Darahku berdesir hebat dan tubuhku menggelinjang, setelah lidah-lidah mereka terampil diarea paling keras di tubuhku itu. Lidah-lidah mereka bagai ular menjulur menyapu setiap kulit kerasku. Nafasku mendengus ketika bagian zakarku tersapu oleh lidah terampil salah satu dari mereka. Bibirku bergetar menghasilkan rintihan lirih ketika kejantananku memasuki mulutnya. Serasa hangat namun sesak, bibir kecil gadis itu tak mampu sepenuhnya menelan kejantananku secara utuh. Hanya sampai setengahnya dan kembali lagi dengan sedakan dilehernya. Hadirin yang hadir merasa terpaku melihat perlakukan kedua gadis yang kukenal lugu itu. Tak kusangka, mereka selihai ini mempermainkan kejantananku ini~~jika aku tahu, dari dulu aku melakukan ini. Cukup lama, aku diperlakukan seperti itu. Sampai suatu ketik

