bc

Warisan

book_age18+
13
IKUTI
1K
BACA
billionaire
HE
curse
kickass heroine
confident
stepfather
heir/heiress
bxg
mystery
secrets
like
intro-logo
Uraian

Princess Aluna Lucky, seorang gadis berusia 20 tahun yang sedang menempuh kuliah jurusan kedokteran, harus menghadapi kehilangan yang tragis dalam hidupnya. Dalam suatu pagi, orangtua nya mengalami kecelakaan ditabrak oleh kontainer ketika akan pergi bekerja di rumah sakit.. Princess Aluna Lucky terkenal dengan sebutan OKB atau Orang Kaya Baru, karena keluarganya memiliki kekayaan yang cukup besar.

Namun, Princess Aluna Lucky baru mengetahui bahwa orangtuanya, yang dikenal sebagai pasangan dokter kandungan dan perawat di ruang operasi yang terkenal, ternyata juga memiliki usaha sampingan dalam jasa sewa rahim. Setelah kematian orangtuanya, semua wanita yang bekerja di bawah usaha jasa sewa rahim tersebut menghubunginya, mengetahui bahwa Princess Aluna Lucky adalah pewaris usaha tersebut.

Frustrasi dan bingung dengan keadaan yang baru saja dialaminya, Princess Aluna Lucky memutuskan untuk membuka buku usaha jasa sewa rahim warisan untuknya milik almarhum kedua orangtuanya. Ia menerima tawaran pertama dari seorang klien yang bersedia membayar 1 triliun untuk mengandung benih dari pasangan klien tersebut.

Namun, yang mengejutkan Princess Aluna Lucky adalah mengetahui bahwa klien tersebut adalah seorang CEO bernama Oliver Richie, laki-laki yang pernah mengejarnya dan bahkan menyumpahinya bahwa ia tidak akan pernah menemukan pasangan yang tulus mencintainya seumur hidupnya. Tawaran ini membuat Princess Aluna Lucky bimbang, apakah ia harus menerima tawaran menggiurkan dari Oliver Richie, yang juga pernah naksir padanya saat mereka masih SMA?

Apakah Princess Aluna Lucky akan mengambil tawaran tersebut? Bagaimana kisah hidupnya akan berlanjut setelah kehilangan orangtuanya dan terlibat dalam bisnis jasa sewa rahim? Semua itu akan menjadi pilihan dan perjalanan hidup yang harus Princess Aluna Lucky hadapi.

chap-preview
Pratinjau gratis
Tragedi
"Aluna, mau diapakan anak-anak ini?" tanya Liliana Gerald, teman satu-satunya yang mau berteman dengannya. "Ini uang, belilah pakaian yang lebih pantas dan makanlah makanan yang lebih layak untuk manusia," ucap Princess Aluna Lucky sambil melempar satu ikat uang seratus ribu kepada anak-anak yang sedang mengemis di kafe tempat mereka nongkrong. "Makasih, Tante," ucap sepasang anak berusia 6 dan 7 tahun sambil menyalami Aluna, lalu mereka pergi. Tanpa mereka sadari ada sepasang suami istri yang sedang melihat kejadian itu. "Baik banget memang bestie aku ini. Andai seluruh sultan di negara kita seperti kamu, mungkin tidak bakal ada pengemis dan tunawisma di Indonesia," kata Liliana Gerald sambil makan kwetiau bakso sapi miliknya. Princess Aluna Lucky sedang menonton drakor di iPad-nya dan tidak menyadari bahwa handphone-nya berdering. "Brakkkkk!" Princess Aluna Lucky membanting meja makan mereka. "Tolong jangan banting meja, menganggu tamu lain" ujar seorang wanita yang tadi melihat nya bagaimana memperlakukan pengemis anak itu. "Memangnya kamu siapa berani menyuruhku?"sahut princess aluna lucky "Aku Sakura pemilik cafe ini"ujar wanita itu memperkenalkan diri. Princess aluna lucky tidak menghiraukannya dan kembali duduk menonton drakornya. "Hey minta maaf" ujar pria yang duduk bersamanya. "Sudah Oliver, biarkan saja, dia pasti akan diberi hukuman oleh Yang Maha Kuasa." Sakura mengajak Oliver pergi dari cafe itu Sebelum pergi, Oliver tampak tersenyum melihat Princess Aluna Lucky "Ah, sial, tinggal sedikit lagi padahal," gerutu Princess Aluna Lucky. "Ihhh, apaan si Aluna, buat terkejut saja. Itu handphone-mu berbunyi," kata Liliana Gerald. Princess Aluna Lucky melihat layar handphone-nya dan melihat panggilan dari ibunya. "Iya, Ma?" jawab Princess Aluna Lucky. "Ini sudah malam, kamu masih di luar?" tanya ibunya. "Iya, Ma, habis di rumah sepi, cuma sendiri," jawab Aluna. "Papa dan Mama sudah di rumah, ayo cepat pulang. Kita mau nonton bioskop midnight," ajak ibunya. "Iya, siap, Ma," ucap Aluna dengan senang hati. "Aku pulang duluan ya, Liliana. Ini untuk membayar makan kita. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk menemaniku. Mama dan Papa mengajakku nonton film midnight," ucap Princess Aluna Lucky sambil memberikan lima lembar uang seratus ribu pada Liliana Gerald. "Ya, thankyou, bestie. Selamat bersenang-senang," balas Liliana Gerald. Princess Aluna Lucky pun menghentikan taksi di pinggir jalan dan dengan hati riang pulang. Jarang sekali orangtuanya memiliki waktu luang bersamanya seperti ini. Sesampainya di rumah, dia pun berulang kali menekan tombol bel rumah. "Sekali saja tekan belnya, Aluna. Mama dan Papa juga bisa mendengar," kata Bu Gelora. "Ayo, tunggu apalagi," seru Princess Aluna Lucky dengan semangat. Papa Princess Aluna Lucky, Pak Bobby, berpakaian ala gaya Korea, sementara Mama, Bu Gelora, mengenakan dress panjang berwarna merah. "Kamu tidak berganti pakaian?" tanya Bu Gelora kepada Princess Aluna Lucky sambil melihatnya dari atas hingga ke ujung kaki. "Maaf, Bu. Aku terlalu excited karena undangan nonton film midnight," kata Princess Aluna Lucky sambil tersenyum. Bu Gelora menggelengkan kepala sambil tersenyum. "Baiklah, Aluna. Kamu memang anak yang unik. Ayo, masuklah ke dalam." Princess Aluna Lucky masuk ke dalam rumah dan disambut hangat oleh Papa Bobby. "Selamat datang, Nak. Kita sudah menunggumu." "Sudah siap untuk nonton film seru malam ini?" tanya Papa Bobby dengan antusias. Princess Aluna Lucky pun pergi ke kamarnya untuk berganti pakaian dan turun ke bawah dengan memakai mini dress berwarna merah seperti Bu Gelora. "Ayo, Pa, Ma, let's go," ajak Princess Aluna Lucky sambil menggandeng kedua orangtuanya keluar rumah menuju mobil. Pak Bobby pun menyetir menuju mal dan langsung menuju ke parkiran atap. Mereka sudah memesan tiket bioskop, sehingga langsung menuju ke teater. Orangtua Princess Aluna Lucky memesan tiket untuk film The Marvel yang sudah ditunggu-tunggu oleh Princess Aluna Lucky. "Terima kasih, Pa, Ma," ucap Princess Aluna Lucky sambil mencium pipi kedua orangtuanya saat mereka sudah duduk di dalam bioskop. Mereka menikmati film dengan penuh antusiasme, tertawa, dan terlibat dalam aksi yang seru. Princess Aluna Lucky merasa bahagia bisa berada di antara orangtuanya, menikmati momen spesial bersama-sama. Setelah film selesai, mereka berjalan keluar dari teater dengan senyum di wajah mereka. "Filmnya seru sekali, ya?" tanya Bu Gelora. "Iya, Ma! Aku sangat menikmatinya," jawab Princess Aluna Lucky dengan senang. Mereka berjalan kembali ke mobil dengan perasaan bahagia dan penuh canda tawa. "Malam ini benar-benar menyenangkan. Terima kasih, Pa, Ma," ucap Princess Aluna Lucky sambil tersenyum. "Kami juga senang bisa menghabiskan waktu bersama kamu, Nak," kata Pak Bobby dengan senyum bangga. Bu Gelora mengangguk setuju. "Keluarga adalah segalanya. Kita harus selalu menjaga hubungan kita dan menciptakan momen-momen berharga seperti ini." Princess Aluna Lucky merasa hangat di hati mendengar kata-kata ibunya. "Benar sekali, Ma. Aku sangat beruntung memiliki keluarga seperti kalian." Mereka kembali ke dalam mobil dan Pak Bobby memulai perjalanan pulang. Di dalam mobil, mereka berbincang-bincang tentang film yang mereka tonton dan berbagi cerita lucu. "Saat-saat seperti ini membuatku merasa hidup ini sangat berharga," ujar Princess Aluna Lucky dengan penuh rasa syukur. Mereka tiba di rumah dengan senyum di wajah mereka. Princess Aluna Lucky melihat rumahnya dengan rasa syukur dan kehangatan dalam hati. Mereka berjalan masuk ke dalam rumah, merasa bahagia dan bersyukur atas momen yang mereka habiskan bersama. Princess Aluna Lucky merasa dicintai dan dihargai oleh keluarganya, dan itu adalah hadiah terindah dalam hidupnya. Kemudian mereka masuk ke kamar dan langsung tidur karena kedua orangtuanya akan bekerja dan besok Princess Aluna Lucky juga memiliki kuliah pagi. "Good night, Aluna," ucap Papa dan Mama bergantian sambil mencium keningnya sebelum Princess Aluna Lucky masuk ke dalam kamar. Kamar kedua orangtuanya berada di ujung lorong lantai kedua. ***** Esok pagi, Princess Aluna Lucky terbangun karena Bu Gelora berulang kali mengetuk pintu rumahnya untuk membangunkannya. "Bangun, sayang... Aluna... sudah siang, nanti kamu terlambat masuk kuliah." "Iya, Ma, Luna sudah bangun," jawab Princess Aluna Lucky. Dia mengucek matanya dan melihat jam di iPhone-nya, sudah jam 8 pagi, kuliah dimulai jam 10 pagi. Princess Aluna Lucky lalu masuk ke kamar mandi dan mencuci muka, gosok gigi, dan membasuh tubuhnya. Setelah selesai mandi dan keluar dari kamar mandi dengan balutan handuk, dia membuka lemari pakaiannya dan mengeluarkan beberapa pakaian untuk dipilihnya untuk pergi ke kampus. Setelah beberapa saat berdiri di depan cermin dengan beberapa pilihan pakaian, akhirnya dia memutuskan untuk memakai kemeja biru dan celana hitam. Dia duduk di depan meja rias, mengikat rambut sebahu, dan menggunakan riasan tipis beserta lipgloss. "Aluna, Liliana sudah menjemputmu," panggil Bu Gelora. "Iya, Ma, aku sudah siap," jawab Princess Aluna Lucky. Princess Aluna Lucky pun keluar dari kamarnya dan duduk di meja makan, menyantap nasi soto buatan Mama dengan terburu-buru. Dia meminum segelas air putih dan mencium kedua pipi orangtuanya sebelum berlari keluar rumah. "Hey bestie, ayo nanti kita telat masuk mata kuliah biologi," ujar Liliana Gerald Princess Aluna Lucky langsung membuka pintu mobil Liliana Gerald dan duduk manis sambil mengenakan seatbelt. Liliana Gerald langsung menginjak pedal gas dan mobil melaju kencang di jalanan. "Apa kabar acara keluargamu semalam?" tanya Liliana Gerald Aku tersenyum, "Menyenangkan." Dalam waktu 10 menit, kami sudah sampai di parkiran kampus. Liliana memang jago balapan, jadi tidak heran mobilnya dimodifikasi sedemikian rupa sehingga saat naik mobilnya, terasa seperti naik mobil balap. "Tunggu, rasanya aku ingin muntah. Perutku mual," ujar Princess Aluna Lucky setelah keluar dari mobil. "Ah, bestieku, apakah aku terlalu kencang ya?" tanya Liliana Gerald Setelah muntah dan merasa lebih baik, Princess Aluna Lucky berjalan sempoyongan ke kelas bersama Liliana Gerald Syukurnya kelas belum mulai, mereka berdua masuk ke dalam kelas. "Hey, pinggir... Ini tempat duduk kami," ujar Liliana Gerald . Anak-anak yang duduk di baris depan pun pindah ke baris kedua. "Kita duduk di belakang saja, Liliana Gerald. Aku tidak dalam kondisi bagus untuk duduk di sini," ujar Princess Aluna Lucky yang masih sempoyongan setelah muntah tadi. "Sudah tidak apa-apa," jawab Liliana. "Guys, tolong belikan teh manis hangat dari kantin," pinta Liliana Gerald sambil memberikan uang lima puluh ribu rupiah pada anak yang sekarang duduk di belakang mereka. "Sini, aku saja," ujar seorang lelaki berkacamata tebal. "Makasih, Ronald Weasley," ucap Princess Aluna Lucky. Ronald Weasley memang terlihat seperti orang yang tidak populer, tapi keluarganya adalah pemilik perusahaan make-up terbesar nomor 3 di dunia. Ronald Weasley sudah menyukai Princess Aluna Lucky sejak mereka masuk kuliah, tetapi sudah ditolak ribuan kali oleh Princess Aluna Lucky. Dalam waktu 5 menit, Ronald Weasley sudah kembali dengan teh manis hangat. Dia tidak pergi langsung ke kantin, melainkan meminta pengawalnya yang menunggu di depan kelas untuk membelinya. Di kelas itu, setengah sisanya adalah anak sultan, sedangkan setengah sisanya masuk ke universitas karena kecerdasan mereka dan mendapatkan beasiswa penuh. "Princess Aluna Lucky, mana orangnya?" tanya Sekretaris Dekan Pak Dumbledore saat masuk ke ruang kelas kuliah mereka. "Saya pak, sini Aluna," ujar Aluna masih dalam kondisi lemas. Pak Dumbledore berbisik pada Princess Aluna Lucky, sampai dirinya menjatuhkan minuman yang dibawa oleh Ronald Weasley. "Aluna, ada apa?" tanya Liliana Gerald. "Segera bawa temanmu ke rumah sakit," ujar Pak Dumbledore. "Rumah sakit? Buat apa? Kenapa? Ada apa?" tanya Liliana Gerald semakin panik. Semua mahasiswa di kelas itu melihat mereka. "Orangtua Aluna kecelakaan ditabrak oleh container ketika berangkat kerja. Tadi bapak ditelepon oleh pihak rumah sakit tempat mereka bekerja karena mereka dibawa oleh ambulance ke sana." Bagai disambar petir, Liliana Gerald tampak pucat sesaat, lalu dia menarik lengan Princess Aluna Lucky yang masih diam membatu untuk segera ke rumah sakit. Liliana Gerald dengan cepat membawa Princess Aluna Lucky ke rumah sakit. Mereka berlari menuju pintu masuk dan segera mencari informasi tentang orangtua Aluna. Setelah menemui petugas di pendaftaran, mereka diberitahu bahwa orangtua Aluna sedang menjalani perawatan di unit gawat darurat. Dengan hati yang berdebar, Liliana dan Aluna bergegas menuju unit gawat darurat. Mereka melihat orangtua Aluna sedang berbaring di tempat tidur, terhubung dengan berbagai alat medis. Air mata tak terbendung mengalir dari mata Aluna saat dia melihat keadaan orangtuanya.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Jodohku Dosen Galak

read
31.0K
bc

Pacar Pura-pura Bu Dokter

read
3.1K
bc

(Bukan) Istri Simpanan

read
51.2K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
10.2K
bc

Kusangka Sopir, Rupanya CEO

read
35.7K
bc

Desahan Sang Biduan

read
54.0K
bc

Silakan Menikah Lagi, Mas!

read
13.5K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook