Chapter 87 : Rumah Cinta Tanpa Sekat

1404 Kata

Langit sore Magelang merah keemasan. Matahari seperti enggan tenggelam, seolah ingin menyaksikan sebuah kisah yang jauh lebih indah dari dongeng manapun—kisah cinta yang tak pernah diminta untuk sempurna, tapi selalu tulus sejak awal. Di halaman panti yang luas dan sederhana, anak-anak duduk berjejer di atas tikar. Beberapa kursi roda tampak sejajar. Balon warna-warni terikat di tiang bambu, menari-nari tertiup angin. Tak ada dekorasi mewah. Tapi ada tawa yang hangat, ada nyanyian dari hati. Dan di tengah mereka… berdiri Yulianto Atmaja, mengenakan kemeja putih bersih yang baru saja disetrika oleh tangan-tangan kecil penuh cinta. Wajahnya bersinar, tapi matanya berkaca. Bukan karena sedih. Tapi karena terlalu bahagia untuk bisa ditampung sendiri. Miura berdiri tak jauh darinya. Ia menge

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN