'First kiss gue di ambil cewek mabuk! TOLONG RASA ALKOHOL!'
Sebenernya itu bukan first kiss, tapi pertama kali gue ciuman pake ngelumat.
Dulu waktu SMA sering kiss sama pacar gue, cuman nempel bibir doang.Biar nempel doang, tapi udah berhasil bikin jantung gue nggak karuan detaknya. Gimana sampe ngelumat, bisa-bisa gue nggak bisa nahan nafsu kayaknya.
Gini nih nasib jadi cowok goodboy. Nggak berani melakukan sesuatu hal diluar batas wajar.
Jujur gue suka nonton begituan, tapi kalo masalah prakteknya nyali gue segede biji ketumbar kecil banget. Soalnya gue selalu mikirin timbal balik ke diri gue lagi, kalo pengen melakukan sesuatu, nggak cuma yang buruk, tapi hal ke depannya juga.
Gue punya Kakak cewek yang namanya Yura. Kalo Kak Yura dimecem-macemin sama cowok, ya gue juga pasti marah pake banget lah! Bisa gue potong anunya kalo itu cowok nggak mau tanggung jawab sama kakak gue! Duh amit-amit dah jangan sampai.
Banyak cobaan sebenernya selama ini buat mempertahankan keperjakaan gue sampe sekarang. Ada yang sampe-sampe gue ngeluarin anak-anak gue di toilet mall ‘kan kasihan! Gara-garanya nonton film di bioskop sama pacar gue waktu SMA dulu.
Eehh tiba-tiba nongol dah adegan s*x scene padahal itu film action. Dan gilanya, tangan pacar gue malah ngelus junior gue, gimana nggak nonjol di balik celana tuh junior gue yang udah keliatan minta lebih dari elusan!
Bangsul emang.
Dari hari itu, gue mulai menjauh dari pacar gue. Trus nggak lama, dia mutusin gue, alasannya sifat gue yang berubah.
Ya iyalah gue menghindar, kalo nggak junior gue bakal minta dielusin lagi kalo deket-deket sama dia.
Dan sekarang, pertahanan gue mulai goyah gara-gara badgirl yang lagi mabuk nggak pake baju ini.
Jujur gue benci banget sama cewek yang suka mabuk-mabukan. Apa manfaatnya coba? Dapet nggak sadar diri sih iya! Yang ada nyosor sana-sini, ngelepas baju sembarangan, marah-marah nggak jelas, nangis nggak jelas juga. Sementang nggak sadar diri seenak jidat melakukan apapun.
Contohnya kayak sekarang nih, dia malah ngelumat bibir gue lembut banget, terus lama-lama gue jadi ke-enakan dan jantung gue pun juga sekarang udah serasa mau copot merasakan permainan bibir dia di bibir gue.
Awalnya gue berontak dengan dorong pelan pinggang dia yang nempel di tubuh gue gara-gara ada rasa Alkohol di mulut gue, tapi tangan gue tiba-tiba melemah, karena jantung gue mulai berdegup kencang. Ini gue keenakan, atau gugup takut nafsu naik, juga nggak ngerti.
Entah kenapa bibir gue yang awalnya diam malah terbuka bebas merasakan permainan nih cewek, mengikuti pergerakan mulutnya seolah gue membalas lumatan dia. Nggak lama gue bener-bener bales ciuman dia, gue rasa bibirnya merosot ke bawah dan...
Brug
Dia pingsan. Untung gue cepet nangkep tubuhnya lalu gue rebahin dia ke sofa lagi.
Gue duduk di seberang sofa dia rebahan, buat kasih jarak diantara kita. Memastikan diri gue juga biar nggak khilaf karena kita cuma berduaan di apartemennya yang luas ini.
Gue nunduk mulai mengatur nafas yang masih memburu karena jantung sialan nggak berhenti-henti hebohnya.
...
Canyol memegang pelipisnya, ia mengambil nafas panjang lalu membusnya dengan kasar.
Hampir aja ia terbawa suasana, apa lagi hawa dingin sangat mendukung untuk melakukan hal yang enggak-enggak buat dua orang lawan jenis yang hanya berdua sekarang.
Melihat tubuh Anna nggak pakai baju, Canyol langsung melepaskan sweater hitamnya buat menutupi tubuh Anna.
Canyol baru ingat tujuan dia kesini buat apa. Ia langsung mengambil HP Anna di atas meja buat miss call nomornya. Setelah selesai Canyol langsung berdiri dan meninggalkan Anna sendirian yang masih belum sadarkan diri.
...
Ting tong!
Mata Anna perlahan terbuka mendengar bel pintu apartemennya, kesadaran Anna sekarang udah pulih.
Sambil memegang kepalanya yang pusing, ia bangkit buat duduk, tiba-tiba sweater hitam besar merosot jatuh ke lantai dari atas tubuhnya.
Kening Anna berkerut kebingungan.'Punya siapa ini?'
Setelah sadar ia melihat tubuhnya yang cuma pakai bra hitam. Ia langsung melihat ke kakinya yang masih terbungkus celana panjang, Anna mengendus lega.
Ting tong!
Mendengar bel itu berbunyi lagi, Anna langsung memakai sweater hitam yang terlihat kebesaran di tubuhnya itu, lalu berjalan perlahan menuju pintu depan.
"Permisi ada paketan." Ucap seseorang dari balik pintu yang cukup keras.
Anna membuka pintunya. "Peketan?" Tanya Anna.
"Iya mbak, tolong tanda terima disini." Setelah Anna memparaf tanda terima, kurir itu memberi sebuah kotak paketan pada Anna.
"Terima kasih."
Anna langsung menutup pintu lalu berjalan menuju ruang tengah sambil memegang paketan dan tangan satunya kembali memegang kepalanya yang masih terasa pusing.
Ia pikir ini dari Papahnya yang menetap di Singapore, karena Papahnya sering mengirim barang seperti seperti sepatu, baju, tas untuk anak perempuannya ini.
Bukannya membuka paketan itu, Anna malah membiarkannya di atas meja yang ada botol-botol wine dan melanjutkan jalannya menuju kamar mandi di dalam kamarnya.
Ketika ingin melepas sweater yang dikenakannya, Anna mencium baju itu lebih dulu.
'ini kayaknya bukan bau parfum Sello' mungkin aja ‘kan waktu nggak sadarkan diri, Gina&Sello ke sini buat mengecek keadaan Anna. Karena setiap kali Anna nggak masuk kuliah, pasti mereka ke apartemennya.
Setelah melepas sweater itu Anna langsung terdiam kaget, ia ingat waktu melepas kemejanya lalu ia lempar entah kemana.
Anna langsung keluar menuju ruang tengah dengan keadaan masih memakai bra hitamnya. Mencari kemejanya yang ternyata ada dibelakang sofa dan langsung Anna pungut. Ia terduduk diam mengingat apa yang dirinya lakukan. Detak jantungnya meningkat cepat mengingat apa yang sudah terekam dalam pikirannya, entah itu mimpi atau nyata.
...
Gue memegang d**a yang jantungnya udah berdegup kencang. Gue nggak tau itu mimpi atau engga. Yang pasti gue merasa tadi ada Ansel mantan gue, yang baru gue putusin beberapa bulan yang lalu di Inggris, berdiri didepan gue dengan senyumnya yang selalu bikin gue betah setiap menatap muka dia berjam-jam, dan senyum itu juga yang sekarang sangat-amat gue rindukan.
Sampai akhirnya gue meluk dia sambil nangis sesegukan di d**a bidangnya. mengeluarkan rasa rindu gue ke dia yang udah kelewat batas walaupun dia udah menghianati gue. Dan juga mengeluarkan rasa sakit masalah-masalah yang nggak bisa gue tampung sendirian.
Awalnya gue merasa itu beneran Ansel, tapi seketika gue sadar, nggak mungkin seorang Ansel Elgort jauh-jauh kesini cuma buat ketemu gue yang notabenya cuma mantan.
Waktu tangis gue udah mulai mereda, dia ngelus punggung gue. Otomatis muka gue mendongak liat muka dia. Gue cuma diem memperhatikan wajahnya disetiap inci.
Ternyata bener cowok ini bukan Ansel.
Gue kecewa dan gue nggak terima kalo cowok yang depan gue sekarang bukan Ansel. Gue langsung tangkup wajahnya menggunakan kedua tangan gue karena dia mau berpaling kesamping.
Gue cium bibirnya dengan lembut seperti Ansel dulu lakukan ke gue, serasa ada tangan yang mau dorong pinggang gue, gue malah memperdalam ciuman ke dia. Gue meyakinkan diri sendiri kalau kejadian tadi bener-bener mimpi dan cowok didepan gue ini cuma bayangan Ansel yang serasa nyata.
Ya, gue harap begitu.