Mimpi 3

1204 Kata

Melongo, Reda tak bisa lari dari kenyataan yang Ta katakan. Ekspresi datar dan jujur Ta benar-benar membuat Reda tercengang dan menutup mulutnya. Dikebiri. Itu sama sekali belum pernah terlintas dalam kepala Reda. Tak mungkin ada seorang ibu begitu terhadap putranya sendiri. Itukah mimpinya?! Itukah rahasia dengan Gazain?! Mendadak Reda punya rasa bersalah dan empati. Di dekatinya Ta lalu diusapnya wajah pria itu dengan penuh kasih, "Maafkan aku. Aku tidak tahu, Ta." Ta menepisnya, "Sekarang kau sudah tahu. Jadi, berhenti berharap atau merayuku." Reda memaksa, memeluk kepala Ta, menempelkan dadanya ke kacamata Ta. Namun, tak mulus begitu saja penghiburannya, karena Ta menolak. "Kau makin diberitahu makin membatu!" sentak Ta kasar. Reda mundur, terhuyung sesaat oleh sentakan Ta yang men

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN