“Assalamualaikum! Mamiii!” “Mamiii Arken pulang!” “Yuhuuu! Arken tampan in the home!” Laras menatap tajam ke arah Arken, sedangkan yang ditatap mengalihkan pandangannya kemana pun asal tidak bertatapan dengan Laras. Pura-pura tidak tahu. “Pengen banget gue sruduk lo, Ken,” dumel Laras pelan namun dapat membuat Arken meneguk ludahnya. Gadis itu sangat kesal pada laki-laki disampingnya ini. Bagiamana tidak? Pria itu menariknya dari papan pengumuman menuju parkiran lalu memasangkannya helm dan membawanya pergi. Laras sudah beberapa kali bertanya namun Arken hanya menjawab. “Hah? Hah? Enggak dengar, Ras.” Ingin sekali rasanya Laras memukul helm Arken yang tiba-tiba menjadi tukang keong. Hah! Hah! Clekkk! Pintu rumah berwarna putih dengan ukiran itu terbuka, seorang wanita paruh baya namu

