"Marrriiii...." teriak santia sambil menghampiri mari
Mari tergeletak dengan darah bercucucran ditangannya
"Kita harus pergi ke rumah sakit... cepaatt.. adiitt cepat hubungi ambulan" kata santia sambil berusaha menghentikan pendarahan ditangan mari
"Sudah terlambat tia.. marii..." jawab adit sambil menenangkan santia
"Tiidaaaakkkk... huhuhu... marriii...." teriak santia sambil menangis
"Hei apa yang terjadi ? mengapa kau teriak begitu" kata rizky
"Bung , marii.. mari sudah tiada" jawab adit
"Siapa mari ?" jawab rizky sambil terheran heran
"Bungg ayolahh jangan bercanda... kau tidak lihat itu... marii dia telah tiada" kata adit sambil mencengcram baju rizky
"Siapa gadis itu... mengapa dia sampai seperti itu.. aku tidak tau apa yang kalian katakan" jawab rizky
Adit memandang santia sambil keheranan , bagaimana bisa dia melupakan temannya mari
"Sebaiknya kita telepon ambulan dan polisi dulu" kata santia
Adit menelpon ambulan dan polisi , tak lama kemudian polisi datang
"Tok.. tok.. tok" suara pintu diketuk
Adit segera menuju pintu depan dan membukakan pintu
"Kami polisi , kami menerima sebuah panggilan bahwa disini ada mayat" kata sang petugas polisi
"Benar pak , saya adit . Saya yang telah memanggil anda" jawab adit
"Baik , tunjukkan jalannya" kata sang petugas polisi
Adit beserta para polisi itu menuju tempat tubuh mari berada
"Dimana mayatnya ?" kata sang petugas polisi
"Disana pak , didepan teman saya" jawab adit
"Nak kau jangan mempermainkan polisi , disana tidak ada apa apa" kata sang petugas polisi
Santia dan adit pun kaget , santia langsung berdiri dan menghampiri polisi tersebut
"Apa yang bapak katakan... disana benar benar ada teman saya yang sudah meninggal" kata santia sambil menarik tangan pak polisi
Santia kemudian menunjuk tubuh mari yang sudah terbujur kaku
"Ini dia tubuhnya" kata santia sambil berlinang air mata
"Haaahhh... nak bapak tau kau pasti banyak masalah , disana tidak ada apa apa" kata petugas polisi sambil menepuk pundak santia
Para petugas polisi dan ambulan itu pun pergi meninggalkan ruangan tersebut
"Lain kali jangan main main dengan memanggil polisi , kalian paham" kata petugas polisi
"Dasar anak muda..." kata petugas ambulan sambil menggelengkan kepala mereka
"Hei kau tadi buka aplikasi alone ?" kata petugas polisi
"Iyah , bukankah tadi kita mendengarkan cerita itu dengan seksama ?" jawab petugas polisi yang satunya
"Wah benar benar bikin merinding... dan apa kau juga melihatnya ?" kata petugas polisi
"Iya aku juga melihatnya , benar benar bikin takut setengah mati... bagaimana bisa kita melihat penampakan hantu yang menyeramkan itu" jawab petugas polisi yang satunya
Adit yang kebetulan mendengar percakapan itu kemudian masuk kedalam rumah dan memberitahukan tentang hal itu kepada santia
"Tiaa... aku mendapat informasi tentang aplikasi alone" kata adit sambil berlari
"Hu.. hu.. hu.. mariii..." kata santia sambil menangis
"Kita harus menguburkan tubuhnya tia , dan kau harus mengiklaskannya" kata adit sambil memeluk santia dari belakang
"Lalu , apa yang kau ketahui tentang aplikasi itu dit ?" jawab santia sambil mengusap air matanya
"Itu nanti saja , pertama kita harus mengubur tubuh mari dengan layak . Hei bungg... bantu aku untuk mengubur tubuh mari . Bungg... ?" kata adit sambil lihat sekeliling
"Tia... dimana rizky ?" kata adit
"Apa yang kau katakan , bukankah tadi dia disana ?" jawab tia sambil menunjuk
"Ehh... bukannya rizky tadi ada disitu" kata tia sambil kebingungan
Suasana saat itu sepi mencengkam , hawa dingin memasuki ruangan tersebut
"Sudahlah lupakan saja . Kita harus mengubur tubuh mari terlebih dahulu" kata adit sambil menggendong tubuh mari
Adit pun mengubur tubuh mari dibelakang rumahnya
"Marii.. maaf kami tidak bisa memakamkanmu ke tempat pemakaman umum... maafkan aku.. seharusnya aku tidak membiarkanmu membuka aplikasi itu" kata santia sambil menangis
"Sudahlah tia.. mari sudah tenang di alam sana" jawab adit sambil menepuk pundak santia
Tiba tiba adit mengingat sesuatu
"Tiaa.... bukankah kita tadi merekam kejadian semalam ?" kata adit sambil mengguncang tubuh santia
"Kau benar... kamera.. kamera itu masih menyala" jawab santia
adit dan santia kembali ke ruangan tersebut dan mengambil kamera itu
"Ternyata benar , masih dalam mode merekam" kata santia sambil melihat kamera tersebut
Santia kemudian menghentikan rekaman tersebut dan memberikan kamera itu pada adit
"Sebaiknya kita pergi dari sini , hari sudah mulai pagi . Dan tidak baik jika kita sampai ketahuan oleh tetangga" kata adit sambil menarik tangan santia
Mereka berdua keluar dari rumah tersebut
"Apa rencanamu dit ?" kata santia
"Tentu saja kita harus mencari kebenarannya" jawab adit
Adit dan santia memutuskan untuk pulang kerumah santia . Sesampainya dirumah
"Ayah.. ibu.. aku pulang" teriak santia
"Darimana saja kamu semalaman tidak pulang , tidak pamit ibu atau ayah" kata ibu santia sambil memeluk santia
"Apa yang ibu katakan ? semalam aku pergi ke rumah mari... apa ibu tidak ingat ?" jawab santia sambil keheranan
"Mari ? siapa dia ? apa dia teman barumu ?" kata ibu santia sambil menyeka air matanya
"Apa yang ibu katakan... dia adalah teman sewaktu kecilku... bukankah dia sering menginap disini..." jawab mari
"Ibu tidak tau apa yang kau katakan . Lebih baik kau mandi dan sarapan . Oh ya siapa anak muda yang ada di belakangmu ?" kata ibu santia
"Halo tante.. perkenalkan namaku adit , aku teman sekelasnya santia" jawab adit sambil sedikit membungkuk
"Kau sangat sopan sekali , begini saja mari ikut kami sarapan dulu . Kau pasti lapar" kata ibu santia
Adit kemudian masuk dan disambut dengan hangat oleh keluarga santia , mereka makan bersama dan menikmati teh hangat bersama . Tiba tiba...
"Permisi tante , om adit mau tanya" kata adit
"Tanya apa anak muda" jawab ayah santia
"Apakah om dan tante mengenal aplikasi alone ?" kata adit
Orang tua santia saling memandang dan keheranan
"Iya , kami mengetahui aplikasi itu . Dan semalam kami juga membuka aplikasi itu , iya kan yah ?" kata ibu santia
"Benar bu , begini nak semalam kami juga membuka aplikasi itu . Sejujurnya ibu santia ini sangat tertarik pada hal hal mistis" jawab ayah santia sambil menggoda istrinya
"Apakah di aplikasi itu kalian disuruh memilih pilihan antara ya dan tidak ?" kata adit
"Tidak ada pilihan itu , kami hanya mendengar cerita seram itu . Bahkan ayah santia merekam cerita itu" jawab ibu santia
Santia dan adit yang mendengar hal itu sangat kaget , mengapa bisa berbeda dengan mereka .
"Ayah.. aku boleh meminjam rekaman itu" kata santia sambil menggobrak meja
"Iya.. kau boleh meminjamnya . tapi kalian harus makan dulu" jawab ayah santia
Mereka menikmati makanan itu , setelah itu adit dan santia pergi menuju kamar santia
"Sekarang kita lihat rekaman kita" kata adit
Adit mengeluarkan kamera dan menghubungkannya pada sebuah televisi , mereka melihat dengan seksama dan betapa terkejutnya mereka hanya ada adit seorang dalam ruangan tersebut
"Itu tidak mungkin , bagaimana bisa" kata adit sambil berdiri
Santia kemudian mengecek handphone nya
"Ditt.. marii.. mari menghilang" kata santia sambil berlinang air mata
"Apa yang kau katakan jangan ikut ikutan seperti mereka" kata adit sambil mengguncang tubuh santia
"Lihatlah ini ditt... fotoku bersama mari , mari tidak ada dalam foto ini" jawab santia sambil menunjukkan handphonenya
Adit terjatuh dan tidak berdaya
"Apa yang harus kita lakukan dit ?" kata mari sambil menangis
"Kita lihat rekaman dari ayahmu dulu" jawab adit
Adit mengganti rekaman dari ayahnya dan menyambunhkannya kedalam televisi , mereka kemudian menyaksikan rekaman tersebut . Dan betapa terkejutnya mereka cerita dan karakter dalam aplikasi itu berbeda
"Apaa... aaa.. apaa maksud semua ini" kata adit
"Dit , sepertinya kita berhubungan dengan sesuatu yang mustahil . Dan hanya kita saja yang mengetahui hal ini" jawab santia
"Lebih baik kita kumpulkan informasi terlebih dahulu , dan untuk masalah mari sebaiknya kita jangan mengatakan hal yang tidak tidak" kata adit
Hari mulai berganti sore
"Aku akan pulang ke rumah , ingatlah jaga rahasia ini" kata adit
"Apakah kita dalam bahaya" jawab santia
"Jangan khawatir , aku akan melindungimu tia..." kata adit sambil menepuk kepala santia
Kemudian adit pulang ke rumah nya , dalam perjalanan dia bertemu guru yang mengajar di sekolahnya
"Pak guru" sapa adit
"Oohh nak aditt.. apa yang kau lakukan disini ?" kata pak guru
"Saya dari rumah santia pak , kalau bapak sendiri ?" jawab adit
"Bapak dari rumah mertua bapak , oh ya nak adit bapak boleh minta tolong ?" kata pak guru
"Iya ada apa pak ?" jawab adit
"Begini nak , bapak punya anak seumuranmu namaya rachel . Sebenarnya mertua bapak sakit , dan bapak harus ke kalimantan untuk menemani istri bapak . Tapi bapak gak bisa bawa putri bapak ikut ke kalimantan" kata pak guru
"Kenapa pak ?" jawab adit
"Sebenarnya dia bukan putri kandung istriku , dia anak dari mantan istriku terdahulu . Dari dulu rachel tidak pernah mau menerima istriku yang sekarang jadi ibunya" kata pak guru dengan wajah lesu
"Baik pak saya akan menemani putri bapak nanti malam , tapi saya akan pulang terlebih dahulu" jawab adit
Sesampainya dirumah adit disambut oleh keluarganya
"Nak ada yang ingin bertemu denganmu" kata ibu adit
"Siapa bu ?" jawab adit
"Kamu lihat sendiri saja" kata ibu adit
Adit lantas pergi ke ruang tamu
"Nak aditt.." kata sepasang suami istri
"Loh tante , om ada perlu apa ?" jawab adit
"Begini nak semalam anak kami tidak pulang dari rumah , tante pikir dia menginap dirumahmu" kata sepasang suami istri
"Aaapaa.. rizky belum pulang ?" jawab adit
"Iya nak adit.. rizky semalam meminta izin sama saya , katanya dia ingin menginap dirumahmu" kata ibu rizky
"Tapi rizky tidak pergi ke rumah saya , coba kalian cari dirumah mari . Semalam saya pergi kesana" jawab adit
"Mari ? siapa dia ?" kata ibu rizky
"Rumahnya ada di kota A tante , dia memiliki rumah yg sangat megah" jawab adit sambil memberikan alamat rumah mari
"Alamat ini... bukankah ini rumah yang tidak berpenghuni selama puluhan tahun" kata ayah rizky
"Apa maksud paman ?" jawab adit
"Begini nak adit , rumah itu sebenarnya sudah ditinggalkan pemiliknya selama 50 tahun . Dan rumah itu terkenal angker sampai sekarang" kata ayah rizky
"Apa anakku menuju kesana" kata ibu rizky
"Iya tante , semalam saya melihat anak tante menuju rumah itu" jawab adit
"Kalau begitu terimakasih nak , kami akan pergi ke sana untuk mencari anak itu" kata orang tua rizky
Orang tua rizky pun pergi meninggalkan rumah adit , setelah beberapa saat adit menelpon santia
"Krriingg.. kriingg" suara telpon berbunyi
"Haloo.." kata santia
"Tia.. ada yang ingin aku katakan.. temui aku di depan rumah pak santana" jawab adit
"Ada apa dit ?" kata santia
"Sudahlah nanti aku ceritakan , pokoknya temui aku dulu" jawab adit
Adit kemudian bergegas pergi kerumah pak santana
"Hoshh.. hosshh.. hosshh"
"Kau lama sekali tia" kata adit
"Bodoh harusnya kau lebih memikirkan tempat tinggalku" jawab santia sambil terengah engah
"Hahahaha maaf aku lupa , tapi hitung hitung membantumu memurunkan berat badan" kata adit sambil mengejek
"Lalu apa yang ingin kau katakan" jawab santia
Adit mulai menceritakan informasi yang dia dapatkan barusan
"Aaaaa... apaa.." kata santia
"Awalnya aku tidak percaya , setelah menelurusi di internet . Ternyata benar bahwa rumah yang kita datangi semalam adalah rumah kosong" jawab adit
"Taaa.. tapii.. tapi itu tidak benar... mari.. mari benar benar nyata" kata santia
"Aku tau.. ini semua salah aplikasi itu" jawab adit
"Apa rencana mu ?," kata santia