32. Balas Dendam

1108 Kata

Senna berjalan lesuh menuju pintu keluar. Lorong kantor sudah mulai sepi, dia sengaja keluar belakangan supaya tidak berpapasan dengan banyak orang. Kejadian yang dia alami hari ini membuat ia tidak memiliki energi bahkan untuk sekadar bersosialisasi. Senna menghentikan langkahnya tepat di depan lobi, gadis itu terdiam memandang derasnya guyuran air hujan yang membasahi Jakarta sore ini. Senna berdecak samar, dia tidak membawa payung, mau tak mau harus menunggu sampai hujan reda dari pada pakaiannya basah, meski letak halte bus bersebrangan dengan kantor, tapi tetap saja hujan yang turun saat ini cukup deras. Dalam diam Senna memandang para pegawai yang berlari kecil memasuki mobil jemputannya. Sangat jarang Senna menemukan pegawai di kantor ini memakai transportasi umum, rata-rata merek

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN