Bukankah kalian sudah mendengar rumornya. Alegria akan bertunangan dengan Ziel?” tanya Nevada mengejek.
Aku tersenyum tenang menanggapinya.
“Tidak mama. Itu hanya rumor belaka. Ria bilang dia sudah tidak menyukai Ziel. Jadi, Ria tidak akan berdansa dengan Ziel!” kata Dary tegas.
“Ria akan berdansa denganku!” katanya lagi penuh kepercayaan diri.
“Sepertinya itu juga tidak mungkin Dary. Kamu terlalu pendek untuk bisa berdansa dengan Alegria.” kata Erick kini.
“Itu- Itu benar. Ria tidak bisa berdansa dengan orang yang lebih pendek.” katanya sedih.
“Kalau begitu, Dary harus makan yang banyak agar lebih cepat tinggi. Dengan begitu, Dary bisa berdansa denganku.” kataku.
“Janji ya... Ria tunggu aku. Aku akan segera tinggi.” katanya yang kemudian makan sangat lahap. Aku tersenyum melihatnya.
Karena Dary menyinggung soal berdansa. Aku ingat sesuatu, Dari yang k****a dinovel hampir tidak ada yang mengajak Alegria berdansa. Alegria hanya akan berdansa dengan Ziel Heiden. Sebenarnya, jika dipikir lagi... Tak ada seorang pun yang berani mengajak Alegria berdansa karena Alegria sangat sombong dan selalu menolak mereka dengan lidahnya yang tajam. Aku juga tidak bisa berdansa dengan Deon. Deon seorang pelayan pribadi bukan Ksatria. Meskipun dimimpiku Deon mampu mengalahkan Ziel. Status Deon saat ini adalah pelayan pribadi Alegria dan tidak ada yang tau bahwa Ziel bisa memegang Senjata. Kalau begitu, aku harus mengajak berdansa siapa?
Blaze?? Orang dari serikat Dagang itu? Yah... Blaze adalah orang yang sangat sempurna. Lagipula, mungkin tidak akan ada yang tau. Blaze sangat tampan dan mempesona. Dia memiliki rambut putih keperakan dan mata bewarna merah. Tapi, apa Blaze akan datang ke acara pesta kesembuhanku?? Baiklah.. Aku akan mencari Blaze malam ini. Siapa tau, aku bisa bertemu dengannya.