Deon menatapku khawatir yang keluar dari ruangan Erick dengan airmata yang jatuh. Aku menyentuh dadaku dan berkata bahwa dadaku terasa sakit. Aku tak mau Deon berfikir bahwa aku menangis karena Erick. Deon menatapku khawatir. Dia mengucapkan permisi lalu mengangkatku dan membawaku ke kamar. Tentu saja kesedihanku tadi menguap hilang diganti rasa malu. Seluruh pelayan di Mansion menatapku dan Deon kaget sekaligus heran. Aku Alegria yang terkenal dingin berada dalam gendongan Deon pelayan pribadiku. Aku yakin, bahwa setelah ini pasti akan ada rumor. Aku menghela nafas, padahal sudah ada banyak rumor buruk tentangku, pasti setelah ini pun, akan ada rumor.
“Ria, saya akan memanggil Dokter.” kata Deon.
Aku menggeleng. Dan menyuruhnya berhenti. Aku sudah baikan dan Deon tak perlu memanggil Dokter lagi. Deon duduk didepanku lalu bertanya bagaimana pembicaraanku dengan Erick. Aku menjawabnya bahwa Erick tidak menyentujuinya.
“Saya sudah menduganya. Tuan tidak akan mau membiarkan anda pergi. Lagipula bukankah lebih nyaman tinggal disini Ria?”
“Aku bisa mati kalau tinggal disini lama-lama.” jawabku.
“Saya tidak akan membiarkan hal tersebut terjadi. Saya adalah perisai Ria.” kata Deon yang menyakinkanku bahwa tidak akan ada orang yang bisa menyakitiku selama dia hidup.
“Saya tau, saya lemah... Tapi percayalah, saya akan melindungi Ria dengan nyawa saya.” katanya lagi.
Aku tau itu. Deon pasti akan menyelamatkanku mempertaruhkan nyawanya tanpa kuminta. Tapi tetap saja, “Jangan. Berjanjilah padaku. Jika nanti ada kondisi dimana misalnya kakakku atau siapapun itu hendak membunuhku. Biarkan saja. Biarkan mereka membunuhku. Jangan pernah mengorbankan nyawamu.” kataku padanya.
Aku benar-benar tak ingin Deon mati. Aku sangat ingin menyelamatkan Deon. “Berjanjilah Deon. Jangan pernah mengorbankan hidupmu.” kataku padanya.
Deon menggeleng. “Nona. Saya tidak bisa melakukan itu. Jika Ria mati, maka hari itu juga saya akan mati menyusul anda. Apa gunanya saya hidup jika nona saya meninggalkan saya.” katanya dengan mencium tanganku. Dia meletakan tanganku di pipinya dan menutup matanya.
Wajahku memerah. Deon benar-benar terlihat seperti seorang ksatria yang sangat keren. Alegria, bisa-bisanya kamu tidak jatuh cinta dengan Deon dan malah jatuh cinta dengan Ziel. Kamu benar-benar menyedihkan.
Aku menatap Deon, jika Deon tau aku bukan Alegria yang sebenarnya apa dia akan langsung bunuh diri? Tidak. Itu tidak boleh terjadi. Aku tidak akan membiarkan Deon mati. Aku akan menyelamatkan kita berdua.
****❤****
Erick memanggil Reiner untuk menemuinya. Ia bertanya tentang keadaan Alegria. Apa keadaan Alegria yang lalu bisa kembali lagi? Apa mungkin saja Alegria bisa mati karena ledakan mana di dalam tubuhnya?
“Mungkin saja nona mengalami hal tersebut lagi. Tapi, selama saya didekat nona saya tidak akan membiarkan hal tersebut terjadi.” kata Reiner sopan.
“Kalau begitu, saya mohon.. Tetaplah didekat putri saya agar dia baik-baik saja. Saya akan menjamu anda sebaik mungkin disini. Saya tidak akan membiarkan Anda mengalami kekurangan apapun. Dan saya pasti akan memberikan imbalan yang besar nanti.”
“Tuan Erick tenang saja. Nona Alegria, saya akan menjaganya. Karena kita adalah teman.” kata Reiner sopan.
Setelah itu, Reiner disuruh keluar. Didepan pintu, Reiner bersimpangan dengan Deon. Deon dengan raut wajah yang dingin tersenyum menyapa Reiner lalu masuk kedalam ruangan Erick. Reiner menatap Deon penasaran. Siapa identitas sebenarnya dari Deon. Ia yakin orang yang ditempatkan disisi Alegria pastilah bukan orang sembarangan. Dia yakin itu. Ia harus menyuruh orang untuk mencari tau status Deon.
“Deon, menyapa anda Yang Mulia Erick.” kata Deon sopan.
“Deon, Kau pasti sudah mendengarnya. Kenapa anak itu tiba-tiba mau pergi dari sini?” tanya Erick.
“Itu bukan tiba-tiba tuan. Maksud saya, nona Ria memang ingin pergi dari kastil ini sejak pertama kali saya melihatnya. Nona merasa sangat kesepian dan hancur tuan.” jawab Deon.
“Apa Axel atau Nevada mengganggunya?”
“Terakhir kali, tuan Axel berniat membunuh nona dengan mencelakakan mobilnya.”
Erick diam mendengarkannya. Ia berfikir. Apa karena itu, Alegria ingin pergi?
“Tuan, saya mendengar rumor baru bahwa nona Alegria akan bertunangan dengan Tuan muda Heiden.” kata Val tangan kanan Erick.
Val memiliki ciri-ciri Rambut bewarna ungu gelap dengan warna mata yang serupa.
“Mungkin, jika anda mengabulkan keinginannya nona akan mengurungkan niatnya untuk pergi.” kata Val lagi.
Tak...
“Jadi, maksudmu... Aku harus menjodohkan putri tercintaku dengan anak tikus itu?” tanya Erick yang kini sudah mematahkan pulpen ditangannya.
Val tersenyum. “Bukankah tuan muda Heiden merupakan pasangan yang sempurna? Dia satu-satu keluarga yang setara dengan keluarga Dominique di Barat.”
“Omong kosong!! Putriku harus mendapat orang yang sempurna.” kata Erick. “Bukankah begitu Deon?”
“Tentu saja tuan, Nona adalah Black Noirnya Dominique Palace. Bahkan Bulan jika bisa bicara akan berkata cemburu dengan kecantikannya.” puji Deon.
“Jadi, apa anda berniat menjodohkan nona dengan Pangeran Reiner?”
“Maksudmu Penyihir itu? Hanya karena dia sekali bisa menyembuhkan putriku, aku akan merelakan putriku padanya?? Tidak mungkin!”
“Kalau begitu, bagaimana dengan Putra mahkota dari Timur? Dia juga memiliki nama seperti tuan. Eric Este.”
“Val, putriku harus mendapat seseorang yang sempurna.” kata Erick tegas.
“Kalau begitu, Putra mahkota dari Utara?”
“Apalagi dengan Rubah licik itu. Aku tidak akan memberikan putriku padanya!” tegasnya.
Val tersenyum. “Jadi, siapa orang sempurna itu Tuan? Orang-orang yang saya sebutkan tadi, adalah orang yang sangat hebat.”
“Bukankah sudah jelas jawabannya. Putriku terlalu sempurna untuk Tikus-Tikus itu!” kata Eric dengan tersenyum penuh kemenangan.
Val hanya bisa tersenyum menahan kekesalannya. Menurutnya, Erick terlalu meninggikan Alegria. Alegria memang sangat cantik. Selama ini Val memang belum pernah melihat, orang yang lebih cantik dari Alegria. Tapi, sifat Alegria yang kejam dan bengis membuat nilai kecantikan Alegria hilang. Daripada cantik, Alegria lebih mirip seorang penyihir jahat yang mengerikan. Itulah rumor yang beredar di Noir Palace ini.