Part 7

1237 Kata
"Mas Kevin, ini lho, pembantu baru belagu amat." _______ Bukan Istri Idaman Aulia Azzahra Aku tak percaya dengan yang kulihat, Mas Bisma memeluk Niken. Saat melihatku, Mas Bisma meninggalkan Niken dengan kasar hingga Niken terjatuh. Sungguh laki-laki tak berperasaan. Aku langsung menolong Niken, tapi apa ini? bahkan dia malah mendorongku. "Hei dasar pembantu, siapa suruh masuk kamar Mas Bisma, hah!" bentaknya. 'Hei' siapa yang pembantu disini? Ingin kumaki Niken tapi aku tidak punya keberanian, karena Mas Bisma belum mengakui aku sebagai istrinya. Akhirnya aku memilih diam membiarkan dia mengumpat semaunya. Hingga malam Mas Bisma tidak menampakkan batang hidungnya, entah dimana dia. Barang-barangnya sudah di kemasi, aku juga tidak tahu Mas Bisma akan kemana membawa pakaian sebanyak itu. Pagi pun tiba, aku tidak melihat keberadaan Mas Bisma, entah dia tidur dimana. Lagian dia juga tidak menganggapku istri, mau kemanapun terserah dia. Aku memasak di dapur bersama Mbok Sumi, sejak aku disini Mbok Sumi sangat senang karena dia bisa mengerjakan pekerjaan lain dan aku yang memasak. Sedang Niken, sudah seperti pemilik rumah saja. Lihat saja kalau Mas Bisma sudah mengakuiku sebagai istri akan aku buat perhitungan. Kami sarapan bersama, kata Mbok Sumi keluarga ini memang tidak pernah melewatkan sarapan bersama. Mereka terlihat senang dengan masakanku, bahkan tak segan mereka memujiku kecuali Mas Bisma. Menyebalkan sekali, sih. Awas saja kalau sudah jatuh cinta padaku. Selesai sarapan, ibu mengajakku kesalon. Katanya biar Mas Bisma jatuh cinta padaku. Kevin mengantar kami karena Mas Bisma dari pagi sudah sibuk dengan pekerjaannya. "Mer, tolong buat menantuku jadi cantik ya," ucap ibu pada pemilik salon. "Istrinya Mas Kevin? Sudah cantik gini," ucap laki-laki kemayu itu. "Bukan, istrinya Bisma," jawab ibu. "Kapan menikah, kenapa kita tidak diundang, Mom," ucap laki-laki yang dipanggil Mer oleh ibu. "Ah, nggak ada pesta, kok. Mungkin nanti kalau Bisma mau ngadain pesta, pasti pakai MUA kamu deh." "Beneran ya, Mom," ucap laki-laki itu girang. "Sudah sana, bikin menantuku cantik." "Siap, Mom." Mer memanggil dua pekerjanya, yang satu melakukan perawatan pada wajahku dan satu melakukan perawatan pada kakiku. Risih, kakiku yang biasa berjalan di sawah untuk cari rumput sekarang malah dibersihkan orang. "Kakinya nggak usah, Mbak," tolakku. "Nggak apa-apa Mbak, ini memang perawatan kaki," ucap wanita cantik di depanku. "Nggak apa-apa Aulia, biar kakimu bagus. Kamu itu cantik hanya tidak terawat saja. Ibu yakin Bisma akan jatuh cinta padamu. Akhirnya aku hanya bisa pasrah dengan apa yang mereka lakukan. Selesai perawatan wajah, badan dan kaki tanganku. Mer memanggil penata rambut untuk menata rambutku. Setelah selesai semua, aku menemui ibu dan Kevin yang menungguku di depan. Kevin bahkan tak berkedip melihatku, aku tahu kalau aku cantik. Bapak selalu bilang kalau aku anaknya yang paling cantik. Tidak ada yang bisa membantah 'kan. "Sudah kuduga, kamu itu akan makin cantik kalau dirawat," ucap ibu terlihat puas. "Cantik. Coba aku yang jadi suamimu, Kak. Sayangnya bukan aku," ucap Kevin. "Hus, tidak boleh memuji Kakak ipar," ucap ibu sambil memukul lengan Kevin. Kevin nyengir menyadari kesalahannya. Setelah selesai kami pulang, kata ibu, kami akan memberi kejutan pada Mas Bisma. Kami sudah sampai rumah, terlihat Mas Bisma memasukkan koper dalam mobilnya. Ibu dan Kevin keluar dari mobil selanjutnya aku keluar dari mobil dengan harapan bahwa Mas Bisma terpesona denganku. Ternyata Mas Bisma biasa saja melihat perubahanku. Kenapa hatiku sakit sekali, apalagi kemarin aku melihat Mas Bisma memeluk Niken. Apakah wanita seperti dia yang diinginkan Mas Bisma. Setelah Mas Bisma berangkat, aku langsung menuju kamar. Aku tidak kuat dengan kenyataan bahwa aku bukan Istri yang diinginkan Mas Bisma. Kuluapkan perasaanku dalam tangis, aku akan merasa lega jika sudah puas menangis. "Aulia, boleh ibu masuk?" suara ibu memanggilku. Aku beranjak dari tempat tidur dan segera menyeka air mataku. Ibu masuk ke kamar dan tersenyum kepadaku. "Aulia, kamu yang sabar ya. Ibu yakin sebenarnya Bisma itu menyukaimu, tapi dia masih menganggap kalau kamu itu bukan Istri idaman dalam penilaiannya," ucap ibu. "Memangnya istri yang diharapkan Mas Bisma itu seperti apa, Bu," Tanyaku. Ibu mengambil ponselnya, dan memperlihatkan foto seorang wanita cantik padaku. "Bisma itu terobsesi pada wanita ini, jadi dia berpikir wanita ideal sebagai seorang istri ya seperti wanita ini. Dia namanya Risa, seorang model yang sekarang lagi naik daun," terang ibu. "Apa aku harus seperti dia, Bu?" tanyaku. "Tidak harus. Cukup kamu gali kelebihanmu, jadikan kamu wanita yang layak menjadi istri Bisma," ucap ibu, lalu ibu berlalu meninggalkanku di kamar. Aku harus bisa mengambil hati keluarga ini dulu, aku akan berusaha menjadi wanita yang berguna. Apa sebaiknya aku tanya Kevin saja, mungkin dia bisa membantuku. Kurasa Kevin lebih bisa menerimaku. Sebelum aku mendekati Kevin, aku berencana membuat kue untuk keluarga ini. Mungkin dengan membuatkan mereka makanan, aku lebih mudah diterima. Aku merasa mereka menyukai masakan buatanku. Aku segera menuju dapur, mencari bahan-bahan untuk membuat kue. Biasanya orang kaya punya stok bahan makanan di dapur. Bersyukur aku menemukan apa yang aku cari. Aku akan membuat cup cake, memang untuk urusan dapur aku menang. Setelah cup cake jadi, aku membawanya ke depan dan kusisakan beberapa untuk Mbok Sumi. Entah dimana Mbok Sumi, di dapur sepi dari tadi. "Hei, pembantu baru. Ternyata pintar juga membuat kue. Sekalian dong buatkan aku teh," ucap Niken sambil mengambil cup cake yang ada di nampan. Aku tidak menghiraukan Niken, segera kutinggalkan dia di dapur. Ternyata, bukannya diam dia malah mengejarku dan memaki-makiku. Sebenarnya tanganku gatal pengen nabok mulutnya yang pedas, tapi aku masih belum berani. "Niken, apa-apaan kamu!" bentak Kevin yang tiba-tiba muncul entah dari mana. "Mas Kevin, ini lho pembantu baru belagu amat," jawab Niken. "Kamu itu yang belagu, dasar pembantu. Lama-lama ngelunjak ya, kamu tahu tidak Aulia itu siapa? Dia istri Mas Bisma," ucap Kevin. "Nggak salah dengar aku, Mas. Sejak kapan Mas Bisma menikah? Atau jangan-jangan, wanita ini menjebak Mas Bisma agar dinikahi," tuduh Niken. "Jangan sembarangan kamu bicara ya, Aulia ini wanita baik-baik bukan wanita ja*ang seperti kamu," ucap Kevin kesal. "Ngomongnya kok kasar sih, Mas," protes Niken. "Aku tahu apa yang kamu lakukan di luar, kalau aku bilang sama ibu pasti kamu diusir dari rumah ini," gertak Kevin yang akhirnya membuat Niken salah tingkah. Entah apa yang dilakukan Niken hingga dia langsung diam. Kevin mengajakku ke ruang kerjanya setelah aku menyuguhkan cup cake dan teh pada ibu dan ayah yang sedang santai di balkon. Aku dan Kevin menuju butiknya di lantai bawah bagian depan rumah ini. Ada lima orang karyawan yang sedang bekerja. Terlihat dari dalam ruangan Kevin. Aku meletakkan cup cake dan teh di meja, Kevin tersenyum dan langsung mencobanya. "Kamu pintar bikin kue juga, Kak," puji Kevin. "Aku sudah biasa membuatnya," jawabku. "Kak, mau nggak kalau jadi model di butikku?" tanya Kevin. "Apa aku bisa?" tanyaku tidak yakin. "Mudah kok, Kak. Tinggal pakai baju desain butikku lalu di foto," jelasnya. Semudah itukah, kalau ini bisa membuka hati Mas Bisma tak masalah. "Kalau menurutmu aku bisa, aku mau," jawabku. "Aku izin Mas Bisma dulu ya," ucap Kevin lalu dia langsung mengambil ponselnya dan mengetik pada ponselnya. Kapan aku punya barang itu, dari dulu aku ingin sekali memilikinya. "Aku minta nomor ponselmu, Kak," ucap Kevin sambil terus mengetik di layar ponselnya. "Aku nggak punya," jawabku. "Serius, Kak?" "Buat makan saja susah, mana bisa beli handphone," jawabku. Kevin masih melongo, sebegitu kagetnya kah dia sampai seperti itu ekspresinya. "Nggak usah kaget, di kampungku sudah biasa orang tidak punya handphone," ucapku. Kevin beranjak dari duduknya, lalu membuka laci. Mengambil sebuah ponsel dan memberikan padaku. "Ini buat kamu, Kak." Apa ini, aku tidak salah? Ternyata aku bisa memiliki ponsel yang selama ini hanya anganku saja.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN