bc

Roommate

book_age18+
197
IKUTI
1K
BACA
drama
comedy
sweet
like
intro-logo
Uraian

Menikah dengan orang yang baru beberapa jam kita kenal adalah hal yang sangat langka dan juga sangat mustahil terjadi.

Namun, bukankah tidak ada yang mustahil jika Tuhan sudah berkehendak?

"Maukah kau menikah denganku?"

"Apa?" Kedua mata Nara membola menatap pria di depannya.

"Menikahlah denganku. Aku janji, aku pasti akan membahagiakanmu dan tidak akan pernah mengkhianatimu."

"Apa kau gila?"

"Iya. Patah hati membuatku gila dan ingin menikah dengan segera." Gavin menatap gadis cantik di depannya dengan wajah sendu.

"Pacarku mengkhianatiku karena aku tidak mau memuaskannya di atas ranjang."

"Hah?"

Sama-sama patah hati di hari dan jam yang sama, bahkan dengan alasan yang sama membuat Nara Anandita dan Gavin Alexander memutuskan untuk menikah. Dua orang asing yang baru saja bertemu beberapa jam itu memutuskan menikah demi membalas dendam pada mantan pacar yang sudah mengkhianati mereka.

chap-preview
Pratinjau gratis
PENGKHIANAT
Suara erang kenikmatan terdengar di dalam sebuah kamar. Nara melanjutkan langkahnya dengan pelan, merasa penasaran dengan apa yang terjadi di dalam kamar yang masih terbuka lebar itu. Kakinya gemetar, sementara dadanya bergemuruh. Dalam hati dia terus menyangkal, semoga suara aneh itu bukanlah kenyataan, melainkan suara yang berasal dari film atau video yang sedang ditonton oleh sang kekasih. Namun, dugaannya ternyata salah. Suara desahan itu semakin jelas terdengar, sementara netranya tak sengaja melihat beberapa pakaian yang berserakan di lantai. Nara menelan saliva, seluruh tubuhnya gemetar, sementara kedua matanya menatap tak percaya pada pandangan di depannya. Radith, kekasih tercintanya sedang berada di atas tubuh seorang wanita yang saat ini sedang mendesah nikmat saat tubuh bagian bawah Radith terus bergerak cepat di atas tubuhnya. Belum habis keterkejutannya, Nara dibuat limbung, saat wajah wanita itu terlihat jelas di hadapannya. Kepalanya menggeleng pelan, masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. “Radith!” Radith yang baru saja mencapai puncak, menoleh ke arah suara. “Nara ….” Kedua mata Radith membola, melihat perempuan yang saat ini berdiri di hadapannya. Kedua tangannya segera meraih selimut untuk menutupi tubuh polosnya juga tubuh perempuan yang saat ini masih berada di bawahnya dengan tubuh bagian bawah mereka yang masih menyatu. Deru napas mereka masih memburu karena permainannya mereka baru saja berakhir. “Ka-kalian benar-benar keterlaluan! Tega-teganya kalian bermain di belakangku!” Nara berteriak dengan suara gemetar. “Kalian berdua benar-benar menjijikkan!” Nara menatap penuh amarah pada dua orang yang masih saling tindih di atas ranjang itu. Kedua tangannya terkepal erat seiring rasa sakit yang mengalir ke ruang hatinya. Mereka berdua benar-benar tidak tahu malu. Radith menatap wajah Nara yang saat ini menatapnya penuh amarah. Pria itu sungguh tidak menyangka kalau Nara kini berada di depannya. Sepertinya dia lupa, kalau hari ini dia juga mempunyai janji dengan Nara. Perempuan cantik yang sudah hampir dua tahun menjadi kekasihnya. "Nara." "Kenapa harus dia?" Nara menatap pria yang dicintainya itu dengan penuh luka. "b******k, kau Radith!" "Memangnya tidak ada perempuan lain yang bisa kau ajak selingkuh selain dia?" Kedua tangan Nara terkepal. Rasanya, dia ingin sekali menghajar dua orang di depannya itu habis-habisan. Mati-matian Nara menahan air matanya agar tidak keluar. Sementara, Radith hanya terdiam. Lidahnya seolah kelu mendapati gadis yang dicintainya itu memergokinya bercinta dengan perempuan yang merupakan sahabat baik dari gadis itu. "Apa kau benar-benar ingin tahu kenapa dia memilih bersamaku?" Suara perempuan itu terdengar, bibirnya mencibir, memandang remeh ke arah Nara. Wanita itu bahkan dengan tidak tahu malu mencium bibir Radith yang masih berada dalam posisi yang sama, menindihnya dengan milik mereka yang masih menyatu di bawah sana. "Itu karena kau tidak bisa memuaskannya di atas ranjang, Nara!" Suara Sarah terdengar begitu percaya diri. Kedua matanya menatap Nara dengan tatapan meremehkan. "Memuaskannya di atas ranjang? Apa kau gila? Aku bahkan belum menikah dengannya, bagaimana mungkin aku memuaskan dia di atas ranjang?" teriak Nara. "Aku bukan dirimu yang begitu mudah tidur bersama pria manapun, bahkan pria yang baru kau kenal sekalipun, Sarah!" "Kau ...!" Wajah Sarah merah padam. Apalagi, saat dia melihat Radith langsung menatapnya dengan tajam. "Kenapa? Benar bukan apa yang aku katakan?" Kali ini giliran Nara yang mencibir ke arah Sarah. Sahabat baik yang ternyata tega menusuknya dari belakang. "Tapi, sepertinya kalian berdua memang sangat cocok. Kalian tahu kenapa? Karena kalian berdua sama-sama murahan!" "Nara!" "Kenapa? Kau tidak terima?" "Bercinta sebelum menikah, apa itu bukan murahan namanya?" "Aku bahkan sangat yakin, kalau suatu saat kau pasti akan menyesal karena telah memberikan keperjakaanmu padanya. Secara, dia bukan yang pertama untukmu bukan?" "Itu karena dia diperkosa! Kalau tidak, saat ini dia pasti masih perawan!" teriak Radith dengan marah. Laki-laki itu tidak terima karena Nara menyebutnya murahan. Nara tertawa terbahak-bahak. "Diperkosa? Dan kau percaya begitu saja dengan ucapannya?" "Kau benar-benar pria paling bodoh di dunia, Radith!" "Apa maksudmu?" "Apa kau benar-benar ingin tahu?" "Jangan percaya pada ucapan Nara, Radith! Saat ini dia pasti sedang marah karena cemburu pada kita." Suara Sarah menyapa pendengaran Radith. "Sepertinya kau lupa, Sarah, kalau aku ini adalah sahabat terbaikmu!" ucap Nara penuh penekanan. Kedua matanya menyorot tajam pada pasangan tidak tahu malu yang saat sedang berbaring sambil berpelukan dalam satu selimut. "Kau lihat? Aku bahkan masih menyimpan bukti pembelian mobil yang saat ini kau pakai sebagai bayaran karena lelaki tua itu sudah membeli keperawananmu, Sarah!" Nara berteriak sambil menunjukkan beberapa lembar kertas yang selama ini masih ia simpan di dalam tas yang selalu Nara bawa kemanapun. "Apa?" "Me-menjual keperawanan?" Radith sungguh sangat terkejut mendengar ucapan Nara. Netranya menatap wajah cantik Sarah yang saat ini masih berada dalam pelukannya. "Kasihan sekali dirimu, Radith." Nara tersenyum puas saat melihat Radith yang menatap tak percaya pada Sarah. Kedua tangannya mengepal erat. Berani-beraninya kedua orang di depannya ini mengkhianati kepercayaan yang dia berikan. Kalau kalian pikir, aku akan menangis dan mengemis setelah diperlakukan seperti ini, kalian berdua salah besar. Aku bahkan tidak akan menitikkan air mataku setetes pun di depan kalian meskipun aku ingin! Kalian lihat saja nanti, setelah ini, aku pasti akan membalas semua perbuatan kalian hari ini. Brengsek! "Apa kau juga benar-benar tidak tahu, kalau Sarah ini adalah piala bergilir, Radith?" "Apa maksudmu, Nara?" Nara kembali tertawa. Sementara wajah Sarah terlihat pucat. "Di kelas kita ...." Nara menghentikan ucapannya. Kedua matanya menatap wajah Sarah yang terlihat gelisah. "Jangan dengarkan ucapan Nara, Sayang, apa yang dia katakan itu tidak benar! Dia hanya sedang-" "Hampir seluruh pria di kelas kita pernah tidur dengannya, Radith, termasuk teman-teman dekatmu!" "Apa?" Raut wajah Radith terlihat sangat terkejut mendengar ucapan wanita yang masih menjadi kekasihnya itu. "Tidak mungk–" "Kalau kau tidak percaya, kau bisa tanyakan pada mereka semua." Nara tersenyum, merasa puas melihat raut wajah Radith yang sedang menatap Sarah dengan penuh amarah. Wajah pria itu merah padam. Dua tahun bersama pria itu, Nara sangat tahu, kalau Radith sebenarnya adalah pria yang selalu bisa menahan hasratnya. Mereka berdua pernah sepakat, akan menjaga kehormatan mereka sampai mereka menikah nanti. Radith dan Nara bahkan sudah merencanakan akan bertunangan bulan depan. Namun, sepertinya Nara terlambat menyadari. Ia tidak pernah menyangka kalau keputusannya mengenalkan Sarah pada Radith akan berakhir menjadi boomerang bagi dirinya. Nara memang mengetahui sepak terjang Sarah selama ini. Namun, ia tidak menyangka kalau Sarah akan menusuknya dari belakang. Sarah adalah sahabat terbaiknya. Luar dan dalam, mereka sama-sama mengetahui kekurangan masing-masing. Bahkan di saat orang lain menjauhi perempuan itu karena mengetahui tabiat buruknya, Nara masih tetap setia berada di sampingnya. "Aku beruntung karena Tuhan menunjukkan padaku seperti apa dirimu sebenarnya hari ini, Radith." "Semoga kau tidak menyesal karena telah membuang berlian demi memilih sampah seperti dia!" "Nara ...." Nara menatap kedua wajah pengkhianat di depannya sebelum akhirnya pergi meninggalkan apartemen penuh kenangan itu. Gadis cantik itu berlari, air mata yang sedari tadi ditahannya akhirnya mengalir seiring rasa sakit yang menusuk-nusuk jantungnya. Brengsek! Kalian berdua benar-benar b******k! Berani-beraninya kalian melakukan ini padaku. Tubuh Nara hampir saja terjungkal, saat seseorang tiba-tiba menabraknya dengan keras. "Sialan!" "Apa kau tidak punya mata?!"

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

My Secret Little Wife

read
95.0K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.2K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.2K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.2K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.9K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook