22 "Maafkan aku Ca, aku hampir lupa." Abdi meraih selimut dan menutup d**a Redanti yang kini juga terlihat menyesal. Redanti hanya mengangguk dan memalingkan wajahnya saat melihat tubuh kekar Abdi yang kemejanya entah kemana, namun masih menggunakan celananya yang reslitingnya terbuka dan celana Abdi telah turun hingga di pangkal pahanya. "Lebih baik kita menikah secepatnya Mas, aku nggak mau kejadian kayak gini lagi, tubuh kita tanpa kita sadari saling menginginkan, di sini hanya ada aku dan pembantu, itu pun di belakang sana pembantuku, hanya kita yang bisa menghentikan kegilaan seperti tadi Mas, aku juga minta maaf terbawa suasana." Abdi memeluk Redanti, mencium bahu terbuka itu dan kembali memejamkan mata, menahan hasratnya yang muncul lagi. "Ya mungkin sebaiknya memang begitu, aku

