Tertarik pada pandangan pertama
Malam hari, di sebuah kamar hotel mewah ada seorang pria dan wanita.
" Tuan, kamu tahu kalau aku sudah mencintaimu sekian lama, aku selalu saja ingin lebih memahamimu. Apakah malam ini, Tuan bisa memberikan aku kesempatan untuk melayanimu.? " Ujar wanita yang berdiri di depan seorang pria sambil melepaskan semua pakaian yang ada pada tubuhnya. Menampakkan tubuh putih mulus dan seksi yang membuat semua pria tidak bisa menahan untuk menolaknya.
" Nona Melody, anda sangat memberiku kejutan dan tidak ada bedanya dengan wanita lain yang menggunakan cara yang sama untuk mendekatiku dengan cara seperti ini. " Kawab pria itu yang duduk di sofa dengan senyum sinisnya.
" Tuan, aku hanya begini padamu. Begitu bayak wanita cantik yang mendekati mu itu membuatku sangat cemburu, sehingga ingin rasanya aku menenggelamkan, mereka " lanjut wanita itu dengan duduk di kaki pria itu dengan tubuhnya yang tanpa busana.
" Baiklah, kalau itu yang kamu inginkan. Maka aku akan memberimu kejutan." Ucap pria itu dengan tatapan tajam.
" Ha, tu... Tuan, ini kenapa ? " Tanya wanita itu yang di todongkan pistol oleh pria itu di dadanya.
" Kenapa? Melody, bukankah kamu begitu ingin mendapatkan ku? Apa kamu kira saya itu pria yang sangat murahan.?"
" Tuan, aku serius padamu. Aku tidak main-main. " Jawab wanita itu sambil memundurkan langkahnya karena merasa ketakutan.
" Seharusnya kamu tahu sifatku kan? Apa kamu kira kalau kamu itu layak mendapatkan tubuhku.? "
" Tuan, kenapa kamu menolak semua wanita yang mencoba mendekatimu ? Apakah tubuhku tidak cukup bagus.? "
" Wanita jalang, aku bukan pria yang suka berhubungan dengan wanita manapun. Apa kamu pikir, aku akan menyentuhmu karena kamu sudah telanjang di depanku? Asal kamu tahu, ini bukan pertama kalinya ada wanita yang menelanjangkan dirinya di depanku."
" Tuan, pria mana yang bisa menolak situasi seperti ini ? Kenapa kamu tidak mencoba saja untuk melakukannya? Aku sangat yakin, kalau aku bisa memuaskanmu. "
" Memuaskanku? Kamu dan wanita lain sama saja, sama-sama tidak layak mendapatkan tubuhku. Karena tubuhku ini sangat berharga bagiku, dan aku hanya akan berhubungan dengan wanita pilihank. " Jawab pria itu lalu berdiri sambil menyimpan kembali pistolnya.
" Tuan, apakah kamu sudah memiliki wanita pilihanmu.? " Tanya wanita itu dengan sedih.
" Selama hidupku, belum pernah ada wanita yang layak bersamaku. Karena bagiku, mereka semua tidak penting sama sekali. " Jawab pria itu yang ingin pergi meninggalkan kamar hotel itu.
" Sebantar, aku hanya ingin melayanimu untuk malam ini saja. " Pinta wanita itu dengan memeluk pria itu dari belakang.
BRUUUK...
" Tuan, sakit " teriak wanita itu karena tubuhnya di hempaskan ke lantai.
" Jangan coba-coba menyentuhku. Kamu sangat mengecewakan ku Nona Melody. Mulai hari ini, kerja sama kita di batalkan. " bentak pria itu yang kemudian meninggalkan kamar hotel.
" Batalkan kerja sama dengan wanita itu. " Perintah pria itu dengan kesal pada Asistennya yang berada di luar kamar.
" Baik, Tuan " jawab Asistennya dengan menunduk.
" Nona Melody, anda cari masalah. Apa kamu kira dengan tubuhmu itu bisa membahagiakan Tuan kami, semua wanita sudah melakukan cara yang sama, dan hasilnya di tolak semua dan kerja sama di batalkan. Tuan kami tidak tertarik pada wanita manapun, walau tanpa pakaian juga tidak akan bisa menggodanya. " Batin Asisten pria itu.
Yah, dia adalah Jack Anderson. Ketua Mafia yang terkenal dengan kekejamannya. Pria berdarah dingin yang di takuti oleh semua kalangan, dan dia di kenal juga sebagai pria pematah hati wanita. Bagaimana tidak, sudah begitu banyak wanita yang berusaha mendekatinya. Akan tetapi, semua wanita itu mendapat kan balasan yang kejam dari pria itu.
Kemudian mereka pun memasuki lift menuju ke lantai dasar.
Disisi lain, terdapat seorang pria dan wanita yang sedang bertengkar.
" Vanisya ! Vani... " Panggil pria itu sambil mengejar wanita itu.
" Vanisya, dengarkan aku. " Kata pria itu yang menahan lengan Vanisya yang sedang menangis.
Di saat yang sama, Jack dan Asistennya keluar dari lift, langkah Jack terhenti saat menoleh ke arah pasangan yang bertengkar itu.
" Tidak perlu menjelaskan apapun, aku sudah melihat semuanya." Ujar Vanisya menangis terisak.
" Vanisya, maafkan aku. "
" Jason, aku tahu kalau kamu akan berpaling ke wanita lain. Hanya saja, aku tidak menyangka dengan cara begini aku mengetahuinya. " Kata Vanisya dengan derai air mata membasahi pipinya.
" Vani, maaf. Aku bukan sengaja membohongi mu, aku hanya tidak tahu bagaimana caranya mengatakan padamu. Kamu tahu, jika ibuku berharap aku berhubungan dengannya demi pangkat ku di Perusahaannya. "
" Demi uang dan pangkat kamu rela melakukannya? Jason, dari dulu aku tahu kamu aka jatuh cinta pada wanita lain. Di saat dulu kita baru mulai, aku pernah mengatakan jika suatu saat kamu berpaling ke wanita lain, kamu bisa memberitahu ku. Aku akan pergi dan tidak akan melarangmu, tapi kenapa kamu tidak memberitahuku? Aku mengetahuinya dengan melihat dengan mata kepalaku sendiri kamu dengan wanita itu, apa tidak terlalu kejam.? "
" Vanisya, aku... "
" Apa salahku? Aku menyukaimu selama empat tahun, aku mendukungmu apapun yang kamu lakukan. Dan di saat aku curiga jika wanita itu menyukaimu, aku lebih memilih diam karena aku tidak boleh egois, walau sebenarnya aku sudah curiga jika kamu juga sudah tertarik padanya. Apa karena dia cantik dan juga kaya? maka dari itu kamu mengkhianatiku.? " Tanya Vanisya dengan menangis histeris.
" Vanisya, kamu tidak salah. Kamu sangat baik padaku, bahkan selama kita bersama selama empat tahun ini kami tidak meminta apapun padaku, dan juga selama ini kita juga tidak pernah bertengkar karena kamu sering mengalah padaku. Aku mencintaimu dan kamu adalah yang terbaik. " ulIcap Jason dengan memeluk Vanisya yang sedang histeris.
" Tidak perlu mengasihaniku. Dari dulu aku tidak pernah percaya pada cinta, dan aku tahu semua pria sama, mereka tidak akan pernah cukup hanya dengan satu wanita di dalam hidup mereka. Jason, aku akan pergi dan tidak menyalahkan mu, aku tidak memiliki apapun jadi aku tidak bisa membantumu dalam karirmu. Ingat, jangan menyakitinya jika kamu sudah memilih dia, hati wanita sangat rapuh. " Icap Vanisya dengan melangkah pergi meninggalkan Jason dan melewati Jack yang sedang memperhatikan nya.
Jack yang menyaksikan pertengkaran mereka, membuatnya tidak beralih pandangan dari gadis itu. Secara tidak sadar, Jack merasakan kepedihan yang dirasakan oleh Vanisya yang sedang terluka.
" Aneh, kenapa hatiku merasa perih.? " Batin Jack dengan mata memerah yang sedang melihat gadis itu yang melangkah keluar dari hotel.
***