Bab 41 : Cincin Dalam Cappuccino

1361 Kata

Pagi di Semarang menyambut dengan sinar matahari yang hangat, tapi hati Yulianto berdegup lebih kencang daripada biasanya. Dia bukan sedang bersiap untuk menonton lomba Miura, bukan juga menghadiri pertemuan resmi. Hari ini… dia akan melakukan sesuatu yang bahkan untuk sekadar membayangkannya saja membuat telapak tangannya basah oleh keringat. Di sudut kamar hotelnya, sebuah kotak kecil berwarna biru navy tergeletak di atas meja. Di dalamnya, cincin emas putih dengan berlian mungil yang memantulkan cahaya pagi. Yulianto menatapnya lama, menghela napas panjang. “Lao Po… semoga kamu nggak nyedak nanti,” gumamnya sambil membayangkan rencana gila yang akan dia jalankan. Miura menerima pesan w******p dari Yulianto pagi itu : "Besok ketemu di Gelael, Mall Ciputra. Jam 10. Ada yang mau aku tun

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN