bc

SENA(N)DIKA

book_age16+
118
IKUTI
1K
BACA
family
sensitive
inspirational
student
sweet
bxg
serious
city
highschool
school
like
intro-logo
Uraian

Sena seorang gadis yang memiliki kemampuan tak biasa, yakni membaca pikiran setiap lelaki yang ditemuinya. Meski berpenampilan standar, Sena hobi gonta-ganti pasangan.

Muak karena mantan pacarnya rata-rata munafik, ingin Sena hanya satu; memiliki satu pasangan sehidup semati. Hatinya pun berlayar pada Dika yang berstatus tunangan orang.

Beberapa faktor dan alasan yang membuatnya tertarik untuk berurusan dengan Ketua Biotek yang terkenal dengan sejuta rumor buruknya di sekolah. Saat Sena bertemu buah hati yang dikabari hasil dari hubungan gelap dengan tunasusila.

Diajak ikut mengarungi kehidupan lelaki itu yang tak sesederhana yang Sena bayangkan sebelum seberinda semakin menyemakkan.

Cover by Rida Design

chap-preview
Pratinjau gratis
1. Om-om Genit!
Pernahkah salah satu dari kalian berpikir untuk bisa membaca pikiran seseorang? Terlebih pikiran cowok, tidak usah jauh-jauh minimal satu cowok yang disukai saja, deh. Pernah, kan, berpikir seperti itu? Kalau kalian bisa mendapatkan kemampuan ajaib itu, pasti akan merasa keren sekali karena bisa mengintip isi kepala cowok yang terkadang tidak bisa ditebak oleh kaum Hawa. Namun, kalian pasti berpikir bahwa hal itu sangat mustahil diperoleh sampai kapan pun mengingat dunia yang ditinggali adalah realita, bukan dunia imajinasi yang bisa dikarang-karang sesuka hati. Begitupun dengan gadis ini, dulu pernah berpikir seperti itu—berharap setinggi-tingginya suatu hari dapat membaca pikiran cowok-cowok di luaran sana, tetapi ketika sudah berhasil memiliki kemampuan yang diidamkan selama tahun-tahun awal dirinya beranjak remaja, Sena justru ingin membuangnya kembali. Aneh, bukan? Para gadis yang sedang mengalami patah hati merasa amat iri pada kemampuan yang dimilikinya, di saat yang bersamaan menganggapnya sebagai hal yang luar biasa hebat, tetapi Sena terkesan biasa saja juga sering kali risih sendiri. Mengapa demikian? Kalau diberi pertanyaan semacam ini, Sena sulit menjabarkan alasan mengapa dirinya bisa merasa begitu. Intinya karena kemampuan ini, gadis itu jadi tak bisa mengenali kelebihan para cowok secara objektif. "Sen, menurut lo si A ini gimana?" "Si anu idaman banget, sih. Lo pasti juga mikirnya sama, kan?" "Si D, kan, nggak pernah pacaran dari zigot. Kayaknya kalo dapat cintanya, gue bakalan jadi gadis yang paling bahagia sedunia. Betul nggak, Na?" Oke, kalimat yang terakhir, rasanya Sena ingin berteriak dan menyumpal mulut temannya menggunakan kaos kaki yang tak pernah dicuci sebulan. Bisa dibayangkan, sebau apa kaos kakinya. "Ya kali, Bambang! Lo yang nggak tau aja dalamnya gimana. Whatever, makan, tuh, cinta!" Menghela napas, Sena sebenarnya tidak ingin selalu membaca pikiran seorang cowok yang dikenalnya, bahkan jadi harus menerawang tiap cowok yang ditemui dan lewat di depannya. Masih mending kalau pikirannya bersih terus sehat walafi'at, tetapi kalian tahu, kan, sebagian besar isi pikiran cowok ketika sendirian? Kotor nggak, tuh? Iyalah, kotor bangetz! Sena sarankan kalian jangan coba-coba menggoda cowok-cowok dalam jumlah banyak secara berlebihan, itu pun kalau tak mau jadi objek .... Oh, kayaknya dia tidak perlu menyebutkan hal itu di sini, apa lagi di hadapan pria dewasa yang sedang menyeruput kopi yang diseduhkan mamanya, Cecil. Dalilan, calon papa tirinya yang baru. Cih, makna namanya saja yang bukti. Apanya yang bukti coba? Bukti bahwa faktanya pria berwajah standar itu suka genit sama cewek-cewek dengan dalih mencari istri kedua kalau Cecil tak bisa memuaskannya? Namanya yang terlalu kebagusan, harusnya diganti jadi Paijo, Dodol, atau sejenisnya ke mana-manalah, kemudian namanya yang sekarang diwariskan kelak—kalau seandainya sifat jeleknya tak menurun ke anak-cucunya. Kok, tiba-tiba julid, sih, Na? Sena hanya bercanda, bukan benar-benar serius atuh dedek-dedek manis sekalian. Canda manis, ahay. Zaman sekarang mengapa pakai kata 'candaan' hanya untuk menutupi sebuah hinaan antarindividu atau kelompok, ya? Lagi pula, Sena tak mau menambah-nambah dosanya. Gadis itu masih waras dan punya hati nurani sebagai seorang anak tunggal untuk tidak melukai Cecil yang menjanda usai ditinggal Hamdan untuk selama-lamanya. FIY, Sena Sambora adalah anak yatim semenjak seperempat tahun lalu. Nama depannya memang memesona, lain halnya dengan nama belakang. Sambora diambil dari air terjun di Toho, Kota Pontianak, Kalimantan Barat yang juga bernama Sambora. Salahkan Cecil yang sewaktu hamil dirinya mengidam pengin jalan-jalan ke sana. "Mama yakin seratus persen milih dia?" Sena berbisik ragu pada Cecil yang kini duduk di sofa panjang tepat di sebelahnya. Wanita yang belum genap kepala tiga itu melirik sekilas. "Hm? Kenapa, Na? Kamu nggak setuju sama pilihan Mama?" "B-bukan gitu maksud Sena, Ma." Gadis itu menatap Dalilan dengan sorot mata kesal. Tidak enak membeberkan sebuah fakta ke ibunya perihal yang diintipnya melalui isi jemala pria tersebut tadi, yaitu menjadikan Sena istri kedua. "Nggak apa, Ma. Sena masih labil, seiring berjalannya waktu bakalan nurut sama Papa barunya." Sena tahu itu hanya bujuk rayu semata, bukan benar-benar dari lubuk hati. "Mentang-mentang bodinya oke banget, dia jual mahal sama gue. Tunggu aja, gue harus cepat-cepat jadiin dia bini kedua." A-apa yang dia bilang? Dasar sialan! Bisa-bisanya Dalilan memikirkan tentang bodi Sena diam-diam menggunakan fantasi liarnya. Fix, Sena tak akan mau merestui hubungan asmara Cecil dengan b******n itu! Camkan, tak akan pernah mau jika nanti mamanya kembali merasakan sakit tak terkira bersama orang yang jelas-jelas salah. "Tolong restuin kami, Sen. Mama tau betul kamu nggak mau posisi papa digantikan." Dia menggeleng. Sena bukan mau menjadi penghambat Cecil mendapatkan pengganti almarhum suami yang notabenenya adalah papanya, tetapi gadis itu ingin ibunya mendapatkan calon suami yang terbaik setelah kepergian Hamdan di dunia fana ini. "Sena nggak bisa, maaf, Ma." Jangan sampai Dalilan berhasil menikahi Cecil, kondisinya akan sangat riskan. Kalau kalian ada di posisi Sena, mungkin akan tahu bagaimana perasaannya sekarang. "Ma, Sena udah ikhlasin papa pergi ke Yang Maha Kuasa. Cuman kalo Mama sama pria itu, Sena beneran nggak setuju, kecuali Mama cari orang lain. Mungkin Sena bakal pertimbangkan, kok." Gadis itu melempar tatapan sinis ke arah Dalilan yang mengulas senyuman polos sambil melanjutkan kegiatan membaca koran beserta majalah. "Terima keputusan Mama aja, Sayang. Nanti kalo Sena butuh sesuatu, minta ke Papa." Dalilan main menyerobot pembicaraan antarkeluarga. Buat apa ikut mencampuri urusan privasi Sena dan Cecil? Pria itu, kan, tidak berhak atas keduanya. "Capek gue liat cewek-cewek cekcok. Langsung cabut atau tetap di sini?" "Om mau cabut dari sini? Kenapa nggak terus terang aja?" Dalilan tersentak, pria itu mengangguk heran. Bagaimana anak itu bisa mengetahui apa yang dipikirkan olehnya? "Oh, silakan. Om boleh cabut ke luar tapi syaratnya jangan menginjakkan kaki di rumah ini lagi." Sena mengukir senyum penuh arti membuat pria itu dibanjiri keringat. "Jangan gitu dong, Na. Kok, kamu kejam, sih, sama calon papamu sendiri?" Sena melengos, tak sudi melakukan kontak fisik saat pergelangan tangannya dipegang Dalilan. Dia baru saja menyenggol Dalilan yang takut tidak akan bisa menikahi mama Sena yang tentu berasal dari keluarga konglomerat. Pria itu sedari awal tak tulus mencintai Cecil dan berencana mengambil harta-benda di rumahnya. "Mama, Sena mau bobok duluan. Udah ngantuk." Cecil mengecup lama kening Sena sebelum anak semata wayangnya berjalan ke kamar. Sena tidak akan pernah rela jika harus melepaskan Cecil ke Dalilan.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.3K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
187.8K
bc

TERNODA

read
198.2K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
29.5K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
33.2K
bc

My Secret Little Wife

read
131.8K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook