Masa lalu

1048 Kata

Aku masih tertawa terbahak-bahak bersama Coach Manuel. Kami benar-benar terhibur dengan sikap Aurel yang mudah merajuk. Dan kini Coach Manuel menyenggol lenganku. Rupanya Aurel melompat keluar dari arena pertandingan. Dia sangat marah padaku. "Istrimu merajuk tuh," ucap Coach Manuel sambil tertawa geli. "Wah iya... Sepertinya aku harus segera menyusul istriku," ucapku pada Coach Manuel. "Ya ya betul. Jangan sampai kau tak dapat jatah malam karena dia merajuk," Coach Manuel kembali menggodaku. Aku pun tersenyum. Dia belum tahu saja aku belum pernah dapet jatah walau hanya secelup dua celup. Tapi aku tak mau ambil pusing. Anggap saja kami masih berpacaran. Aku berpamitan pada Coach Manuel kemudian mengejarnya. Berusaha menyamakan langkah kakiku dengannya. "Kamu marah ya?" tanyaku tak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN