bc

Antara Rasa dan Persahabatan

book_age12+
0
IKUTI
1K
BACA
second chance
kickass heroine
campus
like
intro-logo
Uraian

Sejak pernyataan Mira yang tidak mau lagi melihat percakapan Haidar dengan Gita, ternyata Mira sebenarnya masih mempunyai rasa dengan Haidar. Dan ucapan yang pernah Mira katakan pada Gita itu tidak benar-benar terjadi.

Sepandai-pandainya cewe berpaling, yang sebenarnya dia tidak pernah benar-benar berpaling.

Sikap Mira ke Gita sekarang agaknya sudah berbeda. Mungkin ada sesuatu yang Mira sembunyikan dibalik ini semua.

chap-preview
Pratinjau gratis
Baik-baik Saja
Pagi itu, pagi yang cerah. Suasana kelas yang begitu tidak asing untuk dilihat. Yaaa, pagi yang biasa untuk anak-anak mengerjakan PR. Padahal, PR adalah pekerjaan atau tugas yang harus dikerjakan di rumah, bukan di sekolah. Namanya juga anak jaman sekarang, hehe. Luthfi, Febi, Hera, Lista, Mira dan Gita seperti biasa mereka duduk bersama di depan kelas. Mereka adalah sahabat yang terlihat sangat asik, mereka tidak malu untuk melakukan apapun yang bagi orang-orang itu adalah hal yang menjijikan. Kentut contohnya. “Duuuuuuuut....” “Wagelaa, siapa yang kentut njir,” sembur Gita yang kaget dan tersadar dari lamunannya. “BWAHAHAHAHA, anjaay kaget gua,” Lista sambil tertawa terbahak-bahak. “Hera nih pasti ,” Mira menatap tajam. “Paan si lo, kerjaanya nuduh guaaa mulu. Gada kerjaan lain apa?” ucap Hera dengan nada jengkel. “Dah udah jangan pada ribut, gua yang kentut. Napa? Pada ngga trima lu pada? Hahhaha,” celetuk Febi sambil tertawa. “Waaahhhh ganteng bangettt..” ucap Luthfi sambil melongo melihat seseorang. Semuanya “paan, paan?” Luthfi tersenyum, “Itu si Elang ganteng bwanget, aaaaa. Ngga tahan gua ngliatnya.” “Teeet…teeet…teeet…teeet” Bel masuk berbunyi, mereka masuk dengan semangat karena masih pagi, jadi mereka masuk dengan amat sangat semangat. Ya tentunya karena masih pagi. Hari itu adalah mapel fisika, mapel yang lumayan digemari oleh hampir semua dari mereka ber-6. Beda dengan mapel kimia. Mereka sangat sungkan jika berhadapan dengan kimia, kecuali dengan Mira. Mira adalah anak OSN kimia. Waktu kelas 10, Mira pernah mengikuti OSN tetapi dia gagal di kabupaten dan di kelas 11, dia mencoba lagi untuk mengikuti OSN tersebut. Yashhh, dia berhasil sampai ke Provinsi tetapi tidak sampai ke Nasional. Mereka semua punya bassic masing-masing. Mulai dari Lista, dia adalah anak basket, dia pemain yang baik, tetapi sayang dia bersekolah di SMA Nusa Bakti, SMA yang tidak begitu baik dengan basketnya tetapi akademiknya bagus dan merupakan sekolah terfavorit di wilayah Jakarta Barat. Lalu Luthfi, dia adalah pindahan dari Jakarta Timur bassicnya mungkin pada hitungannya, dia sangat senang menghitung dan anak terkalem dari gengnya. Kemudian Febi, Febi adalah anak organisasi intra sekolah atau OSIS, dia pernah mencalonkan diri menjadi ketua OSIS namun gagal. Febi suka menjadi bahan bulian oleh gengnya, tetapi dia itu anaknya santai dan tidak mudah marah. Gita, sebenarnya dia ngga punya keahlian apa-apa sih, tapi dia punya ambisi yang besar untuk tahu sesuatu. Gita juga suka dengan matematika dan fisika. Gita pernah mengikuti ekstra basket, tenis lapangan dan pelajar pecinta alam. Dia juga hampir mengikuti ekstra komputer. Lucunya, semua ekstra itu dia hanya ikuti satu atau dua pertemuan saja, tentunya karena dia masuk keekstra tersebut hanya ingin tahu seperti apa latihannya. Kecuali pelajar pecinta alam, dia mengikutinya hampir sampai dia akan diangkat ketahap selanjutnya, tetapi dia mundur karena dia tidak suka dengan sistem pelatihannya. Lista juga pernah mengikuti pelajar pecinta alam, tapi kisahnya sama dengan Gita dan mengundurkan diri dengan alasan yang sama. Hera, Hera jago dalam hitungan juga, dia cenderung pendiem tapi kalo udah sama gengnya itu dia bakalan ikutan gila kayak sahabat-sahabatnya. “Teeet...teeet...teeet” Bel pulang berbunyi, mereka ber-6 pulang bersama menuju parkiran. Padahal, yang mengendarai motor hanya Gita, Lista, dan Luthfi. Dan kebetulan mereka pulang gasik. “Eh gua males balik nih, kemana kek ayukk,” Lista bermalas-malasan untuk pulang. “Bodo amat, gua mah mau pulang lah, laper gua,” Luthfi meninggalkan mereka yang sedang berdiskusi. “Halah biasaan si Luthfi mah, masih pagi ini padahal,” gerutu Gita. “Ayoo mau kemana, gua mah ngikut,” celetuk Hera. “Ke kost an lu aja Feb, males gua pergi-pergi,” pinta Mira. Febi menghela napas,“Dari tadi kek, ya ayo dah.” Mereka pergi ke kostan Febi yang jaraknya tidak jauh dari sekolah. Dan di sana mereka hanya mager-mageran tidak jelas. “Eh Mir, dapet salam tuh dari Haidar..” ucap Lista dengan nada meledeknya. “Aciecieeee..” posisi Hera kini berubah menjadi duduk dari yang tadinya tiduran. “Haidar? Siapa dia? Kok gua baru tau njir.” Ungkap Febi dengan muka kagetnya. “Gua juga.” Gita dengan mukanya yang selow. “Udah ah, gua ngantuk. mau tidur duluuu…” Mira seakan mengalihkan pembicaraan mereka. Diam-diam Gita udah stalking. “Mana nih,” Gita menyodorkan handphonenya. “Waaagela, udah stalking aja lu tong. Ini nih pokoknya yang namanya Hai.dar.” celetuk Hera. Gita tersenyum sinis, “Oooh ini nih gua nemu, follow ah. Mau liat ga lu Feb.” Febi mendekat, “Oh itu yang namanya Haidar. Ngga pernah cerita dia sama gua.” “Iya lah, orang dia itu masa lalu nya Mira, ngapain diceritain lagi. Haha.” Celetuk Hera. “Iya, waktu SMP gitu.. tapi ngga tau deh sekarang, kayanya dia juga masih suka tuh sama Haidar.” Ucap Lista. Setelah mengobrol, mereka tidur-tiduran lagi dan akhirnya tidur beneren sampai waktu dhuhur. Dengan muka polosnya, Gita bertanya entah pada siapa, “Udah dhuhur belom? Gua mau sholat dah .(Krik..krikk) oiya, masih pada tidur ya.. b**o banget gua.” “Mau kemana Git? Oiya, jam berapa ini?” Tanya Hera yang masih setengah sadar. “Sholat lah.. udah jam setengah 1.” Gita pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. “Hoaammm, tidur lagi dah gua, belom sore inih.” Hera menjatuhkan badannya kembali ke kasur. Selain Gita, mereka masih merajut mimpi siang yang indah bagai menjadi putri di kayangan. Fyi, si Mira terbawa suasana, dia mimpiin si Haidar.. “darrrr…darrrrr,” Mira sambil melambai-lambaikan tangannya tetapi matanya masih dalam keadaan tertidur. Gita mendengarnya sambil menahan tawa, “Apaan? Telor dadar? Ah gua video in ahh…Lis.. Lis.. bangun dah cepeeett.” Sambil menggoyangkan tubuh Lista yang masih tertidur. Lista terbangun dengan kondisi setengah sadar, “Heh, apaa?” Gita menunjuk-nunjuk Mira, “dengerin itu si Mira lagi ngigo.” Lista menahan tawa dengan menutup mulutnya dengan tangannya. Tiba-tiba Mira bangun dan tersadar dirinya sedang ditertawakan, “Apaan si? Lu pada ngetawain gua ya?” “Aseque lg ngigoin siapa lu?” Lagi-lagi Lista meledek Mira. “Eh iya gua mau cerita nih, masa gua tadi mimpi ketemu sama si Haidar. Dia nyapa gua kaya yang waktu itu Lis kita mau maen sama temen kelas sembilan.. ya ampun, ga nyangka gua.” Mira mengoceh tentang mimpinya tentang Haidar semalam dan sahabat-sahabatnya hanya mendengarkannya melongo. Setelah bercerita panjang lebar, Mira pergi meninggalkan mereka. Ketika Mira pergi, mereka melanjutkan perbincangan dengan topik seorang Haidar yang sebagian dari mereka juga tidak tahu seperti apa si Haidar itu. “Eh, eh... masa iya sih, si Mira masih suka sama si Haidar, setau gua si Mira juga pernah suka sama si Ruli yah? Emm waktu kelas tujuh atau delapan gitu dan sekarang katanya sih si Ruli nya tau dan ngejar-ngejar balik si Mira.. padahal dia udah punya cewe,” Hera menceritakannya sambil bermain handphonenya. Dibalik kecuekan dan kebodoamatannya, sebenarnya Mira bukan anak yang benar-benar cuek. Terlihat saja dia cuek, padahal sebenarnya dia masih memikirkan apa yang tadi dimimpiikannya yaitu seorang Haidar. Dia berjalan menuju kamar mandi sambil memikirkan mengapa dia masih memikirkan tentang Haidar. Padahal dirinya dan Haidar sudah tidak berkomunikasi selama kurang lebih satu tahun. Itu karena mereka sudah beda sekolah. Ditengah asyiknya perbincangan mereka tentang Haidar dan Mira, tidak terasa hari sudah semakin sore. Hari dimana semua makhluk meletakkan pekerjaannya dan mengistirahatkan badannya sejenak dari kesibukan mereka.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
10.2K
bc

Jodohku Dosen Galak

read
30.9K
bc

(Bukan) Istri Simpanan

read
50.9K
bc

Pacar Pura-pura Bu Dokter

read
3.0K
bc

Kusangka Sopir, Rupanya CEO

read
35.6K
bc

Desahan Sang Biduan

read
53.7K
bc

Silakan Menikah Lagi, Mas!

read
13.4K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook